Dua tahun pertama pernikahan sering dianggap sebagai periode penting yang menentukan masa depan pernikahan. Periode ini bahkan disebut-sebut sebagai masa dengan risiko perceraian tinggi.
Berapa lama pun waktu berpacaran, kunci kesuksesan atau kegagalan sebuah pernikahan dipercaya terletak pada 2 tahun pertama. Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa pasangan yang tidak bisa melewati periode ini dengan baik lebih berisiko mengalami masalah dalam hubungan pernikahan ke depannya.
Berbagai Tantangan di 2 Tahun Pertama Pernikahan
Berikut adalah berbagai faktor yang sering kali menjadi tantangan di 2 tahun pertama pernikahan:
1. Gagal mengantisipasi konflik
Pada 2 tahun pertama pernikahan, ada banyak hal penting baru yang harus dihadapi bersama, mulai dari berbagi tugas rumah tangga, mengasuh anak, mengelola keuangan, berurusan dengan mertua, menyempatkan waktu untuk berhubungan seksual, pergi berlibur, hingga mendiskusikan tujuan-tujuan hidup bersama.
Sayangnya, ada banyak pasangan yang menunda atau bahkan menghindari topik pembicaraan tersebut, sehingga hal ini berpeluang menyebabkan konflik di kemudian hari.
2. Tertekan oleh hubungan keluarga pasangan
Menikahi pasangan berarti juga menjadikan seseorang sebagai bagian dari keluarga besarnya. Sebagian orang bisa saja merasa diterima, tetapi sebagian lain mungkin merasa tertekan dengan adanya ekspektasi atau norma baru dalam keluarga pasangannya.
Nah, jika gagal dalam menghadapinya, hal ini bisa berdampak pada kehidupan rumah tangga.
3. Hilangnya intimasi
Kedekatan atau intimasi dengan pasangan akan membuat masing-masing merasa bahwa pasangannya adalah orang yang paling bisa memahaminya. Jika kedekatan ini hilang, pernikahan akan sulit untuk bertahan saat menghadapi berbagai masalah.
Beberapa riset juga telah menunjukkan bahwa penyebab utama perceraian adalah hilangnya kasih sayang antarpasangan dalam 2 tahun pertama pernikahan.
4. Masalah finansial
Masalah finansial juga termasuk sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh sebagian besar pasangan muda, terutama pada 2 tahun pertama pernikahan. Jika kamu memiliki masalah dalam mengelola uang, kamu dan pasangan mungkin akan lebih sering berdebat mengenai uang.
Perbedaan cara pengelolaan uang di antara kedua pasangan inilah yang bisa berdampak buruk terhadap keberlangsungan pernikahan.
Tips Menguatkan Fondasi pada 2 Tahun Pertama Pernikahan
Banyak orang lupa bahwa pernikahan bukan sekedar hubungan romantis, tapi juga membutuhkan komitmen dan usaha.
Pada masa awal pernikahan, terutama 2 tahun pertama pernikahan, diperlukan kerja sama antara suami dan istri untuk membentuk dasar rumah tangga yang kokoh demi menghindari terjadinya marriage burnout di kemudian hari. Untuk membantu mewujudkannya, berikut adalah beberapa tipsnya:
- Menjaga kedekatan dengan pasangan, misalnya menjadwalkan waktu khusus untuk berdua di sela-sela kesibukan masing-masing
- Menjalin komunikasi dengan baik, misalnya bicara jujur dan terbuka, saling mengerti satu sama lain, diskusikan mengenai pembagian tugas dan kewajiban, serta cara mengatasi konflik yang akan dihadapi
- Meminta saran mengenai hubungan pernikahan dari sumber yang baik, misalnya buku tentang pernikahan, orang tua, atau konselor penikahan
Setiap pernikahan pasti memiliki pasang-surut dan bisa mengalami kesulitan kapan saja. Namun, dengan dasar yang kuat pada 2 tahun pertama pernikahan, kehidupan rumah tangga diharapkan bisa tetap stabil, bahkan pada saat-saat yang sulit sekalipun.
Jadi, yuk, tata hubunganmu di 2 tahun pertama pernikahan agar menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Jika kesulitan, jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog yang memang khusus menangani masalah pernikahan. Psikolog bisa membantumu dan pasanganmu melihat masalah secara objektif dan menyarankan solusi untuk mempertahankan rumah tangga kalian.