Perbedaan mual hamil dan masuk angin sering kali membingungkan, karena keduanya sama-sama membuat perut terasa tidak nyaman. Padahal, keduanya disebabkan oleh hal yang berbeda, begitu pula dengan pengobatannya.

Di Indonesia, masuk angin adalah istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan keluhan, seperti mual, kembung, meriang, atau pegal setelah terkena udara dingin atau kehujanan. Sementara itu, mual hamil biasanya muncul pada awal kehamilan akibat perubahan hormon, terutama hormon hCG dan hormon estrogen, di dalam tubuh ibu. 

5 Perbedaan Mual Hamil dan Masuk Angin agar Tidak Salah Duga - Alodokter

Walaupun kedua kondisi ini memiliki gejala yang hampir mirip, keduanya tetap memiliki perbedaan. Perbedaan mual hamil dan masuk angin dapat dilihat dari penyebab serta gejala yang menyertainya.

Perbedaan Mual Hamil dan Masuk Angin

Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa perbedaan mual hamil dan masuk angin yang perlu Anda ketahui:

1. Perbedaan berdasarkan penyebabnya

Mual hamil umumnya terjadi akibat perubahan hormon kehamilan, terutama hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan hormon estrogen, yang membuat saluran pencernaan menjadi lebih sensitif.

Sementara itu, mual akibat masuk angin biasanya dipicu oleh infeksi ringan, seperti flu atau pilek, kelelahan, kurang tidur, makan tidak teratur, atau perut kembung karena masuknya udara ke saluran pencernaan.

2. Perbedaan berdasarkan pola dan waktu munculnya

Mual hamil sering kali muncul pada pagi hari (morning sickness), walaupun bisa juga terjadi kapan saja. Mual akibat hamil bisa berlangsung selama berminggu-minggu, terutama di trimester pertama kehamilan.

Sedangkan mual yang disebabkan oleh masuk angin biasanya terjadi selama beberapa hari dan sering membaik setelah istirahat.

3. Perbedaan berdasarkan gejalanya

Gejala juga bisa menjadi salah satu perbedaan mual hamil dan masuk angin yang perlu diketahui. Mual akibat hamil biasanya disertai dengan muntah, nafsu makan menurun, atau menjadi lebih sensitif terhadap bau tertentu. Namun, keluhan ini tidak diikuti gejala lain, seperti demam, pilek, atau batuk.

Lain halnya dengan mual hamil,  mual akibat masuk angin sering disertai tubuh terasa tidak fit, seperti sakit kepala ringan, batuk, pilek, badan pegal, dan demam ringan.

4. Perbedaan berdasarkan penanganannya

Perbedaan mual hamil dan masuk angin juga ada pada penanganannya. Untuk mual hamil, penanganan difokuskan pada pengaturan pola makan, menghindari pemicu mual, serta mencukupi asupan cairan. Jika mual sangat parah dan diikuti muntah terus-menerus, ibu hamil sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

Sementara penanganan mual karena masuk angin bisa dilakukan dengan istirahat, makan makanan hangat, minum jahe atau air putih hangat, dan menghindari makanan berat atau berlemak. Jika disertai demam tinggi atau gejala bertambah parah, Anda disarankan memeriksakan diri ke dokter.

5. Perbedaan berdasarkan potensi komplikasi

Jika tidak ditangani dengan baik, mual hamil dapat menyebabkan dehidrasi atau penurunan berat badan drastis, terutama bila disertai muntah hebat (hiperemesis gravidarum).

Sedangkan mual akibat masuk angin jarang menyebabkan komplikasi berat. Namun, jika mual sangat parah dan disertai gejala infeksi berat, seperti demam tinggi atau muntah terus-menerus, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Mengetahui perbedaan mual hamil dan masuk angin akan membantu Anda menentukan penanganan yang paling sesuai sekaligus mencegah risiko terjadinya komplikasi. 

Jika Anda sedang hamil dan mengalami mual hebat disertai muntah berulang hingga sulit makan atau minum, atau jika mual akibat masuk angin disertai gejala berat seperti demam tinggi atau badan terasa sangat lemas, segera konsultasikan ke dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di ALODOKTER.