Asam mefenamat untuk sakit gigi bekerja dengan cara mengurangi nyeri dan peradangan yang terjadi. Obat ini dijual secara bebas, tetapi disarankan penggunaannya tidak sembarangan agar terhindar dari efek samping.

Asam mefenamat umumnya digunakan untuk meredakan berbagai keluhan akibat sakit gigi, seperti nyeri, bengkak di sekitar gigi atau gusi, demam, dan sakit kepala. Cara asam mefenamat dalam meredakan nyeri adalah dengan menurunkan produksi prostaglandin dalam tubuh.

Asam Mefenamat, Obat Penghilang Nyeri Akibat Sakit Gigi - Alodokter

Cara Kerja Asam Mefenamat untuk Mengatasi Sakit Gigi

Asam mefenamat adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri tingkat ringan hingga sedang. Obat ini juga mampu meredakan peradangan yang ditimbulkan oleh penyakit tertentu.

Penggunaan asam mefenamat biasanya ditujukan untuk mengatasi beberapa kondisi, seperti:

  • Nyeri sakit gigi dan menstruasi
  • Nyeri otot dan sendi
  • Sakit kepala
  • Nyeri pascaoperasi dan melahirkan
  • Nyeri yang disebabkan cedera

Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi enzim ­cyclo-oxygenase (COX) yang akan mengurangi produksi prostaglandin. Prostaglandin merupakan zat yang dihasilkan tubuh saat Anda mengalami cedera, menderita penyakit  tertentu, dan mengalami peradangan atau pembengkakan.

Dengan terhambatnya produksi prostaglandin, rasa nyeri yang ditimbulkan dapat berkurang. Karena efektif untuk meredakan nyeri, asam mefenamat kerap digunakan sebagai obat nyeri sakit gigi.

Namun, jangan gunakan obat ini dalam jangka waktu lama. Batas pemakaian asam mefenamat yang direkomendasikan untuk mengatasi nyeri akibat sakit gigi adalah 7 hari.

Efek Samping Penggunaan Asam Mefenamat

Sama seperti obat-obatan lain, asam mefenamat juga memiliki efek samping serius. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat muncul saat mengonsumsi asam mefenamat untuk sakit gigi:

  • Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, sembelit dan perut kembung
  • Sakit kepala dan pusing
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Kulit gatal dan ruam
  • Pandangan kabur
  • Sariawan
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Gangguan fungsi hati

Selain itu, asam mefenamat juga bisa menimbulkan efek samping serius jika digunakan oleh penderita penyakit asam lambung (GERD). Hal ini karena asam mefenamat dapat meningkatkan produksi asam lambung yang menyebabkan iritasi lambung, perdarahan usus, dan tukak lambung.

Oleh karena itu, penggunaan obat ini pada penderita asam lambung dan tukak lambung sebaiknya dihindari. Namun, jika tetap harus menggunakan asam mefenamat, disarankan untuk mengonsumsinya bersama dengan obat asam lambung guna mencegah iritasi lambung.

Tak hanya itu, penelitian menunjukkan bahwa beberapa obat golongan OAINS, termasuk asam mefenamat, dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke, serta meningkatkan risiko kambuhnya penyakit jantung pada orang yang memiliki riwayat penyakit tersebut.

Risiko ini akan semakin meningkat jika asam mefenamat digunakan dengan dosis tinggi atau dalam jangka waktu panjang.

Oleh karena itu, sebelum menjadikan asam mefanamat sebagai obat nyeri sakit gigi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter lebih dulu, apalagi jika Anda memiliki kondisi berikut ini:

  • Berusia di atas 65 tahun atau di bawah 14 tahun
  • Memiliki riwayat alergi terhadap obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, seperti aspirin atau ibuprofen
  • Menderita hipertensi, asma, diabetes, dan epilepsi
  • Memiliki riwayat gangguan saluran cerna, seperti penyakit radang usus dan tukak lambung
  • Memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, gagal jantung kronis, dan gagal hati
  • Sedang hamil dan memasuki trimester ketiga
  • Sedang menyusui

Penggunaan asam mefenamat dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis dapat menimbulkan efek samping serius bagi tubuh. Jadi, gunakan sesuai petunjuk yang tertera pada label kemasan atau konsumsi sesuai anjuran dokter.

Apabila setelah mengonsumsi asam mefenamat keluhan nyeri dan sakit gigi masih dirasakan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan yang tepat.