Sesak napas saat hamil merupakan hal yang normal dan sangat umum terjadi. Meski begitu, keluhan ini sebaiknya tidak dianggap sepele. Pasalnya, sesak napas pada masa kehamilan bisa menjadi tanda adanya kondisi serius yang memerlukan penanganan.
Sejak awal kehamilan, tubuh Bumil akan mengalami beberapa penyesuaian karena adanya penebalan dinding rahim dan peningkatan jumlah hormon. Selain penyesuaian, Bumil bisa saja mengalami beragam keluhan, termasuk sesak napas.
Sesak napas saat hamil merupakan kondisi yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan selama tidak disertai disertai keluhan lain yang berbahaya. Namun, bila sesak napas sangat parah, detak jantung tidak beraturan, wajah pucat, dan pusing, Bumil perlu segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.
Penyebab Sesak Napas Saat Hamil
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sesak napas saat hamil adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan kadar progesteron
Salah satu penyebab sesak napas saat hamil adalah adanya peningkatan kadar hormon progesteron, yang berperan penting selama proses kehamilan. Hormon ini berfungsi untuk menebalkan dinding rahim sehingga dapat membantu sel telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi embrio, untuk kemudian berkembang menjadi janin.
Penebalan dinding rahim ini akan menekan organ lain di sekitarnya, termasuk paru-paru. Perubahan inilah yang dapat menyebabkan sesak napas saat hamil. Namun, hal ini biasanya tidak berlangsung lama, sesak napas akibat peningkatan kadar progesteron akan membaik dalam waktu beberapa minggu.
2. Mengandung bayi kembar
Mengandung bayi kembar tentu akan berbeda dibandingkan dengan mengandung satu bayi saja. Jika Bumil mengandung bayi kembar, kondisi ini bisa saja menimbulkan gejala sesak napas karena bayi akan membutuhkan banyak ruang di dalam rahim dan perut.
Dengan bertambahnya jumlah janin, tekanan ke diafragma, paru-paru, dan organ lain akan makin besar. Kondisi ini akan terus berlangsung hingga trimester ketiga kehamilan, seiring berkembangnya ukuran janin.
3. Kelebihan air ketuban
Pada beberapa kasus, ibu hamil bisa saja mengalami polihidramnion atau kelebihan air ketuban. Meski kasus ini terbilang langka, kelebihan air ketuban dapat menyebabkan sesak napas. Hal ini terjadi karena air ketuban dapat menimbulkan tekanan di dalam rahim dan organ-organ di sekitarnya, termasuk diafragma dan paru-paru.
Pada kondisi yang ringan, polihidramnion biasanya bisa berkurang dan hilang dengan sendirinya. Namun, untuk kondisi yang lebih berat, Bumil mungkin perlu memeriksakan diri ke dokter guna mencegahnya berkembang menjadi kondisi yang lebih berbahaya.
4. Emboli paru
Selain beberapa kondisi yang berhubungan dengan rahim, sesak napas saat hamil juga bisa disebabkan oleh penyakit yang terjadi di paru-paru, seperti emboli paru.
Emboli paru sendiri merupakan kondisi yang terjadi ketika adanya penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan sehingga paru-paru tidak mampu menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, Bumil bisa merasakan gejala sesak napas.
Emboli paru merupakan kondisi yang serius dan harus segera mendapatkan penanganan. Oleh sebab itu, jika Bumil merasakan sesak napas yang tiba-tiba, nyeri dada, dan pingsan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
5. Preeklamsia
Preeklamsia merupakan kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi pada masa kehamilan. Belum diketahui secara pasti mengapa kondisi ini bisa terjadi, tetapi preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kapiler di paru-paru, sehingga dapat menyebabkan kebocoran dan penumpukan cairan.
Penumpukan cairan di paru-paru dapat mengganggu kerja paru-paru dalam menyuplai oksigen sehingga dapat menimbulkan gejala sesak napas. Selain sesak napas, preeklamsia biasanya akan menimbulkan gejala lain, seperti nyeri di bahu, perut, sakit kepala, pusing, mual, dan muntah.
Jika Bumil mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cara Mengatasi Sesak Napas Saat Hamil
Ada beberapa cara yang bisa Bumil lakukan untuk melegakan pernapasan bila mengalami sesak napas saat hamil, yaitu:
- Berikan ruang sebanyak mungkin agar paru-paru dapat mengembang, yaitu dengan menegakkan punggung dan menarik pundak ke belakang saat berdiri atau duduk.
- Hindari tidur telentang dan cobalah tidur dengan posisi kepala lebih tinggi. Anda bisa menggunakan bantal tambahan untuk menopang kepala. Jika sulit tidur karena sesak, cobalah tidur menghadap sisi kiri sebab bisa meningkatkan sirkulasi aliran darah seluruh tubuh.
- Rentangkan tangan ke atas kepala hingga tulang rusuk terangkat dan lebih banyak udara yang masuk ke paru.
- Lakukan olahraga ringan secara teratur agar pernapasan menjadi lebih lega dan panjang, terutama di trimester ketiga kehamilan. Selain itu, janin bisa mendapat lebih banyak oksigen saat ibu hamil berolahraga.
- Lakukan latihan relaksasi dan latihan pernapasan untuk membantu bernapas lebih baik.
Sesak napas saat hamil yang bukan disebabkan oleh penyakit tertentu, biasanya hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya. Mendekati waktu persalinan, kondisi ini akan membaik seiring dengan posisi bayi yang mulai turun ke jalan lahir.
Namun, jika sesak napas saat hamil tak kunjung membaik atau sering terjadi, konsultasikan kepada dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.