Skoliosis pada ibu hamil sering dianggap bisa mengganggu pertumbuhan janin dan membuat ibu hamil semakin tidak nyaman menjalani proses persalinannya. Yuk simak penjelasan berikut untuk mengetahui kebenarannya.

Tanpa adanya gangguan pada tulang punggung pun, ibu hamil biasanya punya beragam keluhan selama kehamilan, mulai dari sakit punggung, pegal-pegal, mual-muntah, hingga sulit berjalan dan beraktivitas. Jika ditambah dengan skoliosis, kekhawatiran ibu hamil bisa semakin bertambah.

Apakah Skoliosis pada Ibu Hamil Berdampak terhadap Kehamilan? - Alodokter

Nah, untuk mencegah munculnya kekhawatiran yang berlebihan, penting untuk mengetahui dampak-dampak yang mungkin Bumil rasakan jika mengalami skoliosis dan bagaimana cara mengatasinya.

Dampak Skoliosis terhadap Kehamilan

Pertama, penting diketahui bahwa skoliosis memiliki derajat dan tingkat keparahan. Derajatnya dikatakan ringan jika tingkat kemiringan atau kurvanya kurang dari 200, derajat sedang jika kemiringannya di antara 250–400, dan derajat berat jika kemiringannya lebih dari 500.

Nah, ibu hamil yang menderita skoliosis perlu untuk mengetahui kondisinya terlebih dahulu, sehingga bisa lebih waspada dan mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa terjadi akibat kondisinya.

Salah satu kekhawatiran yang biasa muncul saat ibu hamil menderita skoliosis adalah apakah kondisinya akan membahayakan janin. Untuk pertanyaan satu ini, jawabannya tidak. Skoliosis pada ibu hamil tidak memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Selain itu, skoliosis pada ibu hamil juga tidak meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur atau preeklampsia. Namun, jika tingkat kemiringan tulang punggungnya cukup berat dan usia kehamilan semakin bertambah, mungkin ibu hamil akan merasakan GERD yang lebih mudah kambuh. Hal ini terjadi karena selain tekanan dari rahim yang kian membesar, perubahan kelengkungan tulang punggung juga bisa semakin menekan lambung dan saluran pencernaan ibu hamil.

Keluhan lain yang juga bisa semakin memberat pada ibu hamil yang menderita skoliosis adalah nyeri punggung. Nyeri punggung saat hamil merupakan hal yang umum terjadi, karena ligamen memang akan meregang untuk mempersiapkan persalinan.

Saat ibu hamil mengalami skoliosis, ketegangan pada punggung pun makin meningkat, sehingga nyeri punggung akan terasa makin berat. Apalagi jika ibu hamil mengalami obesitas, tulang punggung akan semakin bekerja lebih keras untuk menopang berat badan dan kehamilan. Hal ini akan membuat tulang punggung semakin miring dan keluhan semakin berat.

Lalu, akan muncul pertanyaan berikutnya, apakah ibu hamil dengan skoliosis bisa melahirkan normal? Jawabannya bisa, jika skoliosis masih tergolong ringan. Namun, sebelumnya dokter akan memberikan arahan tentang proses persalinan dan kemungkinan apa saja yang bisa terjadi selama proses ini.

Jika ibu hamil mengalami skoliosis berat, ditambah lagi pernah menjalani operasi skoliosis sebelumnya, proses persalinan caesar mungkin diperlukan. Pasalnya, skoliosis pada ibu hamil sering membuat posisi kepala bayi melintang di dalam rahim, sehingga tidak dapat dilakukan persalinan normal.

Ibu hamil dengan skoliosis berat juga mungkin saja menjalani kelahiran prematur, bila pertumbuhan bayi sampai mengganggu pernapasan dan menyebabkan ibu hamil sesak napas.

Cara Mengatasi Dampak Skoliosis pada Ibu Hamil

Nyeri punggung menjadi salah satu keluhan yang paling sering dirasakan oleh ibu hamil yang menderita skoliosis. Untuk mengurangi rasa nyeri akibat dampak skoliosis pada ibu hamil, Bumil bisa menerapkan beberapa langkah berikut ini:

1. Menjaga berat badan

Penambahan berat badan merupakan hal yang normal selama masa kehamilan, tetapi jangan sampai berlebihan dan tak terkendali hingga obesitas ya, Bumil.

Soalnya, obesitas akan membuat tulang punggung bekerja lebih keras dalam menopang bobot tubuh, yang berimbas pada derajat kemiringan skoliosis dan peningkatan rasa nyeri di punggung.

2. Melakukan olahraga ringan

Olahraga bisa menjadi salah satu cara ampuh mengatasi dampak skoliosis. Akan tetapi, bolehkah berolahraga saat hamil? Tentu saja boleh. Bumil bisa memilih olahraga yang ringan dan aman untuk mengatasi nyeri punggung akibat skoliosis saat hamil, seperti yoga atau latihan menggunakan gym ball.

3. Menjaga posisi punggung tetap lurus

Cobalah untuk menjaga posisi tubuh tetap lurus, terutama saat duduk. Duduklah di kursi dengan penyangga atau bantal kecil yang diletakkan di belakang punggung bawah. Cara ini dapat mengurangi ketegangan pada otot punggung, sehingga bisa mengatasi nyeri akibat skoliosis pada ibu hamil.

4. Tidak membungkuk saat mengangkat barang

Membungkuk saat mengambil barang bisa memicu nyeri punggung pada ibu hamil dengan skoliosis. Jadi, jika ingin mengangkat barang, usahakan untuk jongkok terlebih dahulu dengan menekuk kedua lutut. Cara ini akan menjaga punggung tetap lurus saat Bumil berdiri, sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri.

Selain beberapa cara di atas, terapi komplementer, seperti akupunktur dan chiropractic, juga diketahui dapat meredakan nyeri punggung. Namun, penelitian terkait terapi komplementer pada ibu hamil masih terbatas, sehingga ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan sebelum menjalani terapi.

Sudah jelas ya, Bumil. Skoliosis ringan pada ibu hamil tidak membahayakan kondisi ibu dan janin. Meskipun memiliki kondisi ini, Bumil tetap bisa menjalani persalinan normal jika mendapat rekomendasi dari dokter kandungan.

Namun, jika skoliosis sudah tergolong berat, dokter mungkin akan menyarankan persalinan caesar. Bila hal ini terjadi, Bumil tidak perlu memaksakan diri untuk melahirkan secara normal, terlebih bila posisi kepala bayi tidak berada dekat jalur lahir atau panggul ibu. Ingatlah, keselamatan Bumil dan janin adalah yang utama.

Tingkat keparahan skoliosis pada ibu hamil bisa berbeda-beda. Jadi, untuk memantau dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat skoliosis, jangan lupa lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan ya, Bumil.