Apakah DBD bisa sembuh sendiri kerap menjadi pertanyaan banyak orang, terutama di musim pancaroba saat kasus demam berdarah meningkat. Banyak orang berharap penyakit ini dapat pulih dengan sendirinya, terutama jika gejalanya ringan.
DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menimbulkan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, mual, serta terkadang perdarahan.

Banyak orang mengira DBD yang gejalanya ringan bisa sembuh sendiri, seperti flu biasa. Padahal, DBD berbeda dengan flu biasa karena berisiko menimbulkan penurunan kadar trombosit yang dapat menyebabkan perdarahan.
Fakta Apakah DBD Bisa Sembuh Sendiri
Sebagian besar kasus DBD dengan kondisi ringan memang dapat sembuh sendiri berkat daya tahan tubuh. Namun, proses ini tetap membutuhkan pemantauan yang ketat agar gejala tidak berkembang menjadi lebih serius.
Merawat DBD sendiri tanpa pemantauan laboratorium, seperti tes trombosit dan hematokrit, sangat berisiko. Penurunan trombosit bisa terjadi tanpa gejala yang jelas.
Meski awalnya terlihat membaik, penderita DBD bisa memasuki fase kritis antara hari ke-3 hingga hari ke-7. Di fase ini, risiko syok serta perdarahan berat meningkat dan sering kali tanda bahayanya tidak tampak jelas. Tanpa pemeriksaan medis, kondisi ini dapat berujung fatal.
Meski begitu, tidak semua penderita DBD harus dirawat di rumah sakit, terutama jika gejalanya ringan dan tidak ditemukan tanda bahaya, seperti nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, atau muntah darah.
Namun, pemantauan tetap perlu dilakukan secara rutin dan dokter harus dilibatkan dalam penanganan. Kelompok risiko tinggi, seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, atau penderita penyakit lain, biasanya dianjurkan untuk dirawat inap.
Meski DBD bisa membaik dengan sendirinya pada sebagian orang, penting untuk mengetahui tanda bahayanya. Berikut ini adalah tanda bahaya yang harus segera ditangani di rumah sakit:
- Nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, atau muntah darah
- Mimisan, gusi berdarah, atau muncul bercak ungu/biru di kulit
- Mengantuk berat atau sulit dibangunkan
- Napas cepat atau pendek
- Tidak buang air kecil lebih dari 4–6 jam
- Bibir atau ujung jari tampak pucat
- Gelisah dan tampak sangat lemah
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami tanda-tanda tersebut, segera ke IGD di rumah sakit terdekat.
Pengobatan Demam Berdarah di Rumah
Pengobatan demam berdarah di rumah harus disertai dengan pemantauan gejala. Beberapa pengobatan demam berdarah di rumah yang dapat dilakukan pasien adalah:
- Cukupi cairan tubuh dengan banyak minum untuk menghindari dehidrasi.
- Hindari minum air putih dan utamakan minuman yang mengandung kalori, seperti jus atau sari buah, susu, cairan isotonik, oralit, atau air beras.
- Penuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi seimbang untuk mendukung proses penyembuhan.
- Pastikan untuk beristirahat yang cukup.
- Hindari gigitan nyamuk untuk mengurangi risiko penularan lebih lanjut.
- Gunakan obat nyamuk, losion, atau kelambu di kamar.
Selama penanganan mandiri, tidak ada pantangan makanan bagi pasien, tetapi pasien tetap dianjurkan untuk menjalani bed rest. Pasien juga dapat diberikan jus jambu sebagai sumber cairan, terutama jika pasien mengalami mual dan muntah yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Merawat DBD di rumah hanya boleh dilakukan jika atas anjuran dokter dan gejala sangat ringan tanpa adanya tanda bahaya. Pastikan suhu tubuh terus dipantau, kecukupan cairan terjaga, dan selalu perhatikan perkembangan gejala. Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan darah ulang jika keluhan tidak kunjung membaik atau timbul tanda bahaya.
Pada beberapa kasus, DBD memang bisa sembuh sendiri, tetapi risikonya bisa sangat berbahaya jika tidak dipantau dengan baik. Komplikasi dapat terjadi mendadak, bahkan ketika gejala awal tampak ringan.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami DBD dan ragu apakah DBD bisa sembuh sendiri, jangan tunda untuk mengonsultasikannya ke dokter. Anda bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter melalui aplikasi ALODOKTER. Bila muncul tanda bahaya, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif agar risiko fatal dapat dicegah.