Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih mendalam hingga memicu penurunan minat dan hasrat. Ada yang menyebutkan kalau depresi bisa diturunkan dalam keluarga. Benarkah demikian? Mari temukan jawabannya di sini.

Depresi tergolong gangguan serius yang perlu diatasi. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini bisa menimbulkan beragam masalah emosional dan kesehatan. Dampak terburuk dari depresi adalah munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Benarkah Depresi Diturunkan Dalam Keluarga? Ini Faktanya - Alodokter

Apakah Depresi Bisa Diturunkan dalam Keluarga?

Jawabannya adalah bisa. Genetik merupakan salah satu faktor yang diketahui memiliki andil dalam risiko seseorang mengalami depresi. Para ahli menyebutkan bahwa sekitar 40% penderita depresi juga memiliki keluarga yang depresi, sementara 60%-nya mengalami depresi karena faktor lingkungan dan faktor lainnya.

Penelitian-penelitian lain juga menyebutkan bahwa seorang anak dengan orang tua yang menderita depresi berisiko 3 kali lipat lebih tinggi mengalami depresi. Risiko ini lebih besar pada wanita daripada pria.

Selain itu, merawat atau menghadapi keluarga dengan depresi bukanlah sesuatu yang mudah dan tingkat stresnya cukup tinggi. Keluarga bisa saja merasa frustrasi, misalnya karena penderita sulit untuk didekati dan tidak mau terbuka. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi keluarga dari sisi faktor lingkungan dan sosial.

Cara Melindungi Diri dari Depresi

Nah, agar kamu siap dan tidak terjebak dalam depresi, ikuti beberapa panduan di bawah ini:

1. Usahakan lebih sering bertemu orang

Studi menyebutkan bahwa kamu lebih terlindungi dari depresi jika punya kehidupan sosial yang baik. Maka dari itu, sesibuk apa pun aktivitasmu, sediakan waktu untuk bertemu teman-teman atau mengerjakan hobi bersama orang-orang baru.

2. Cukupi waktu istirahat

Pastikan kamu mencukupi waktu istirahat karena kurang tidur bisa membuatmu lebih berisiko mengalami depresi. Supaya bisa lebih cepat tidur, hindarilah makanan atau minuman berkafein menjelang tidur, serta hindari bermain handphone saat waktu tidur.

3. Jauhi orang yang membuatmu rendah diri

Dalam penelitian ditemukan bahwa interaksi sosial yang negatif berhubungan dengan peningkatan kadar protein yang disebut sitokin. Selain berperan dalam proses peradangan, protein ini juga diketahui berhubungan erat dengan depresi.

Untuk mencegah hal ini, jauhilah orang-orang yang selalu membuatmu pesimis dan rendah diri, baik itu teman maupun keluargamu sendiri. Sebaliknya, dekatkanlah dirimu dengan orang-orang yang bisa membuatmu nyaman dan menerimamu apa adanya.

4. Hindari menyalahkan diri sendiri

Apa yang sudah terjadi tidak dapat diulang atau dihindari lagi. Oleh karena itu, tarik napas dalam-dalam dan terimalah semua yang terjadi padamu dengan rasa syukur. Dengan begitu, kamu bisa menerima hal-hal yang tidak dapat kamu ubah dan fokus pada apa yang dapat kamu kendalikan.

5. Pilah-pilih makanan

Ada jenis makanan tertentu yang bisa menjaga mood kamu tetap stabil, antara lain makanan rendah lemak, ikan, buah, sayur, kacang-kacangan, terutama makanan yang mengandung omega-3 dan asam folat.

6. Bantu orang lain

Studi menemukan bahwa menjadi sukarelawan dan menolong orang lain dapat meningkatkan kadar serotonin dan mood dalam jangka panjang. Hal ini karena menjadi relawan membuatmu tidak egois dan fokus pada kebutuhan orang lain yang lebih membutuhkan.

7. Rencanakan segala sesuatu dengan lebih realistis

Hindari melakukan banyak hal sekaligus atau memaksakan sesuatu yang tidak bisa kamu kerjakan. Hal ini bisa memicu stres yang berujung pada depresi. Oleh karena itu, kamu harus bisa mengenali kapasitasmu sendiri dan mencoba untuk hidup seimbang.

8. Kurangi waktu mengakses media sosial

Terlalu sering mengakses media sosial dapat memicu timbulnya perasaan rendah diri dan depresi, lho. Jadi, mengalihkan perhatian dari akun media sosialmu selama beberapa waktu bisa membantu melindungi dirimu dari depresi.

9. Lakukan olahraga secara rutin

Olahraga dapat melepaskan hormon endorfin yang dapat memperbaiki mood, menenangkan sistem saraf pusat, dan mengurangi kadar zat kimia dalam tubuh yang dapat memperparah depresi. Semakin rajin menjaga kesehatan tubuh, risiko untuk mengalami depresi akan semakin kecil.

Sebaliknya, depresi yang tidak ditangani bisa membuatmu lebih berisiko terkena diabetes dan penyakit jantung, juga berbagai penyakit lainnya.

Meski faktor keturunan sangat berpengaruh dalam menyebabkan depresi, bukan berarti kamu pasti terkena depresi begitu anggota keluargamu yang lain ada yang mengalaminya. Ada banyak, kok, hal yang bisa kamu lakukan untuk mengantisipasi depresi sejak dini, misalnya dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas.

Namun, bila kamu telah merasakan gejala depresi yang mungkin membuatmu kesulitan untuk menjalani tips-tips tersebut, lebih baik segera konsultasikan dengan dengan psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.