Perbedaan CT scan dan MRI tidak jarang membuat bingung pasien saat dokter merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut. Kedua metode pencitraan ini memang sama-sama digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh, tetapi cara kerja dan tujuannya berbeda.
CT scan dan MRI adalah dua teknik pencitraan medis yang sering digunakan di rumah sakit atau klinik besar. CT scan menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar detail organ atau jaringan tubuh, sedangkan MRI memanfaatkan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar yang sangat jelas, terutama pada jaringan lunak.

Karena perbedaan CT scan dan MRI inilah, tindakan medis yang dipilih dokter didasari oleh kebutuhan, kondisi pasien, dan jenis penyakit yang dicurigai. Banyak orang mengira CT scan dan MRI bisa saling menggantikan, padahal keduanya memiliki keunggulan, indikasi, serta risiko yang berbeda.
Perbedaan CT Scan dan MRI dalam Pemeriksaan Medis
CT scan dan MRI sama-sama bertujuan melihat kondisi organ atau jaringan di dalam tubuh. Namun, ada beberapa perbedaan CT scan dan MRI yang perlu Anda pahami sebelum menjalani pemeriksaan ini, di antaranya:
1. Teknologi yang digunakan
CT scan memakai sinar-X (radiasi) untuk menghasilkan gambar penampang tubuh secara detail. Prosedurnya mirip dengan foto rontgen, tetapi hasilnya berupa gambar irisan melintang dari berbagai sudut tubuh.
Sementara itu, MRI menggunakan medan magnet kuat serta gelombang radio tanpa paparan radiasi. Dengan begitu, MRI bisa menampilkan gambar organ, jaringan lunak, dan struktur tubuh dengan sangat jelas, terutama otak, tulang belakang, dan sendi.
2. Jenis jaringan yang dianalisis
Perbedaan CT scan dan MRI selanjutnya adalah jenis jaringan yang dianalisis. Pemeriksaan CT scan lebih sering dipilih untuk melihat struktur tulang, organ dada seperti paru-paru, atau mendeteksi perdarahan akut akibat cedera.
Lain halnya dengan MRI yang umum digunakan untuk melihat organ dalam yang lebih detail, misalnya otak, sumsum tulang belakang, sendi, otot, ligamen, serta jaringan lunak lain yang sulit terlihat dengan CT scan.
3. Waktu pemeriksaan
Waktu pemeriksaan juga menjadi salah satu perbedaan CT scan dan MRI. CT scan biasanya berlangsung singkat, yaitu sekitar 5–10 menit. Oleh karena itu, pemeriksaan ini cocok untuk kondisi darurat yang memerlukan diagnosis cepat, seperti kecelakaan.
Sebaliknya, MRI memerlukan waktu lebih lama, bisa 30–60 menit, karena pengambilan gambarnya lebih rinci dan pasien perlu tetap diam untuk waktu yang cukup lama.
4. Penggunaan kontras
Terkadang, baik CT scan maupun MRI membutuhkan suntikan zat pewarna khusus (kontras) agar struktur tubuh tertentu terlihat lebih jelas. Pada CT scan, kontras umumnya berbahan dasar iodin yang dapat memicu alergi pada sebagian orang.
Sementara itu, kontras MRI biasanya berbahan dasar gadolinium yang relatif jarang menimbulkan reaksi alergi. Namun, pemberian kontras MRI ini tetap perlu kehati-hatian, terutama untuk pasien dengan gangguan ginjal.
5. Risiko dan efek samping
Meskipun kecil, paparan radiasi dari CT scan tetap dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping jika dilakukan berulang-ulang. Oleh karena itu, tes pencitraan ini tidak disarankan bagi ibu hamil, kecuali dalam keadaan darurat.
Perbedaan CT scan dan MRI yang signifikan adalah MRI tidak menggunakan radiasi, sehingga umumnya lebih aman. Akan tetapi, tes ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan implan logam, seperti pacemaker (alat pacu jantung) atau pen logam bekas operasi.
6. Sensasi selama pemeriksaan
CT scan dilakukan di ruangan terbuka dengan mesin berbentuk cincin besar. Tes ini relatif cepat serta tidak menyebabkan rasa terkurung.
Sementara Pada MRI, pasien masuk ke dalam tabung sempit dan harus tetap diam dalam waktu cukup lama. Suara mesin MRI cukup keras, sehingga bisa membuat beberapa orang merasa tidak nyaman, terutama yang memiliki fobia ruangan sempit (klaustrofobia).
Indikasi yang Membutuhkan CT Scan atau MRI
Perbedaan CT scan dan MRI lainnya adalah jenis kondisi yang ditangani. Dokter akan memilih CT scan atau MRI sesuai kondisi medis pasien dan tujuan diagnosis seperti berikut ini:
Indikasi yang membutuhkan CT scan:
- Cedera kepala, tulang, atau organ dalam akibat kecelakaan
- Stroke perdarahan akut
- Deteksi infeksi paru-paru, TB, atau kanker paru
- Evaluasi batu ginjal dan saluran kemih
Indikasi yang membutuhkan MRI:
- Gangguan saraf otak dan sumsum tulang belakang, misalnya tumor, stroke iskemik, infeksi
- Cedera sendi, cedera tulang lunak, dan cedera ligamen
- Pemeriksaan organ dalam yang butuh detail jaringan, misalnya hati, pankreas, ginjal
- Deteksi tumor atau kanker pada jaringan lunak
Kedua tes pencitraan ini juga bisa digunakan untuk memantau perkembangan penyakit atau efektivitas pengobatan secara berkala, sesuai indikasi dokter.
Sebelum memilih jenis tes pencitraan, dokter akan mempertimbangkan usia, riwayat alergi, kehamilan, serta adanya alat implan dalam tubuh pasien. Jika ada pertanyaan atau keraguan, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai alasan pemilihan pemeriksaan, agar Anda merasa lebih tenang dan paham mengenai proses yang akan dijalani.
Setiap prosedur, baik CT scan maupun MRI, memiliki keunggulan dan risiko tersendiri. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kedua prosedur ini umumnya aman jika dilakukan dengan persiapan yang tepat dan mengikuti petunjuk tenaga medis.
Jika Anda masih punya pertanyaan seputar perbedaan CT scan dan MRI atau mengalami keluhan medis tertentu yang membutuhkan tes pencitraan tersebut, segera konsultasikan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan jawaban dan penanganan yang cepat.