Gejala ketergantungan obat bisa ditandai dengan gelisah dan susah tidur. Seiring waktu, gejalanya bisa memburuk hingga membuat orang yang mengalaminya kejang, bahkan pingsan. Oleh karena itu, penanganan diperlukan guna mencegah perburukan gejala yang dapat terjadi.

Ketergantungan obat sering dikaitkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain, ekstasi, dan ganja. Namun, kondisi ini sebenarnya juga dapat terjadi pada orang yang menyalahgunakan resep obat dari dokter.

10 Gejala Ketergantungan Obat dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Artinya, ketergantungan obat bisa terjadi ketika mengonsumsi obat secara berulang kali melebihi dosis atau tidak sesuai anjuran dokter.

Beberapa jenis obat yang sering disalahgunakan adalah obat penghilang rasa sakit seperti opioid, obat penenang misalnya benzodiazepin, serta beberapa jenis stimultan seperti methylphenidate, dextroamphetamine, dan amphetamine yang biasa digunakan untuk mengatasi (ADHD) atau gangguan tidur.

Beragam Gejala Ketergantungan Obat

Gejala ketergantungan obat yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung usia, jenis obat, dan dosisnya. Namun, beberapa gejala yang umumnya bisa terjadi meliputi:

1. Gangguan tidur

Gangguan tidur, seperti insomnia, menjadi gejala yang sering muncul pada orang yang ketergantungan terhadap obat penenang dan beberapa jenis obat pereda nyeri. Gejala ini bisa mengganggu waktu tidur di malam hari dan menyebabkan rasa kantuk hebat di siang hari.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan juga dapat dialami oleh orang yang memiliki ketergantungan pada beberapa jenis obat, seperti obat antinyeri, antihistamin, kortikosteroid, dan antidepresi.

Gangguan kecemasan memang dapat terjadi pada awal konsumsi obat-obatan di atas, khususnya obat antidepresi, atau saat konsumsi obat dihentikan secara mendadak. Namun, penggunaan yang berlebihan tanpa anjuran dokter juga bisa memperburuk gangguan kecemasan.

3. Sembelit

Ketergantungan pada obat antidepresan atau opioid dapat memicu terjadinya sembelit. Ini karena penggunaan obat dapat memengaruhi saraf yang terdapat di usus sehingga penderita akan kesulitan buang air besar.

4. Mual dan muntah

Salah satu gejala ketergantungan obat lainnya adalah mual dan muntah. Kondisi ini masih berhubungan dengan saraf di saluran pencernaan yang dipengaruhi oleh obat-obatan.

5. Gemetaran

Gemetaran atau tremor adalah respons sistem saraf dan otot akibat ketergantungan beberapa jenis obat tertentu, seperti obat kejang, obat asma, antidepresan, antivirus, dan antibiotik. Kondisi ini dapat memengaruhi beberapa bagian tubuh, seperti tangan, lengan, dan tungkai.

6. Halusinasi atau delusi

Halusinasi adalah kondisi ketika mendengar, merasa, melihat, atau mencium sesuatu yang sumbernya tidak nyata. Sementara itu, delusi adalah khayalan, pikiran, atau keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Kedua kondisi ini dapat dialami oleh orang yang menggunakan atau memiliki ketergantungan pada jenis obat penenang, opioid, maupun amphetamin.

7. Kejang

Kejang terjadi ketika sel-sel otak tidak berfungsi dan mengirimkan sinyal listrik secara tidak terkendali hingga memengaruhi anggota tubuh lainnya. Kondisi ini dapat dialami penderita ketergantungan obat anticemas dan obat penenang.

Penarikan atau penghentian konsumsi obat tersebut secara tiba-tiba juga bisa menyebabkan kejang.

8. Gangguan penglihatan

Penyalahgunaan resep obat, seperti amphetamine, methamphetamin, dan benzodiazepin yang dilakukan terus-menerus bisa menyebabkan gangguan respons saraf mata terhadap rangsangan.

Akibatnya, terjadi penyempitan atau pelebaran ukuran pupil mata secara tidak normal. Hal ini pun dapat memengaruhi kualitas penglihatan penderitanya.

9. Kesulitan bernapas

Penyalahgunaan obat opioid dapat menyebabkan laju pernapasan melambat hingga berisiko menghentikan pernapasan. Bahkan, pada kasus konsumsi yang berlebihan, ketergantungan jenis obat ini bisa menyebabkan kematian mendadak.

10. Penurunan kesadaran

Salah satu gejala serius dari ketergantungan obat adalah menurunnya kesadaran atau koma. Hal ini dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi obat penenang atau obat anticemas secara berlebihan.

Cara Mengatasi Ketergantungan Obat

Konsultasi ke dokter menjadi jalan untuk mengatasi masalah ketergantungan obat. Nantinya, penderita akan mendapatkan perawatan untuk menetralkan efek obat dan mengatasi kecanduan yang dialami sesuai jenis, jumlah, dan lamanya waktu penggunaan obat.

Tidak hanya dari segi medis, dukungan dan rasa peduli dari orang terdekat juga bisa membantu penderita untuk terlepas dari ketergantungannya terhadap obat tertentu.

Untuk menghindari ketergantungan obat, pastikan Anda telah mengonsumsi obat sesuai petunjuk yang diberikan dokter. Selain itu, jangan pernah menambah, mengurangi, atau menghentikan dosis obat tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Penyalahgunaan resep obat bisa menyebabkan berbagai masalah, terlebih jika obat yang diminum tidak sesuai dosis dari dokter. Oleh karena itu, jika Anda atau orang sekitar Anda mengalami gejala ketergantungan obat, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan bantuan dan dukungan medis yang tepat.