Memikirkan kejadian yang lalu atau membayangkan skenario terburuk dalam hidup bisa menjadi tanda-tanda overthinking. Kebiasaan overthinking ini cukup melelahkan, sekaligus cukup sulit untuk dihilangkan. Apa saja tanda-tanda overthinking dan dampaknya bagi kesehatan?

Otak merupakan prosesor luar biasa yang mampu membuat keputusan secara sadar maupun di bawah sadar lebih dari 35.000 kali per hari. Namun, jika tidak cermat dalam menganalisis pertanyaan yang masuk ke dalam otak, maka akan terjadi kekhawatiran berlebihan atau disebut juga dengan overthinking.

4 Tanda Overthinking dan Dampaknya bagi Kesehatan - Alodokter

Sebagai contoh, Anda terus-menerus memikirkan tentang kelancaran presentasi dengan klien, padahal hal itu sudah terjadi dua hari yang lalu. Atau Anda mungkin terlalu berlebihan dalam memikirkan kemungkinan terburuk dari sesi interview pekerjaan yang akan dijalani, padahal semuanya belum terjadi.

Dengan kata lain, overthinking merupakan pikiran negatif yang mengganggu. Jika dibiarkan, overthinking dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, studi menunjukkan bahwa memikirkan hal yang sama secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental, seperti frustrasi dan depresi.

Oleh karena itu, pahami apa saja tanda-tanda overthinking, agar tidak terbelenggu dalam pikiran Anda sendiri dan mencegah terjadinya dampak buruk bagi kesehatan.

Tanda-Tanda Overthinking yang Harus Diwaspadai

Pikiran yang berlebihan dapat menjadi musuh bagi diri sendiri. Saat memikirkan suatu masalah, situasi di masa lalu, atau skenario di masa depan secara terus menerus, otak akan bekerja sangat keras dan hal ini sungguh melelahkan.

Agar tak menjadi bumerang dalam hidup Anda, simak beberapa tanda-tanda overthinking berikut ini:

1. Pikiran Anda tidak berfokus pada solusi

Perlu dipahami bahwa overthinking berbeda dengan pemecahan masalah. Overthinking hanya fokus dalam memikirkan masalah, sedangkan pemecahan masalah akan mencari solusi dari masalah yang Anda alami.

Jadi, bila Anda hanya memikirkan masalahnya saja tanpa solusi, bisa jadi hal ini adalah tanda-tanda overthinking.

2. Muncul rasa khawatir yang berlebihan setiap malam

Saat kekhawatiran itu muncul setiap saat, sampai rasanya pikiran Anda tak bisa berhenti, inilah tanda-tanda overthinking. Bahkan ketika ingin tidur, otak Anda tetap memutar ulang skenario di kepala, yang menyebabkan bayangan tentang hal-hal buruk itu kembali datang.

Oleh karena itu, overthinking dapat menyebabkan Anda sulit untuk tertidur dan menurunkan kualitas tidur. Anda tentu sulit untuk tidur nyenyak saat saat otak sibuk memikirkan segalanya, bukan?

3. Sulit untuk membuat keputusan

Penelitian menunjukkan bahwa terlalu lama berpikir dapat menyebabkan seseorang sulit untuk membuat keputusan. Overthinking bisa membuat Anda ragu akan segala hal, mulai dari memilih pakaian apa yang akan dikenakan, pekerjaan mana yang harus didahulukan, bahkan sampai buah apa yang ingin Anda makan.

Meski terlihat sepele, hal kecil yang terlalu dikhawatirkan ini akan menjadi masalah besar di kemudian hari. Jadi, saat Anda menghabiskan lebih banyak waku untuk berpikir dan sulit untuk menentukan keputusannya, inilah salah satu tanda-tanda overthinking.

4. Tidak mampu mengendalikan pikiran

Tanda-tanda overthinking lainnya adalah Anda selalu memikirkan hal yang sama berulang kali, baik itu kejadian masa lalu atau bayangan hal buruk yang akan terjadi. Pikiran ini bisa muncul terus-menerus karena ketidakmampuan diri untuk mengendalikannya.

Bila hal ini terus terjadi, maka risiko gangguan kesehatan mental mungkin akan terjadi. Saat kondisi kesehatan mental terganggu, overthinking akan kembali mencengkeram diri Anda dan siklus ini akan terus berulang.

Semua orang memiliki pikiran negatif dalam hidupnya. Namun, sebaiknya pikiran negatif ini dijauhkan dari kehidupan Anda karena dapat menyebabkan tekanan batin dan memengaruhi kondisi kesehatan mental Anda.

Dampak Overthinking bagi Kesehatan

Overthinking yang berlarut-larut dapat berdampak bagi kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Berikut ini adalah beberapa dampak overthinking yang mungkin terjadi:

Untuk mencegah dampaknya, Anda harus mengenali tanda-tanda overthinking dan cara mengatasinya. Pastikan Anda mengetahui apa yang menjadi pemicu overthinking, misalnya memikirkan masa depan.

Saat Anda mengetahui bahwa memikirkan masa depan adalah salah satu pemicu overthinking, maka jalanilah hidup sebaik-baiknya di hari ini. Usahakan tidak terlalu menyelami hal-hal buruk yang belum tentu terjadi, yang berada di luar kendali Anda.

Selain mengetahui pemicunya, ada beberapa hal yang dapat membantu Anda mengatasi overthinking, di antaranya:

  • Pertimbangkan bagaimana segala sesuatunya berjalan dengan benar, jangan pikirkan tentang kemungkinan salah
  • Atur tentang rencana alternatif apabila situasi dan kondisi tidak memungkinkan Anda untuk menjalankan rencana awal
  • Ingatlah prioritas Anda, sehingga tidak terlalu lama dalam menentukan keputusan
  • Tetapkan berapa lama waktu yang Anda butuhkan dalam mencari solusi atau membuat keputusan
  • Aturlah waktu untuk melihat berita, baik melalui televisi atau media sosial, agar tidak terlalu banyak informasi yang masuk dan membuat Anda overthinking
  • Alihkan pikiran Anda dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti membaca buku, meditasi, berolahraga, atau berjalan-jalan

Tanda-tanda overthinking tentunya bisa disadari, terlebih jika saat ini banyak sekali hal yang memenuhi pikiran Anda. Bila overthinking menghampiri, cobalah menerapkan beberapa tips di atas, dan pertimbangkan pula tentang dampak kesehatan yang bisa saja Anda derita di kemudian hari.

Ingatlah bahwa tidak semua hal harus dipikirkan dan tidak semua hal bisa Anda kendalikan. Usahakan untuk menjauhi segala pikiran negatif, dan nikmati hidup yang sedang Anda jalani saat ini. Mengupayakan yang terbaik dan fokus pada tujuan yang ingin dicapai tentu akan membuat hidup Anda lebih menyenangkan.

Namun, apabila Anda merasakan tanda-tanda overthinking dan tidak dapat mengendalikannya, bahkan sampai menyebabkan gangguan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, sebaiknya temui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan saran yang sesuai.