Androphobia adalah gangguan kecemasan yang membuat penderitanya merasa tidak nyaman atau takut berlebihan saat harus berhadapan dengan laki-laki. Fobia ini biasanya terjadi akibat trauma masa lalu, misalnya akibat kekerasan seksual seperti pelecehan atau pemerkosaan. 

Sesekali takut atau canggung ketika harus berinteraksi dengan lawan jenis sebenarnya hal yang umum terjadi. Namun, bila rasa takut sudah berlebihan hingga orang tersebut menghindar atau bahkan tidak mau bertemu laki-laki, bisa dikatakan ia mengalami androphobia. Sementara itu, ketakutan berlebih terhadap wanita, apalagi yang parasnya cantik, disebut venustraphobia.

Androphobia, Rasa Takut Berlebihan terhadap Laki-Laki - Alodokter

Meski lebih sering terjadi pada wanita, fobia terhadap laki-laki juga dapat terjadi pada pria. Ketakutan ini tentunya dapat menghambat aktivitas penderitanya, apalagi kalau ada banyak laki-laki di lingkungannya seperti di tempat kerja. Hal ini pun bisa mengganggu kualitas hidup penderita androphobia.

Beragam Penyebab Androphobia

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab yang mendasari seseorang mengalami fobia ini. Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami androphobia, yaitu:

  • Memiliki trauma seksual di masa lalu, misalnya korban pemerkosaan atau sodomi
  • Pernah menjadi korban kekerasan, baik secara fisik, verbal, maupun emosional dari pelaku laki-laki
  • Memiliki orang terdekat dengan fobia yang sama
  • Memiliki trauma masa lalu dengan laki-laki, misalnya sosok ayah atau pasangan yang manipulatif atau berperilaku kasar
  • Memiliki gangguan mental, seperti OCD, gangguan stres pascatrauma (PTSD), atau bipolar

Tidak hanya itu, androphobia juga dapat terjadi akibat gangguan pada fungsi otak yang berfungsi merespons rasa takut, yaitu bagian amigdala. Bila organ tersebut terganggu, rasa takut bisa berkembang secara berlebihan sehingga menimbulkan fobia, salah satunya androphobia.

Beberapa Gejala Androphobia

Secara umum, androphobia bisa membuat penderitanya berteriak, menangis, melarikan diri, bahkan bersembunyi saat berhadapan dengan laki-laki. Kondisi ini dapat memburuk seiring bertambahnya usia, apalagi bila fobia tidak diatasi dengan baik.

Saat rasa takut berlebihan tersebut muncul, penderita androphobia juga dapat mengalami gejala fisik lain, seperti:

  • Jantung berdebar atau detak jantung tidak beraturan
  • Sesak napas
  • Mual
  • Keringat berlebih atau hiperhidrosis
  • Tubuh gemetar atau tremor
  • Sakit kepala
  • Mulut kering

Bila tidak segera mendapatkan pengobatan, androphobia bisa membuat penderitanya cenderung menarik diri dari kehidupan sosial untuk menghindari interaksi dengan laki-laki. Dampaknya, aktivitasnya sehari-hari pun dapat terganggu.

Beragam Cara Mengatasi Androphobia

Meski androphobia bisa mengganggu kehidupan, fobia ini umumnya bisa diatasi melalui cara berikut ini:

Terapi pemaparan

Cara mengatasi androphobia yang paling umum adalah dengan melakukan terapi pemaparan. Terapi ini dilakukan untuk mengubah pola pikir penderita dan mengatur responsnya ketika berhadapan dengan laki-laki.

Nantinya, psikolog atau psikiater akan memaparkan secara bertahap tentang laki-laki, mulai dari foto, rekaman suara laki-laki, hingga video. Selama proses ini, penderita akan terus dipantau dan segera diberi penanganan bila gejala fobia yang muncul tergolong berat.

Dengan begitu, pola pikir penderitanya pun bisa berubah seiring waktu dan bisa berhadapan dengan laki-laki di kehidupan nyata.

Terapi perilaku kognitif

Selain dengan terapi pemaparan, androphobia juga dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif. Nantinya, terapi ini akan mengubah pola pikir penderita dari yang negatif menjadi positif saat harus berhadapan dengan laki-laki.

Obat-obatan

Bila dengan terapi di atas fobia yang dialami penderita tidak juga membaik, dokter biasanya akan memberikan obat, seperti anticemas atau obat penenang, guna mengurangi rasa cemas atau panik yang dialami penderita saat harus berhadapan dengan laki-laki.

Namun, penggunaan obat ini hanya bisa dilakukan jangka pendek karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami ketergantungan. Oleh karena itu, penggunaan obat ini perlu di bawah pengawasan dokter.

Selain dengan beberapa cara di atas, dokter juga akan menyarankan penderita androphobia untuk melakukan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan maupun relaksasi otot, guna meredakan kecemasan.

Perlu diingat bahwa untuk mengatasi jenis fobia, termasuk androphobia, diperlukan waktu yang tidak sebentar sehingga penderitanya perlu sabar saat menjalani terapi.

Dengan terapi yang tepat, penderita androphobia pun dapat sembuh dan mengontrol gejalanya selama berada di sekitar laki-laki. Oleh karena itu, siapa pun yang mengalami gejala androphobia hingga aktivitasnya terganggu, sebaiknya segera periksakan diri ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan terapi yang tepat.