Salep panu adalah salah satu cara utama untuk membunuh jamur penyebab panu. Dengan begitu, kondisi ini segera mereda dan tidak muncul kembali, sehingga rasa gatal maupun bercak putih yang mengganggu penampilan pun lekas sirna.

Panu disebabkan oleh infeksi jamur Malassezia pada kulit yang umum terjadi di daerah dengan cuaca panas dan lembab, seperti di Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak berwarna lebih terang atau lebih gelap daripada warna kulit di sekitarnya dan disertai dengan rasa gatal.

6 Salep Panu yang Efektif Membasmi Jamur - Alodokter

Munculnya panu di kulit memang tidak menyakitkan, menular, ataupun menyebabkan keluhan parah. Namun, perubahan warna pada kulit akibat panu dapat mengganggu penampilan sehingga membuat penderitanya menjadi kurang percaya diri. Oleh karena itu, pengobatan panu perlu segera dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan salep panu.

Berbagai Pilihan Salep Panu

Karena penyebab panu merupakan infeksi jamur, jenis salep panu yang digunakan adalah salep antijamur. Berikut ini adalah berbagai pilihan salep panu yang efektif mengatasi jamur penyebab panu beserta keluhannya:

1. Miconazole

Miconazole merupakan obat antijamur yang bekerja dengan cara menghentikan dan mencegah pertumbuhan jamur, khususnya jamur penyebab panu. Cara menggunakannya adalah dengan dioleskan ke area kulit yang terinfeksi sebanyak 2 kali sehari selama 2–4 minggu.

Gejala panu biasanya akan membaik setelah salep panu ini digunakan, tetapi infeksi jamur belum benar-benar hilang. Oleh karena itu, pastikan salep ini digunakan sampai habis, atau sesuaikan dengan anjuran dari label kemasan maupun dokter untuk mencegah infeksi jamur kambuh kembali.

2. Clotrimazole

Sama seperti miconazole, clotrimazole juga tergolong obat antijamur yang efektif untuk mengatasi panu. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan jamur dan mencegahnya bertambah parah atau meluas. 

Meskipun dosis penggunaannya bisa berbeda-beda berdasarkan tingkat keparahan panunya, salep panu ini biasanya digunakan sebanyak 2–3 kali sehari selama dua minggu.

3. Ketoconazole

Ketoconazole juga merupakan bahan aktif dalam salep panu. Obat antijamur ini digunakan untuk membunuh jamur atau mencegah pertumbuhan jamur penyebab panu.

Salep panu dapat dioleskan ke kulit yang terinfeksi jamur sebanyak 1–2 kali sehari selama 2 minggu. Lanjutkan pemakaian salep selama 3 hari setelah gejala panu hilang guna mencegah jamur tumbuh kembali. 

4. Terbinafine

Salep panu berikutnya yang efektif dalam mengatasi panu adalah terbinafine. Sama seperti obat antijamur lainnya, salep ini dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan jamur penyebab panu. 

Untuk mengobati panu, salep panu ini biasanya dioleskan ke kulit yang terinfeksi sebanyak 1–2 kali sehari selama 2 minggu.

Obat ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih mudah terbakar sinar matahari. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu menggunakan sunscreen setiap beraktivitas di luar ruangan pada siang hari dan menghindari paparan sinar matahari.

5. Sulfur

Salah satu salep panu yang efektif untuk membasmi jamur adalah sulfur nih. Bahan yang satu ini dapat menghambat pertumbuhan jamur Malassezia, sehingga ampuh mengobati panu yang masih sedikit atau ringan. Cara menggunakan obat ini adalah dengan dioleskan ke area panu sebanyak 3 kali sehari.

6. Selenium sulfide

Selenium sulfide termasuk salah satu kandungan salep panu yang efektif. Obat ini dapat menghambat pertumbuhan sel di permukaan kulit sehingga panu tidak memburuk. Selain itu, bahan ini juga mampu mengurangi rasa gatal pada panu lho. Kamu bisa menggunakan salep panu ini dengan mengoleskannya setiap hari selama 2 minggu.

Nah, itulah berbagai salep panu yang manjur untuk meredakan keluhan ini. Sebelum mengoleskannya, bersihkan dan keringkan dulu area kulit yang terinfeksi, lalu oleskan salep panu tipis-tipis. Gunakan salep secara rutin dan sesuai dengan anjuran pada label kemasan, agar infeksi jamur benar-benar teratasi serta mencegah panu muncul di kemudian hari. 

Perlu diketahui, salep panu dapat menyebabkan efek samping seperti kemerahan, sensasi terbakar, atau iritasi ringan pada area kulit yang diolesi obat ini. Oleh sebab itu, pastikan Anda tidak mengoleskan obat ini secara berlebihan ya. 

Bila memiliki riwayat kulit sensitif, sedang hamil, atau akan mengoleskan obat ini pada anak-anak, Anda juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah efek samping berlebihan maupun memastikan keamanannya.

Selain menggunakan salep, Anda juga disarankan melakukan perawatan mandiri untuk mencegah dan mengurangi risiko terkena panu. Beberapa perawatan yang bisa dilakukan adalah:

  • Menghindari paparan sinar matahari dalam waktu yang lama
  • Mengenakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat
  • Menggunakan sunscreen dengan SPF minimal 30 saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari dan ulangi pemakaian setidaknya 3 jam sekali
  • Menghindari penggunaan skincare yang berbahan dasar minyak
  • Menggunakan sampo yang mengandung selenium sulfida

Jika panu yang dialami tak kunjung membaik, misalnya malah menyebar, berubah warna, atau makin gatal meski sudah mengoleskan salep panu dan menerapkan beberapa perawatan di atas selama 1 minggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter via chat ya.