Lupus nefritis adalah peradangan pada ginjal akibat pengaruh penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau yang lebih dikenal dengan nama lupus. Penyakit ini merupakan salah satu komplikasi akibat lupus yang paling sering terjadi.

Lupus nefritis tergolong dalam penyakit autoimun. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh respons tidak normal sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat di ginjal. Kondisi tersebut menyebabkan ginjal mengalami peradangan dan memunculkan gejala, seperti tekanan darah tinggi, darah dan protein dalam urine, hingga gagal ginjal.

Lupus nefritis merupakan kondisi yang cukup serius sehingga harus segera mendapat penanganan dari dokter.

Penyebab Lupus Nefritis

Lupus nefritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel ginjal yang sehat sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Pada kondisi normal, sistem imun hanya akan menyerang kuman yang masuk ke dalam tubuh. Akan tetapi, pada penderita lupus nefritis, sistem imun mengalami kelainan dan malah menyerang sel-sel tubuh sendiri, termasuk sel-sel ginjal. Kelainan sistem imun ini dikenal dengan autoimun.

Belum diketahui secara pasti mengapa sistem imun menyerang sel-sel sehat di ginjal. Namun, kondisi tersebut lebih berisiko terjadi pada orang dengan sejumlah faktor di bawah ini:

  • Berjenis kelamin wanita
  • Berusia 15–45 tahun
  • Terpapar racun atau bahan kimia tertentu
  • Memiliki riwayat lupus dalam keluarga
  • Menderita penyakit autoimun lainnya

Seseorang yang menderita lupus nefritis dapat mengalami kambuhnya gejala-gejala lupus nefritis (flare) jika terpapar pemicu lupus. Beberapa kondisi yang dapat memicu kambuhnya gejala lupus nefritis adalah:

  • Terpapar sinar matahari secara langsung
  • Terpapar silika, yaitu salah satu mineral dari lingkungan
  • Terpapar merkuri atau air raksa
  • Mengalami stres
  • Merokok
  • Mengonsumsi obat-obatan, seperti antibiotik dan obat antikejang
  • Mengalami perubahan hormon, misalnya ketika hamil atau menstruasi
  • Menderita infeksi, baik oleh bakteri maupun virus

Gejala Lupus Nefritis

Gejala lupus nefritis tidak jauh berbeda dengan gejala gangguan ginjal lainnya. Gejala ini biasanya muncul secara bersamaan atau segera setelah gejala lupus muncul.

Beberapa gejala lupus nefritis yang dapat muncul adalah:

  • Darah dalam urine (hematuria)
  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari
  • Urine berbusa
  • Kenaikan berat badan, akibat kelebihan cairan dalam tubuh
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Pembengkakan di telapak kaki, pergelangan kaki, dan betis
  • Nyeri dan pembengkakan sendi
  • Nyeri otot
  • Protein di dalam urine (proteinuria)
  • Demam
  • Ruam kulit kemerahan pada pipi, wajah, dan hidung

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika Anda mengalami salah satu gejala yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dengan segera sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang serius.

Anda juga perlu segera cari pertolongan ke IGD bila mengalami gejala-gejala yang bisa menandakan gagal ginjal akut pada lupus nefritis, yaitu:

  • Nyeri perut tidak tertahankan
  • Sulit atau tidak dapat buang air kecil
  • Tubuh mudah lelah
  • Urine berbuih
  • Penurunan nafsu makan
  • Sesak napas
  • Bengkak di kaki, wajah, dan kelopak mata
  • Penurunan kesadaran

Diagnosis Lupus Nefritis

Sebagai langkah awal pemeriksaan, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa ruam kulit.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menjalankan serangkaian tes berikut:

1. Pemeriksaan urine

Pemeriksaan urine bertujuan untuk menilai fungsi ginjal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur kadar protein, sel darah merah, dan sel darah putih pada sampel urine.

2. Tes darah

Tes darah dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal, dengan melihat kandungan zat-zat sisa dalam darah, seperti kreatinin dan ureum. Tes darah ini juga meliputi hitung darah lengkap dan tes antibodi ANA (antinuclear antibody).

3. Pemeriksaan urine 24 jam

Metode ini bertujuan untuk mengukur kemampuan ginjal dalam menyaring zat-zat sisa dalam tubuh. Pemeriksaan ini akan menunjukkan seberapa banyak kandungan protein yang muncul di urine selama 24 jam.

4. USG perut

Pemeriksaan USG perut (USG abdomen) dilakukan dengan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan kondisi ginjal secara detail. Dari pemeriksaan ini, dokter bisa melihat bila ada kelainan pada bentuk dan ukuran ginjal.

5. Biopsi ginjal

Dokter akan mengambil sampel jaringan ginjal kemudian memeriksanya di bawah mikroskop. Prosedur ini bertujuan untuk mendeteksi kerusakan jaringan ginjal dan mencari tahu penyebabnya.

Pengobatan Lupus Nefritis

Pengobatan lupus nefritis bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul, mencegah kambuhnya lupus (flare), dan mencegah kerusakan pada ginjal. Metode pengobatan yang akan dilakukan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan lupus nefritis yang diderita.

Secara garis besar, pengobatan lupus nefritis adalah dengan pemberian obat-obatan berikut ini:

Obat kortikosteroid

Obat kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan, terutama pada ginjal. Contoh obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati lupus nefritis adalah methylprednisolone.

Obat imunosupresif

Obat imunosupresif digunakan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh sehingga kerusakan jaringan ginjal akibat serangan sistem imun dapat dikurangi. Contoh obat ini adalah hydroxychloroquinone, mycophenolate mofetil, dan cyclophosphamide.

Obat antihipertensi

Kerusakan jaringan ginjal akibat lupus nefritis dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada penderitanya. Contoh obat antihipertensi yang dapat digunakan pada penderita lupus nefritis adalah:

Selain dengan obat-obatan, pasien lupus nefritis diharuskan mengurangi makanan yang mengandung garam dan protein tinggi untuk menjaga tekanan darah. Pasien juga perlu menjauhi paparan pemicu lupus, seperti sengatan sinar matahari dan antibiotik, untuk mencegah lupus nefritis kambuh kembali.

Komplikasi Lupus Nefritis

Komplikasi paling parah dari lupus nefritis adalah gagal ginjal. Pasien yang mengalami gagal ginjal harus melakukan hemodialisis atau cuci darah untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring kotoran dalam tubuh, menjaga keseimbangan kadar mineral di dalam darah, dan mengendalikan tekanan darah.

Pasien lupus nefritis yang mengalami gagal ginjal juga dapat menjalani transplantasi ginjal. Prosedur ini hanya akan disarankan pada pasien yang ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi.

Pencegahan Lupus Nefritis

Cara terbaik untuk melindungi diri dari gangguan ginjal, termasuk lupus nefritis adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

  • Berolahraga secara rutin
  • Mengonsumsi banyak air putih
  • Tidak merokok
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Menjaga tekanan darah agar tetap normal
  • Mengurangi makanan tinggi kolesterol
  • Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam
  • Menghindari penggunaan obat-obatan yang bisa memengaruhi ginjal, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Bagi penderita lupus, dianjurkan untuk selalu menjalani kontrol rutin dan mengonsumsi obat-obatan yang telah diberikan dokter, seperti obat hydroxychloroquine. Hal ini dapat menurunkan risiko penderita lupus mengalami lupus nefritis.