Stroke menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Meski demikian, stroke tetap bisa dicegah, yaitu dengan cara menerapkan pola hidup sehat di kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya lansia, stroke juga bisa terjadi pada usia yang jauh lebih muda. Stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu karena adanya perdarahan maupun penyumbatan darah.

Yuk, Mulai Terapkan Pola Hidup Sehat untuk Mencegah Stroke - Alodokter

Stroke pada usia dewasa muda dianggap lebih berbahaya karena tidak selalu memiliki gejala yang spesifik. Hal ini membuat diagnosisnya sering terlambat dan menyebabkan kecacatan permanen.

Pola Hidup Sehat untuk Mencegah Stroke

Risiko untuk terkena stroke bisa meningkat jika kamu menerapkan pola hidup tidak sehat. Kamu yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, kadar kolesterol yang tinggi, dan tekanan darah tinggi tergolong berisiko tinggi untuk terkena stroke.

Untuk itu, agar risiko terkena stroke dapat diminimalkan, kamu perlu untuk menjalani pola hidup sehat di setiap hari. Penerapan gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan cara:

1. Memperbaiki pola makan

Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan tekanan darah dan kadarkolesterol sehingga meningkatkan risiko stroke. Oleh karena itu, mulai sekarang batasi konsumsi garam, yakni tidak lebih dari 1 sendok teh sehari.

Selain itu, terapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang, seperti mengonsumsi daging tanpa lemak, memperbanyak konsumsi sayuran, buah, biji-bijian dan gandum utuh.

Sebaliknya, hindari atau batasi konsumsi makanan cepat saji, makanan olahan, makanan berminyak, dan minuman beralkohol. Pasalnya, konsumsi makanan atau minuman tersebut bisa meningkatkan tekanan darah, menaikkan berat badan, dan memperbesar risiko terjadinya stroke dalam jangka panjang.

2. Berolahraga secara teratur

Kelebihan berat badan dan kurang aktif bergerak dapat meningkatkan risiko stroke. Agar berat badan terkontrol, kamu perlu untuk membiasakan olahraga rutin setidaknya 30 menit per hari atau setara dengan 2,5 jam per minggu.

Olahraga teratur tidak hanya dapat membantu menjaga berat badan, tapi juga dapat membantu mengontrol tekanan darah, dan kadar kolesterol.

3. Berhenti merokok

Merokok dapat menyempitkan pembuluh darah arteri, sehingga meningkatkan risiko penyumbatan darah dan stroke. Oleh karena itu, sebaiknya kamu segera berhenti merokok.

Bagi yang tidak merokok, usahakan untuk tidak menjadi perokok pasif. Asap rokok yang dihirup perokok pasif juga bisa meningkatkan risiko ia mengalami penyempitkan pembuluh darah yang memicu stroke.

4. Mengelola stres

Stres berlebih yang tidak dikelola dengan baik dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko stroke. Ini karena stres dapat memicu tubuh mengeluarkan hormon yang dapat meningkatkan ketegangan pembuluh darah, sehingga tekanan darah pun naik.

Agar kamu tidak mudah mengalami stres, biasakanlah untuk fokus pada satu tugas dalam satu waktu. Kemudian, terapkan pola hidup sehat dan saat kamu mengalami stres, coba ceritakan kepada orang terdekat mengenai apa yang kamu rasakan.

Ketika kamu merasa tertekan, cobalah untuk menarik napas dalam atau keluar ruangan sejenak untuk menenangkan diri.

Terapkan gaya hidup sehat di atas dan ajak keluarga untuk turut menjalankannya, agar risiko untuk terkena stroke berkurang. Perubahan pola hidup yang dijalani secara bersama-sama cenderung akan lebih mudah untuk dilakukan.

Bila kamu memiliki faktor-faktor risiko untuk terkena stroke, berkonsultasilah pada dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.