Ciri-ciri infeksi karena IUD penting diketahui agar setiap wanita yang menggunakannya dapat segera mengenali tanda bahaya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Meski umumnya aman, IUD tetap membawa risiko infeksi yang perlu diwaspadai, terutama di minggu-minggu awal pemasangan.
IUD atau intrauterine device adalah salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang banyak dipilih karena keefektifannya. Namun, sebagian wanita dapat mengalami infeksi setelah pemasangan IUD. Mengenali ciri-ciri infeksi karena IUD sangat penting agar Anda dapat membedakan efek samping normal dan kondisi yang membutuhkan penanganan medis.

Jika prosedur pemasangan dilakukan dengan benar dan menggunakan alat yang steril, risiko infeksi akibat IUD sebenarnya tergolong kecil. Selain itu, infeksi juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti penyakit menular seksual, sehingga tidak selalu berkaitan langsung dengan penggunaan IUD.
Ciri-Ciri Infeksi karena IUD
Infeksi akibat IUD biasanya terjadi di area rahim, tetapi bisa menyebar ke organ reproduksi lain. Kenali ciri-ciri infeksi karena IUD berikut ini agar Anda bisa waspada dan segera mengambil langkah yang tepat:
1. Nyeri perut bagian bawah yang terus-menerus
Setelah pemasangan IUD, kram ringan di perut bagian bawah wajar terjadi dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Namun, jika Anda merasakan nyeri yang terasa menusuk, berat, tidak kunjung membaik, atau malah makin terasa dari hari ke hari, ini bisa menjadi ciri-ciri infeksi karena IUD.
Nyeri ini sering kali dirasakan di tengah hingga bawah perut, bisa muncul terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
2. Demam lebih dari 38°C
Demam yang muncul setelah pemasangan IUD harus diwaspadai, apalagi bila suhu tubuh Anda melebihi 38°C. Demam menandakan bahwa tubuh sedang melawan infeksi, terutama jika disertai gejala lain seperti nyeri perut atau keputihan tidak normal.
Kondisi ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mencegah ciri-ciri infeksi karena IUD bertambah berat.
3. Keputihan yang tidak normal
Biasanya, keputihan normal berwarna bening atau putih, tidak berbau menyengat, dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Namun, keputihan akibat infeksi cenderung berubah menjadi lebih banyak, berwarna kuning atau hijau, dan berbau tidak sedap, bahkan amis atau seperti busuk.
Terkadang keputihan sebagai ciri-ciri infeksi karena IUD juga disertai dengan tekstur kental dan dapat menimbulkan rasa gatal atau panas di area vagina.
4. Perdarahan di luar siklus haid atau setelah berhubungan seksual
Sedikit bercak darah setelah pemasangan IUD biasanya normal dan akan hilang sendiri. Namun, jika Anda mengalami perdarahan banyak di luar waktu haid atau keluar darah setelah berhubungan seksual, itu patut dicurigai sebagai ciri-ciri infeksi karena IUD atau masalah serius lain pada alat reproduksi.
5. Nyeri saat buang air kecil
Infeksi yang sudah menyebar ke saluran kencing bisa menyebabkan rasa nyeri, panas, atau tidak nyaman saat buang air kecil. Terkadang, Anda juga bisa merasakan anyang-anyangan atau ingin buang air kecil terus tapi hanya sedikit yang keluar, dan urine bisa tampak keruh atau bahkan berdarah.
6. Badan terasa lemas hingga menggigil
Gejala ini biasanya menandakan infeksi sudah cukup parah hingga memengaruhi seluruh tubuh. Anda mungkin merasa sangat lemah, berkeringat dingin, hingga muncul sensasi menggigil meski tidak berada di ruangan dingin. Jika ini terjadi, segera cari pertolongan medis karena infeksi berisiko menyebar dan menimbulkan akibat yang serius.
7. Nyeri saat berhubungan seksual
Bila Anda mulai merasakan nyeri setiap kali berhubungan seksual setelah pemasangan IUD, terutama jika rasa sakitnya tajam, menusuk, atau bertambah berat, hal ini dapat menjadi ciri-ciri infeksi karena IUD atau peradangan pada organ reproduksi.
Rasa sakit biasanya dibarengi gejala lain seperti keputihan tidak normal, demam, atau nyeri perut bagian bawah.
Tidak semua efek samping setelah pemasangan IUD adalah ciri-ciri infeksi karena IUD. Gejala ringan, seperti kram perut atau bercak darah, umumnya hanya berlangsung beberapa hari dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, jika keluhan bertambah berat atau disertai gejala di atas, Anda perlu waspada dan segera mencari bantuan medis.
Faktor Risiko Infeksi karena IUD
Inilah beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ciri-ciri infeksi karena IUD:
- Pernah mengalami infeksi menular seksual atau penyakit radang panggul sebelumnya
- Pemasangan IUD dilakukan di tempat yang tidak steril atau bukan oleh tenaga kesehatan profesional
- Tidak menjaga kebersihan area intim sehingga memudahkan bakteri berkembang biak
- Menggunakan IUD terlalu lama tanpa kontrol rutin ke dokter
Agar terhindar dari infeksi, pastikan pemasangan IUD dilakukan oleh dokter atau bidan yang berpengalaman di fasilitas kesehatan. Selain itu, jaga kebersihan organ intim dan lakukan kontrol rutin sesuai jadwal yang dianjurkan dokter.
Setelah pemasangan IUD, pantau perubahan tubuh, terutama di minggu-minggu awal. Jika Anda mengalami demam tinggi, nyeri perut hebat, perdarahan banyak, keputihan bernanah atau berbau menyengat, badan terasa sangat lemas, atau menggigil, segera konsultasikan ke dokter.
Penanganan dini sangat penting untuk mencegah infeksi menyebar ke organ lain atau menimbulkan komplikasi serius.
Jika Anda kurang yakin apakah keluhan yang dialami termasuk efek samping biasa atau ciri-ciri infeksi karena IUD, jangan ragu berkonsultasi melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Anda bisa mendapatkan jawaban cepat dan solusi tepat dari dokter tepercaya tanpa harus menunggu lama.