Basiliximab adalah obat untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang baru saja ditransplantasikan. Obat ini hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

Setelah transplantasi, organ yang baru dicangkokkan bisa menimbulkan reaksi penolakan. Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap organ baru tersebut sebagai benda asing yang berbahaya, padahal sebenarnya tidak.

Basiliximab

Untuk mencegah reaksi tersebut, orang yang baru menjalani transplantasi organ perlu menggunakan obat imunosupresan. Salah satu obat imunosupresan yang bisa digunakan adalah basiliximab. Obat ini bekerja dengan cara mencegah sistem imun menyerang jaringan dan organ yang baru saja ditransplantasikan.

Basiliximab digunakan untuk mencegah reaksi penolakan tubuh setelah prosedur transplantasi ginjal. Penggunaan basiliximab setelah transplantasi ginjal biasanya dikombinasikan dengan ciclosporin dan kortikosteroid.

Merek dagang basiliximab: Simulect

Apa Itu Basiliximab

Golongan Obat resep
Kategori Imunosupresan
Manfaat Mencegah terjadinya reaksi penolakan organ yang baru saja di transplantasi
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Basiliximab untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Jika Anda sedang hamil, konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.
Basiliximab untuk ibu menyusui Bila Anda sedang menyusui, jangan gunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Basiliximab

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan basiliximab, yaitu:

  • Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Basiliximab tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita kanker, diabetes, kolesterol tinggi, gangguan elektrolit, atau penyakit infeksi, seperti cytomegalovirus (CMV) atau HIV.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda berencana untuk melakukan vaksinasi selama menjalani terapi dengan basiliximab. Obat ini dapat memengaruhi efektivitas vaksin.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan basiliximab jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Hindari kontak dengan orang yang sedang menderita penyakit infeksi yang mudah menular, seperti flu, selama menggunakan basiliximab. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan tubuh lebih mudah tertular penyakit infeksi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan basiliximab.

Dosis dan Aturan Pakai Basiliximab

Berikut ini adalah dosis basiliximab untuk mencegah reaksi penolakan organ berdasarkan usia pasien:

  • Dewasa: 20 mg, disuntikkan melalui infus selama 20–30 menit, 2 jam sebelum transplantasi, kemudian 20 mg 4 hari setelah transplantasi.
  • Anak dengan berat badan <35 kg: 10 mg, disuntikkan melalui infus selama 20–30 menit, 2 jam sebelum prosedur transplantasi, kemudian 10 mg 4 hari setelah transplantasi.

Cara Menggunakan Basiliximab dengan Benar

Basiliximab akan diberikan di rumah sakit. Obat ini akan diberikan secara langsung oleh dokter atau tenaga kesehatan di bawah pengawasan dokter. Basiliximab akan diberikan melalui suntikan pembuluh darah (intravena/IV).

Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter sehingga kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan basiliximab, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan medis tertentu, contohnya tes fungsi ginjal dan liver.

Interaksi Basiliximab dengan Obat Lain

Berikut adalah efek interaksi yang bisa terjadi jika basiliximab digunakan bersama obat lain:

  • Penurunan efektivitas dan peningkatan risiko terjadinya efek samping vaksin hidup, seperti vaksin BCG, vaksin MMR, atau vaksin tifoid
  • Peningkatan risiko terjadinya infeksi jika digunakan bersama mycophenolate, leflunomide, everolimus, atau etanercept

Penggunaan obat yang memiliki efek imunosupresan dengan susu kefir juga bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi.  Oleh sebab itu, agar aman, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan suplemen, produk herbal, atau obat-obat lain selama menjalani terapi dengan basiliximab.

Efek Samping dan Bahaya Basiliximab

Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan basiliximab, yaitu:

  • Jerawat
  • Pusing atau sakit kepala
  • Insomnia atau sulit tidur
  • Mual atau sakit perut
  • Masalah pencernaan, seperti konstipasi atau diare
  • Tremor atau gemetaran
  • Nyeri, bengkak, dan kemerahan di area suntikan

Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:

  • Sesak napas
  • Sendi terasa nyeri, kaku, atau memerah
  • Kaki atau tangan bengkak
  • Hiperglikemia, dengan gejala sering haus, frekuensi buang air kecil meningkat, mulut kering, atau napas berbau asam
  • Gejala flu, seperti demam, hidung tersumbat, batuk, atau sakit tenggorokan tidak kunjung membaik
  • Kelebihan kadar kalium di dalam darah, yang bisa ditandai dengan kaki kram, sembelit, detak jantung tidak teratur, dada berdebar, sering haus, sering buang air kecil, kebas atau kesemutan, maupun lemah otot
  • Nyeri atau rasa perih saat buang air kecil
  • Mudah memar atau berdarah, serta lelah yang tidak biasa
  • Anemia, dengan gejala kulit pucat, napas pendek, pening, sulit konsentrasi, serta rasa dingin di kaki maupun tangan
  • Hipokalemia, yang bisa ditandai dengan linglung, detak jantung tidak teratur, sangat haus, atau frekuensi buang air kecil bertambah
  • Gejala infeksi, seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, lelah yang tidak biasa, muntah, atau diare