Makanan yang mengandung albumin tinggi baik dikonsumsi untuk menjaga keseimbangan kadar albumin dalam tubuh, terutama oleh orang yang memiliki kadar albumin rendah. Pilhan makanannya pun beragam dan dapat dengan mudah ditemukan.

Albumin adalah protein yang dihasilkan oleh organ hati. Protein ini berfungsi untuk menjaga cairan di pembuluh darah agar tidak bocor ke jaringan tubuh lainnya. Selain itu, albumin juga bertugas dalam membawa hormon, vitamin, dan enzim ke seluruh tubuh.

9 Pilihan Makanan yang Mengandung Albumin Tinggi - Alodokter

Namun, tubuh dapat mengalami kekurangan albumin atau hipoalbuminemia dan salah satu penyebabnya adalah malnutrisi. Kondisi ini kerap ditandai dengan tubuh yang tampak sangat kurus, lemas, dan bengkak di kaki maupun perut.

Seseorang dengan malnutrisi perlu meningkatkan asupan albumin, yaitu dengan konsumsi makanan yang mengandung albumin tinggi. Selain itu, asupan ini biasanya disarankan bagi orang yang baru selesai operasi, atlet, maupun penderita luka bakar atau kanker.

Beragam Makanan yang Mengandung Albumin Tinggi

Makanan yang mengandung albumin tinggi umumnya berupa pangan yang kaya akan protein. Nutrisi ini berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan massa otot.

Nah, untuk memperoleh beragam manfaatnya, berikut ini adalah pilihan makanan dengan kandungan albumin tinggi:

1. Telur

Telur adalah salah satu sumber albumin yang baik bagi tubuh. Dibandingkan kuningnya, bagian putih telur mengandung lebih banyak protein. Selain itu, telur juga mengandung vitamin B kompleks, selenium, dan kolin yang baik untuk kesehatan tubuh.

2. Susu dan produk olahannya

Sama seperti telur, susu dan produk olahannya juga tinggi kandungan albumin. Di sisi lain, produk susu dan olahannya juga mengandung lemak jenuh yang tinggi. Oleh karena itu, jika memungkinkan, pilihlah susu dan produk olahannya yang rendah lemak.

3. Ikan

Ketika dimasak, ikan mengandung sekitar 6 gr protein per 100 gram. Tidak hanya itu, beberapa jenis ikan tertentu juga diketahui kaya akan omega-3 yang baik untuk mengurangi peradangan tubuh. Beberapa jenis ikan yang dimaksud meliputi salmon, tuna, dan sarden.

4. Daging merah

Daging merah juga tergolong makanan tinggi albumin. Namun, tingginya kadar protein tergantung bagian daging. Sebaiknya, konsumsi potongan daging dari bagian has dalam atau punggung. Bagian ini mengandung protein yang lebih besar daripada lemak.

5. Daging ayam

Daging ayam juga mengandung albumin yang tinggi. Dalam setiap 100 gr daging ayam, terdapat sekitar 8 gr protein. Namun, sebaiknya pilih daging ayam bagian dada, karena mengandung lebih banyak protein daripada bagian lainnya.

6. Kacang kedelai

Makanan yang mengandung albumin tinggi selanjutnya adalah kacang-kacangan, salah satunya kacang kedelai. Sebuah studi mengemukakan bahwa konsumsi kacang kedelai bisa meningkatkan kadar albumin dan mengurangi peradangan dalam tubuh.

7. Brokoli

Brokoli mengandung beragam nutrisi yang baik untuk tubuh, seperti protein, serat, vitamin C, dan vitamin K. Bahkan, kandungan protein dalam sayuran hijau ini cukup tinggi, yaitu 4,2 gr setiap 1 tangkai brokoli berukuran sedang.

8. Alpukat

Tak hanya lemak baik, alpukat juga mengandung protein yang cukup tinggi. Dalam 1 buah alpukat dengan berat 150 gr, terdapat sekitar 3 gr protein. Untuk mendapatkan manfaat alpukat, sebaiknya Anda mengonsumsi buah ini secara langsung dan tidak mengolah alpukat dengan gula maupun sirop.

9. Kentang

Dalam 1 kentang berukuran sedang, terdapat sekitar 4,5 gr protein. Selain protein, kentang juga kaya akan vitamin B6 dan vitamin C yang membantu dalam menjaga kekebalan tubuh dan memperbaiki kerusakan sel.

Itulah berbagai jenis makanan yang mengandung albumin tinggi. Pada dasarnya, konsumsi makanan tersebut cenderung aman bila porsinya sesuai kebutuhan. Namun, bila berlebihan, asupan protein tinggi justru bisa menimbulkan gangguan, misalnya penyakit ginjal maupun jantung.

Oleh karena itu, bila Anda hendak mengonsumsi makanan yang mengandung albumin tinggi untuk kebutuhan tertentu, sebaiknya konsultasikan ke dokter lebih dahulu. Dengan begitu, dokter dapat menentukan jumlah asupan protein yang diperlukan sesuai kondisi kesehatan dan kebutuhan Anda.