Agitasi adalah perasaan gelisah, jengkel, dan gugup yang umumnya bisa membuat Anda bergerak mondar-mandir atau meremas-remas tangan tanpa henti. Pada situasi tertentu, kondisi ini normal terjadi. Namun, ada juga agitasi yang menjadi tanda gangguan kesehatan mental.

Umumnya, agitasi adalah gejala gangguan mood yang muncul sebagai respons dari stres. Tak bisa dipungkiri bahwa ada berbagai tekanan atau kejadian dalam hidup yang bisa mengusik perasaan atau pikiran, baik dari pekerjaan, sekolah, atau pasangan. Dalam situasi ini, agitasi adalah hal yang normal muncul.

Agitasi Adalah Hal Normal, tapi Jangan Disepelekan - Alodokter

Namun, agitasi terkadang juga bisa muncul tanpa pemicu apa pun. Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan fisik atau mental, baik yang disadari maupun tidak. Agitasi seperti ini bisa datang secara tiba-tiba dan berlangsung singkat atau muncul perlahan dan berlangsung lama.

Berbagai Gejala Agitasi

Agitasi dapat ditandai dengan beberapa gejala umum. Berikut ini adalah gejala-gejalanya:

  • Gugup, gelisah, dan tidak tenang
  • Bicara secara berlebihan
  • Gerakan yang tidak disengaja dan tanpa tujuan, seperti berjalan mondar-mandir atau menarik-narik baju sendiri
  • Tidak bisa bekerja sama atau tidak responsif terhadap orang lain
  • Mudah tersinggung

Tidak semua orang yang mengalami agitasi akan menunjukkan sikap seperti di atas. Hal ini biasanya tergantung pada tingkat keparahan agitasi.

Kondisi Pemicu Munculnya Agitasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, agitasi adalah ungkapan emosi yang normal ketika sedang mengalami stres. Namun, waspadalah jika agitasi sering muncul secara tiba-tiba atau bahkan berlangsung lama, karena bisa menjadi tanda gangguan mental, seperti:

1. Skizofrenia

Skizofrenia menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Selain itu, gangguan ini juga bisa menimbulkan halusinasi yang membuat dirinya merasa terancam.

Hal-hal tersebut tentunya dapat mengganggu ketenangan penderita skizofrenia dan memicu terjadinya agitasi.

2. Gangguan bipolar, depresi, dan gangguan kecemasan

Ketiga kondisi ini bisa menyebabkan perubahan drastis pada emosi dan tingkat energi seseorang. Salah satu gejala yang bisa muncul adalah agitasi.

Selain agitasi, penderita gangguan bipolar, depresi, dan gangguan kecemasan juga biasanya mengalami gejala lain, seperti sulit atau justru terlalu banyak tidur, kecanduan alkohol, perubahan pola makan, bahkan pikiran untuk bunuh diri.

3. Ketidakseimbangan hormon

Penyebab agitasi yang juga harus diwaspadai adalah ketidakseimbangan hormon, seperti hipotiroidisme. Pada kondisi ini, tubuh kekurangan hormon tiroid sehingga otak dan organ tubuh tidak bekerja seefektif biasanya.

Gejala yang dapat muncul meliputi gangguan konsentrasi, sembelit, depresi, cemas, dan kelelahan, yang semuanya bisa mengarahkan pada agitasi. Hipertiroidisme bisa terjadi apabila Anda sedang menjalani perawatan radiasi, memiliki riwayat operasi tiroid, atau memiliki kondisi autoimun seperti tiroiditis Hashimoto.

4. Gangguan autisme

Seseorang dengan autisme biasanya mengalami kesulitan dalam mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dan berkomunikasi dengan orang lain. Itulah mengapa penderitanya mudah mengalami agitasi, bahkan hingga berperilaku agresif.

5. Ketergantungan dan gejala putus alkohol

Pecandu alkohol akan menggunakan minuman beralkohol untuk mengatasi rasa gelisah atau cemas yang muncul. Akibatnya, ketika tidak mendapatkan asupan alkohol, ia akan gelisah atau mengalami agitasi. Pada saat itu, ia juga bisa mengalami mual, keringat dingin, gemetar, halusinasi, muntah, bahkan kejang.

Selain penyebab agitasi yang telah disebutkan di atas, agitasi juga bisa terjadi akibat penyakit Alzheimer, demensia, dan kelainan pada sistem saraf seperti tumor otak.

Sementara itu, agitasi dengan penurunan kesadaran lingkungan sekitar bisa menjadi tanda delirium. Kondisi ini perlu segera mendapatkan pertolongan medis.

Agitasi adalah kondisi yang dapat dialami oleh siapa pun. Namun, bila Anda sering mengalami gejala agitasi tanpa sebab yang jelas, sebaiknya segera konsultasikan ke psikolog untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.