Terapi komplementer adalah praktik atau perawatan yang telah terbukti secara medis sebagai pelengkap dari terapi atau pengobatan utama. Terapi ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan membuat pasien merasa lebih sehat. Namun, terapi komplementer tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis.

Terapi komplementer merupakan terapi yang digunakan sebagai pelengkap terapi medis konvensional. Dokter biasanya akan merekomendasikan jenis terapi komplementer yang sesuai dengan kondisi medis yang dialami pasien.

Mengenal Terapi Komplementer, Terapi Pendukung Pengobatan Medis - Alodokter

Namun, terapi komplementer bukanlah pengobatan alternatif karena tidak bisa menggantikan pengobatan konvensional. Terapi komplementer justru digunakan sebagai pendukung pengobatan yang bertujuan untuk membantu pasien merasa lebih baik atau mengatasi efek samping yang muncul akibat pengobatan konvensional.

Jenis-Jenis Terapi Komplementer

Sejauh ini, beragam terapi komplementer telah dikembangkan dan digunakan bersama dengan pengobatan konvensional. Berikut ini adalah berbagai jenis terapi komplementer yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:

1. Akupunktur

Akupunktur merupakan pengobatan tradisional Tiongkok yang telah digunakan selama ribuan tahun. Terapi ini dilakukan dengan menusukkan jarum halus ke titik-titik tertentu pada kulit, atau disebut juga titik akupunktur, untuk membantu proses penyembuhan penyakit.

Terapi komplementer yang satu ini bekerja dengan cara menyeimbangkan aliran energi (chi) dalam tubuh. Terapi ini dapat digunakan pada beberapa kondisi medis, mulai dari nyeri punggung bawah, osteoarthritis, sakit leher, hingga sakit kepala, seperti migrain.

2. Chiropractic

Chiropractic merupakan terapi yang menekankan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Chiropractic dapat dilakukan untuk mengobati kondisi yang berhubungan dengan tulang, otot, dan sendi, seperti sakit punggung dan leher, sakit kepala, dan sendi kaku.

Chiropractic dilakukan oleh ahli terapi yang disebut chiropractor. Chiropractor berlisensi dapat melakukan anamnesis (wawancara medis) pada pasien, memeriksa riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan maupun pemeriksaan penunjang, serta menentukan diagnosis.

Setelah itu, chiropractor akan memberikan perawatan, memantau kemajuan pasien, serta mengenali kondisi yang memerlukan perawatan medis lebih lanjut. Bentuk terapi yang diberikan oleh chiropractor bisa berupa teknik manipulasi tulang belakang, latihan gerak tubuh, dan konseling gizi.

3. Aromaterapi

Terapi komplementer yang satu ini menggunakan minyak esensial, baik dengan cara dihirup maupun dioleskan ke kulit, untuk mendapatkan manfaat terapeutik. Saat dihirup, aroma minyak esensial akan memengaruhi pusat emosional di otak.

Aromaterapi dipercaya dapat mengatasi beragam kondisi, seperti kecemasan, depresi, mual, insomnia, dan menurunnya nafsu makan. Selain itu, minyak esensial juga dapat digunakan sebagai minyak pijat untuk melemaskan otot-otot yang tegang.

4. Meditasi

Meditasi termasuk dalam salah satu jenis terapi komplementer yang telah terbukti memiliki banyak manfaat untuk kesehatan psikologis. Terapi ini dilakukan dengan memusatkan perhatian untuk menciptakan perasaan tenang dan meningkatkan energi.

Ada banyak cara untuk bermeditasi, mulai dari mengatur napas, menjernihkan pikiran, memfokuskan perhatian pada satu objek, menggunakan teknik fisik seperti yoga atau tai chi untuk menenangkan pikiran, hingga mengulang kata atau mantra dengan suara keras atau tanpa suara.

Terapi komplementer dengan meditasi biasanya digunakan untuk meningkatkan kerja otak dan mengelola stres.

5. Pilates dan yoga

Pilates dan yoga termasuk terapi komplementer yang biasanya diterapkan untuk membantu mengatasi nyeri punggung, memperbaiki postur tubuh, menjaga kesehatan jantung, mengatasi efek samping dari pengobatan kanker, mengelola stres, serta meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh.

Instruktur pilates dan yoga yang berlisensi dapat bekerja sama dengan dokter untuk menyusun rencana perawatan pasien. Olahraga ini diharapkan dapat mendukung dan mempercepat proses pemulihan pasien.

Selain beragam terapi di atas, masih banyak jenis terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk mendukung pengobatan konvensional. Beberapa terapi komplementer tersebut adalah homeopathy, naturopathy, osteopathy, reiki, ayurveda, tai chi, qigong, dan hipnosis.

Meski banyak jenis terapi yang dikembangkan saat ini, tidak sedikit terapi komplementer yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya dalam mengatasi penyakit.

Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum Anda menjalani terapi komplementer apa pun. Anda juga dianjurkan untuk memilih terapis yang berpengalaman, terlatih, dan memiliki lisensi untuk melakukan terapi komplementer tersebut.