Diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, alergi makanan, hingga gangguan pada pada sistem pencernaan. Oleh karena itu, diperlukan diagnosis yang tepat agar penyebab diare dapat diketahui dan penanganan bisa dilakukan dengan benar.
Beberapa Pemeriksaan untuk Diagnosis Diare
Dokter biasanya akan mendiagnosis diare dengan beberapa tahapan berikut:
Tanya jawab
- Tahap awal diagnosis diare dilakukan dengan tanya jawab. Dokter akan menanyakan:
- Gejala yang dialami dan sudah berapa lama berlangsung
- Riwayat penyakit atau obat-obatan yang sedang dikonsumsi
- Pola makan dan minuman terakhir yang dikonsumsi
- Riwayat bepergian atau kebiasaan yang bisa memicu diare
Informasi tersebut membantu dokter menilai apakah diare termasuk diare akut (berlangsung singkat) atau diare kronis (lebih dari 2 minggu).
Pemeriksaan fisik
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kondisi tubuh secara umum dan mencari tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, kulit kurang elastis, atau tekanan darah menurun.
Pemeriksaan penunjang
Jika diperlukan, dokter akan menyarankan pemeriksaan tambahan untuk memastikan penyebab diare. Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi infeksi, gangguan penyerapan nutrisi, atau menemukan darah atau lendir pada tinja
- Tes darah, untuk mengetahui tanda infeksi, anemia, atau penyakit lain yang bisa menyebabkan diare kronis
- Kolonoskopi, untuk melihat langsung kondisi dinding usus besar, apakah ada peradangan, luka, polip, atau tumor
Kombinasi dari tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang membantu dokter menentukan penyebab diare serta langkah pengobatan yang tepat.
Segera konsultasikan ke dokter bila diare berlangsung lama, disertai darah, atau muncul tanda dehidrasi. Anda juga bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran awal sebelum melakukan pemeriksaan langsung.