Radang ginjal adalah peradangan yang terjadi pada salah satu bagian ginjal. Kondisi yang juga dikenal dengan nefritis ini dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai jenis radang ginjal beserta gejalanya agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan.

Ginjal memiliki beragam fungsi penting, yaitu menyaring darah, membuang limbah hasil metabolisme melalui urine, menjaga keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, serta mengendalikan tekanan darah. Masalah pada ginjal, termasuk radang ginjal, dapat menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi tersebut.

Radang Ginjal, Jenis dan Pencegahannya - Alodokter

Radang ginjal umumnya disebabkan oleh gangguan autoimun, infeksi virus atau bakteri, dan paparan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Gejala yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung area ginjal yang mengalami peradangan.

Untuk beberapa kondisi, radang ginjal terkadang tidak didahului oleh gejala yang spesifik dan menyerupai gejala penyakit lain sehingga sulit terdeteksi. Guna mewaspadai terjadinya penyakit ini, penting bagi Anda untuk memahami jenis radang ginjal beserta gejalanya.

Jenis Radang Ginjal

Terdapat dua jenis radang ginjal yang paling umum terjadi dan perlu Anda ketahui, yaitu:

Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomeruli, yaitu pembuluh darah kecil di dalam ginjal yang berfungsi untuk menyerap kelebihan cairan, elektrolit, dan zat limbah dari darah, yang kemudian dibuang melalui urine. Di bagian inilah terjadi proses penyaringan darah.

Glomerulonefritis paling sering disebabkan oleh kelainan pada sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang jaringan tubuh yang sehat. Kondisi ini umumnya baru terdeteksi saat penderita menjalani tes urine atau tes darah.

Jenis radang ginjal ini dapat menimbulkan gejala berupa bengkak di bagian tubuh tertentu seperti kaki dan wajah, adanya darah dalam urine, sesak napas, dan nyeri perut.

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut. Jika tidak diobati, glomerulonefritis dapat menimbulkan risiko di kemudian hari, seperti tekanan darah tinggi hingga gagal ginjal.

Nefritis interstisial

Nefritis interstisial adalah peradangan pada jaringan yang mengelilingi bagian penyaring ginjal. Kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berkembang secara perlahan (kronis). Nefritis interstisial dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:

  • Alergi obat
  • Gangguan autoimun, seperti penyakit Kawasaki dan lupus
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya paracetamol dan aspirin, dalam jangka panjang
  • Kadar kalium yang terlalu rendah
  • Kadar kalsium atau asam urat yang terlalu tinggi

Gejalanya berupa demam, ruam, mual dan muntah, kelelahan, mudah mengantuk, jumlah urine berkurang atau justru bertambah, adanya darah dalam urine, pembengkakan anggota tubuh tertentu, serta pertambahan berat badan akibat penumpukan cairan.

Untuk menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain, seperti tes darah, tes urine, tes fungsi ginjal, USG ginjal, dan biopsi ginjal.

Pada umumnya, nefritis interstisial hanya bersifat sementara. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan ginjal permanen, seperti gagal ginjal kronis.

Selain kedua jenis radang ginjal di atas, ada beberapa jenis radang ginjal lainnya, yaitu:

  • Pielonefritis, yaitu peradangan yang bermula dari infeksi saluran kencing dan menjalar ke ginjal.
  • Lupus nefritis, yaitu peradangan pada ginjal akibat penyakit lupus, penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem imun.
  • Nefropati diabetik, yaitu penyakit ginjal yang muncul sebagai komplikasi dari penyakit diabetes. Kerusakan ginjal akibat diabetes ini diduga disebabkan oleh meningkatnya reaksi peradangan di ginjal serta rusaknya struktur dan fungsi ginjal karena kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol.

Langkah Pencegahan Radang Ginjal

Berdasarkan penyebabnya, radang ginjal dapat dicegah dengan cara-cara berikut:

  • Mengontrol tekanan darah dengan menghindari konsumsi makanan tinggi lemak dan garam
  • Menghindari konsumsi obat-obatan atau produk herbal dalam jangka panjang bila tidak direkomendasikan oleh dokter
  • Menjaga berat badan ideal dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan bernutrisi
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Mengontrol kadar gula darah dengan membatasi konsumsi makanan atau minuman tinggi gula
  • Menerapkan perilaku seks aman dengan tidak berganti pasangan dan menggunakan kondom karena radang ginjal lebih mudah terjadi pada penderita hepatitis dan HIV

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala yang diduga berkaitan dengan radang ginjal. Perlu diingat pula bahwa Anda tetap berisiko mengalami radang ginjal meski tidak merasakan gejala apa pun. Oleh karena itu, ubah gaya hidup menjadi lebih sehat guna mengurangi risiko terkena gangguan ginjal.