Ada beragam penyebab kepala kliyengan, mulai dari dehidrasi, vertigo, hingga gangguan irama jantung. Meskipun umumnya kliyengan tidak berbahaya dan dapat membaik dengan sendirinya, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehingga membutuhkan penanganan.

Kliyengan digambarkan sebagai sensasi pusing seperti berputar, melayang, kehilangan keseimbangan, atau terasa akan pingsan. Keluhan ini dapat disertai dengan mual dan makin memburuk ketika penderitanya berjalan, berdiri, atau menggerakkan kepala.

10 Penyebab Kepala Kliyengan dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Kliyengan bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis tertentu. Mengetahui penyebab kepala kliyengan dapat menjadi langkah awal untuk menghilangkan keluhan ini secara efektif.

Beragam Penyebab Kepala Kliyengan

Berikut ini adalah beragam penyebab kepala kliyengan yang umum terjadi:

1. Mabuk perjalanan

Mabuk perjalanan umum dialami oleh orang yang bepergian, baik menggunakan moda transportasi darat, laut, maupun udara.

Kondisi ini terjadi akibat otak tidak dapat memproses sinyal yang diterima dari beberapa anggota tubuh. Hal inilah yang menyebabkan seseorang mengalami kliyengan, mual, dan muntah.

2. Vertigo

Kliyengan merupakan salah satu sensasi yang dirasakan ketika mengalami vertigo. Kepala kliyengan karena vertigo disebabkan karena adanya gangguan pada pusat keseimbangan, baik di telinga maupun di otak.

Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan vertigo adalah BPPV, penyakit Meniere, dan tumor.

3. Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika fungsi tubuh mengalami gangguan karena kekurangan atau kehilangan banyak cairan. Selain menjadi penyebab kepala kliyengan, dehidrasi juga bisa membuat penderitanya merasa sangat haus dan jarang kencing.

Dehidrasi juga dapat membuat jumlah urine berkurang dan mengubah warna urine menjadi pekat.

4. Hipotensi ortostatik

Hipotensi ortostatik juga bisa menjadi penyebab kepala kliyengan. Kondisi yang lebih banyak dialami oleh lansia ini terjadi ketika tekanan darah menurun secara tiba-tiba saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring.

Penyebab terjadinya hipotensi ortostatik meliputi dehidrasi, berbaring dalam waktu lama, kehamilan, masalah pada katup jantung maupun gagal jantung, dan konsumsi obat, termasuk obat penurun tekanan darah.

5. Hipoglikemia

Kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal atau hipoglikemia dapat menjadi penyebab kepala kliyengan. Ketika gula darah menurun, tubuh, termasuk otak, akan berusaha menggunakan energi seminimal mungkin. Kondisi inilah yang menyebabkan Anda merasa kliyengan.

Selain kliyengan, hipoglikemia juga dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti berkeringat, lapar dan gemetaran.

6. Anemia

Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang kaya akan zat besi atau hemoglobin. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak mampu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Kurangnya oksigen yang disebabkan oleh anemia dapat membuat Anda merasa kliyengan, mudah lelah, atau sesak napas.

7. Efek samping obat

Penyebab kepala kliyengan lainnya adalah efek samping dari konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat antikejang, antidepresan, obat darah tinggi, dan obat penenang.

Jika Anda mengalami kliyengan setelah mengonsumsi obat tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi kembali dengan dokter, guna mendapatkan penanganan yang sesuai, termasuk penggantian obat.

8. Infeksi

Kliyengan dapat menjadi gejala dari infeksi virus maupun infeksi bakteri. Beberapa penyakit akibat infeksi yang terkait dengan keluhan tersebut adalah COVID-19, flu, pilek, labirinitis, dan vestibular neuritis.

9. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson terjadi akibat kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak. Kondisi ini mengganggu kemampuan tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan. Jika sudah dalam stadium lanjut, penyakit ini dapat menjadi penyebab kepala kliyengan.

10. Penyakit jantung

Kliyengan dapat menjadi tanda dari gangguan jantung maupun pembuluh darah. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Beberapa kondisi yang dapat mengganggu aliran darah ke otak adalah penggumpalan darah, gagal jantung, aritmia, stroke, atau kardiomiopati.

Selain beberapa beberapa penyebab kepala kliyengan seperti yang telah disebutkan di atas, migrain, cedera kepala, keracunan karbon monoksida, multiple sclerosis, dan gangguan kecemasan juga dapat memicu keluhan tersebut.

Cara Mengatasi Kepala Kliyengan

Kepala kliyengan umumnya dapat sembuh tanpa penanganan khusus. Namun, untuk membantu meredakan keluhan, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan di rumah, yaitu:

  • Hindari melakukan perubahan posisi secara tiba-tiba. Jika perlu bangkit atau berdiri, lakukan secara perlahan dan carilah tumpuan.
  • Duduklah atau berbaringlah saat merasakan kliyengan dan tetap di posisi tersebut sampai keluhan mereda.
  • Berbaringlah sambil menutup mata di dalam ruangan yang gelap untuk meredakan kliyengan.
  • Hindari konsumsi kafein, alkohol, dan makanan yang mengandung banyakk garam secara berlebih karena dapat memicu dan memperparah kliyengan.
  • Jangan merokok.
  • Hindari berendam atau mandi air hangat terlalu lama, terutama jika Anda mudah merasa pusing.
  • Lakukan gerakan atau manuver untuk vertigo.
  • Konsumsi lebih banyak air putih dan makanan bergizi seimbang, tidur yang cukup, dan hindari stres.

Selain langkah penanganan di atas, Anda juga dapat mencoba herba yang dipercaya sebagai obat kliyengan alami, seperti ginkgo biloba dan teh jahe.

Jika kliyengan tidak kunjung membaik, berlangsung sampai berhari-hari, atau sering kambuh, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Dokter akan memastikan penyebab kepala kliyengan yang Anda derita dan memberikan penanganan yang sesuai.

Penanganan dari dokter dapat berupa peresepan obat diuretik, antihistamin, antikolinergik, atau jenis obat maupun penanganan lain. Penangan ini dilakukan sesuai dengan penyebab kepala kliyengan.

Namun, jika kliyengan disertai dengan sesak napas, nyeri dada, penglihatan ganda, kesulitan berjalan atau menggerakkan anggota tubuh, bahkan kelumpuhan, segera periksakan diri ke IGD di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.