Infeksi Salmonella atau salmonelosis adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan. Penyakit ini terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri penyebabnya, yaitu bakteri Salmonella.

Bakteri Salmonella bisa hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan dan menyebar melalui tinja atau feses. Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella dapat mengalami gejala berupa demam, diare, dan kram perut selama 4–7 hari. Bakteri ini juga sering menyebabkan keracunan makanan.

Infeksi Salmonella - Alodokter

Meski sama-sama disebabkan oleh bakteri Salmonella, tipes dan salmonelosis merupakan dua penyakit yang berbeda. Tipes disebabkan oleh salah satu jenis bakteri Salmonella, yaitu Salmonella typhi. Dibandingkan dengan infeksi Salmonella, tipes lebih jarang terjadi tetapi lebih sering menyebabkan kondisi yang serius.

Penyebab Infeksi Salmonella

Infeksi Salmonella atau salmonelosis disebabkan oleh bakteri Salmonella. Infeksi ini menyerang manusia melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja atau feses yang mengandung bakteri tersebut.

Beberapa jenis makanan yang paling umum mengandung bakteri Salmonella adalah:

  • Daging sapi, unggas (termasuk ayam broiler), atau makanan laut yang masih mentah atau setengah matang
  • Susu atau produk susu olahan yang tidak dipasteurisasi
  • Telur mentah atau setengah matang
  • Buah-buahan atau sayur-sayuran yang tidak dicuci
  • Bahan makanan yang dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri Salmonella
  • Makanan olahan, seperti nugget atau sosis

Seseorang juga dapat terinfeksi bakteri Salmonella akibat memegang, memeluk, atau mencium hewan, misalnya iguana, anak ayam, anak burung, atau kura-kura.

Faktor risiko infeksi Salmonella

Infeksi Salmonella dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi Salmonella, yaitu:

  • Berusia di bawah 5 tahun (balita) atau di atas 65 tahun (lansia)
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
  • Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, antibiotik, dan antasida
  • Menderita penyakit radang usus
  • Memiliki hewan peliharaan di rumah, seperti anjing atau kucing

Gejala Infeksi Salmonella

Gejala infeksi Salmonella atau salmonelosis dapat muncul 12–72 jam setelah seseorang terinfeksi. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah:

  • Diare
  • Kram perut
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Hilang nafsu makan

Gejala infeksi Salmonella umumnya berlangsung selama 4–7 hari. Namun, penderita juga dapat mengalami diare hingga 10 hari dan memerlukan waktu beberapa bulan agar usus kembali berfungsi dengan normal.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika:

  • Diare berlangsung lebih dari 3 hari dan makin memburuk
  • Demam lebih dari 38°C
  • Terdapat darah pada tinja
  • Muntah secara terus-menerus

Diagnosis Infeksi Salmonella

Untuk mendiagnosis infeksi Salmonella atau salmonelosis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, serta makanan atau minuman yang dikonsumsi pasien dalam 24 jam terakhir.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, seperti memeriksa tanda-tanda vital pasien serta menekan perut untuk mendeteksi adanya pembengkakan.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemeriksaan feses, untuk mengetahui jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
  • Tes darah, untuk melihat tanda-tanda infeksi dan dehidrasi

Pengobatan Infeksi Salmonella

Pengobatan infeksi Salmonella tergantung tingkat keparahan penyakitnya. Pada kasus salmonellosis yang ringan, pasien umumnya dapat melakukan penanganan mandiri di rumah, seperti:

  • Minum air yang cukup, untuk mencegah dehidrasi
  • Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala, seperti alkohol, kafein, susu, makanan berminyak, serta makanan pedas
  • Menggunakan bantalan hangat, untuk mengurangi kram perut

Sementara pada kasus yang parah, pasien umumnya perlu dirawat di rumah sakit. Dokter akan memberikan infus cairan untuk mengganti kekurangan cairan akibat diare. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obat lain, yaitu:

  • Loperamide, untuk meredakan diare
  • Paracetamol, untuk meredakan demam
  • Antibiotik, seperti ciprofloxacin atau thiamphenicol, untuk mengatasi infeksi bakteri jika penyakit sudah sangat parah atau pasien memiliki daya tahan tubuh yang lemah

Komplikasi Infeksi Salmonella

Infeksi Salmonella umumnya tidak menyebabkan komplikasi atau kondisi serius. Akan tetapi, pada beberapa orang seperti ibu hamil, balita, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah, komplikasi di bawah ini dapat terjadi:

  • Dehidrasi
    Dehidrasi dapat terjadi pada penderita salmonellosis yang tidak mendapatkan cukup cairan selagi mengalami diare secara terus-menerus. Segera ke dokter jika mengalami gejala dehidrasi, seperti jumlah dan frekuensi buang air kecil menurun, mulut dan tenggorokan kering, serta mata cekung.
  • Bakteremia
    Infeksi Salmonella dapat masuk ke dalam aliran darah. Kondisi yang disebut dengan bakteremia ini dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh sehingga menimbulkan kerusakan organ, seperti otak, jantung, dan pembuluh darah.
  • Sindrom Reiter atau reactive arthritis
    Penderita infeksi Salmonella dapat mengalami sindrom Reiter, yaitu radang sendi yang diakibatkan oleh infeksi. Penderita dapat mengalami iritasi mata, sakit saat buang air kecil, dan nyeri sendi.

Pencegahan Infeksi Salmonella

Untuk mencegah infeksi Salmonella, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Mencuci tangan sebelum makan, memasak, setelah menggunakan toilet, serta setelah memegang dan membersihkan kotoran hewan
  • Mencuci bahan makanan sebelum dikonsumsi, seperti sayur-sayuran atau buah-buahan
  • Menghindari konsumsi daging mentah atau tidak matang
  • Menghindari konsumsi telur mentah atau makanan yang mengandung telur mentah
  • Memisahkan penyimpanan makanan mentah dengan makanan yang sudah matang
  • Menyimpan daging merah, daging unggas, dan makanan laut secara terpisah dari bahan makanan lain di dalam kulkas
  • Menggunakan talenan terpisah untuk daging mentah
  • Menjaga kebersihan dapur beserta dengan alat-alatnya
  • Tidak menyiapkan makanan untuk orang lain ketika sedang mengalami diare atau muntah