Milia adalah benjolan kecil berwarna putih yang umumnya tumbuh di bagian wajah, seperti hidung, pipi, dan di bawah mata. Milia bisa dialami oleh siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh bayi yang baru lahir.

Milia umumnya tidak berbahaya dan tidak perlu diobati karena dapat hilang dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, milia dapat cukup mengganggu dan tidak bisa hilang dengan sendirinya. Pada kondisi tersebut perlu dilakukan tindakan untuk menghilangkannya.

Milia - Alodokter

Milia berbeda dengan miliaria (biang keringat). Miliaria merupakan ruam kemerahan di kulit yang dapat terasa gatal atau perih. Kondisi ini terjadi akibat penyumbatan pada kelenjar keringat.

Istilah milia digunakan jika benjolan putih kecil tumbuh secara berkelompok. Bila hanya ada satu benjolan, kondisi ini disebut milium.

Jenis Milia

Secara umum, milia terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

  • Neonatal milia, yaitu istilah untuk milia pada bayi baru lahir. Milia jenis ini umumnya muncul di sekitar hidung.
  • Primary milia atau milia primer, yaitu milia yang muncul pada anak-anak dan dewasa. Milia primer biasanya menghilang dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan.
  • Secondary milia atau milia sekunder, yaitu milia yang muncul di kulit yang cedera. Kondisi ini bisa terjadi akibat luka lepuh, luka bakar, atau penggunaan krim kulit yang mengandung kortikosteroid.
  • Milia en plaque, yaitu jenis milea yang cukup parah dan belum diketahui pasti penyebabnya. Milia en plaque biasanya tumbuh cukup lebar dan menonjol dengan diameter mencapai beberapa sentimeter. Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita paruh baya.
  • Multiple eruptive milia, yaitu milia yang biasanya muncul berkelompok dalam kurun waktu beberapa minggu atau bulan. Milia jenis ini juga jarang terjadi.

Penyebab Milia

Milium atau milia terbentuk ketika sel kulit mati atau protein yang bernama keratin terperangkap di bawah permukaan kulit. Belum diketahui secara pasti mengapa milia tumbuh pada bayi baru lahir. Namun, pada orang dewasa, munculnya milea berkaitan dengan kerusakan di kulit, seperti:

  • Luka lepuh akibat kondisi atau penyakit tertentu, seperti epidermolisis bulosa, cicatricial pemphigoid, atau porphyria cutanea tarda
  • Luka lepuh akibat paparan tanaman beracun, seperti poison ivy
  • Paparan sinar matahari dalam waktu yang lama atau akibat luka bakar
  • Penggunaan krim kortikosteroid dalam jangka panjang
  • Perawatan kulit dengan prosedur tertentu, seperti dermabrasi atau laser resurfacing

Gejala Milia

Milia ditandai dengan benjolan yang berwarna putih mutiara atau putih kekuningan. Benjolan ini berukuran kecil dengan diameter sekitar 1–2 milimeter. Meskipun tidak menimbulkan nyeri, benjolan akibat milia bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi sebagian penderitanya.

Milia juga dapat berwarna kemerahan dan mengalami iritasi bila bergesekan dengan pakaian atau seprai yang berbahan kasar.

Milium atau milia bisa muncul di bagian kulit mana saja. Namun, milia lebih sering terjadi di beberapa bagian kulit berikut:

  • Kulit kepala
  • Dahi
  • Kelopak mata
  • Hidung
  • Belakang telinga
  • Pipi
  • Rahang
  • Bagian dalam mulut
  • Dada
  • Kelamin

Kapan harus ke dokter

Milia tidak tergolong berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Namun, jika milia menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu penampilan, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Anda juga sebaiknya memeriksakan anak Anda ke dokter jika ia memiliki benjolan di kulit yang tidak kunjung hilang setelah 3 bulan.

Diagnosis Milia

Dokter dapat mengenali milia hanya dengan melihat karakteristik benjolan di kulit. Meski begitu, pada pasien yang diduga menderita milia en plaque atau untuk mengetahui penyebab dari munculnya benjolan, dokter perlu melakukan biopsi (pengambilan sampel jaringan kulit) untuk diperiksa di laboratorium.

Pengobatan Milia

Bayi yang menderita milia umumnya tidak memerlukan penanganan khusus, karena milia tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Sementara pada remaja dan orang dewasa, milia biasanya hilang dalam beberapa bulan.

Meski demikian, milia juga bisa sangat menganggu. Terkadang, benjolan bahkan dapat bersifat permanen. Pada kondisi tersebut, perlu tindakan dari dokter untuk menghilangkan benjolan tersebut. Metode penanganan yang dapat dilakukan adalah:

  • Krioterapi, yaitu prosedur untuk membekukan dan menghancurkan benjolan milia menggunakan nitrogen cair
  • Dermabrasi, yaitu pengikisan lapisan kulit teratas dengan menggunakan alat khusus
  • Chemical peeling, yaitu pengikisan lapisan kulit teratas dengan mengoleskan cairan kimia
  • Ablasi laser, yaitu prosedur untuk menghilangkan milia dengan menggunakan laser
  • Diathermy, yaitu prosedur untuk menghilangkan milia dengan menggunakan suhu panas
  • Deroofing, yaitu prosedur untuk mengeluarkan isi milia dengan menggunakan jarum steril

Pada kasus milia en plaque, dokter dapat meresepkan antibiotik yang diminum (oral) atau krim isotretinoin untuk dioleskan ke kulit (topikal).

Komplikasi Milia

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, milia bukan kondisi yang berbahaya. Meski demikian, mencoba menghilangkan milia tanpa prosedur pengobatan yang benar, misalnya memencet atau mengerik milia, bisa menimbulkan bekas luka permanen.

Oleh karena itu, jika milia cukup mengganggu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Pencegahan Milia

Pada sebagian besar kasus, milia tidak bisa dicegah. Namun, Anda disarankan untuk menjaga kesehatan kulit guna mengurangi risiko terjadinya milia, terutama milia sekunder. Beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah:

  • Melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang berlebihan dengan mengoleskan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih
  • Menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit
  • Membersihkan wajah secara rutin dengan sabun yang lembut dan bebas parfum
  • Menghindari penggunaan produk yang mengandung kortikosteroid yang dapat dibeli tanpa resep dokter
  • Menambah asupan bahan makanan sumber vitamin B dan vitamin E

Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter mengenai produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit Anda. Anda juga bisa berkonsultasi mengenai cara merawat dan membersihkan kulit dengan benar.