Cara mengatasi hidronefrosis atau ginjal bengkak perlu disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, dan kondisi penderita secara keseluruhan. Penanganan dapat dilakukan dengan beberapa langkah, mulai dari penggunaan obat-obatan hingga operasi.
Hidronefrosis adalah kondisi ketika salah satu atau kedua ginjal mengalami pembengkakan akibat penumpukan urine di dalam saluran atau kandung kemih. Kondisi ini terjadi karena saluran kemih tersumbat atau tertutup akibat kondisi atau penyakit tertentu.
Langkah penanganan atau cara mengatasi hidronefrosis adalah untuk mengatasi penyumbatan tersebut agar urine dapat kembali dikeluarkan dengan lancar seperti semula. Dengan lancarnya pengeluaran urine, hidronefrosis pun dapat teratasi.
Beberapa Penyebab Terjadinya Hidronefrosis
Hidronefrosis bisa dialami oleh semua orang dari segala usia, bahkan janin yang masih berada di dalam kandungan.
Hidronefrosis bisa tidak bergejala, tetapi sebagian penderita kondisi ini bisa mengalami gejala tertentu seperti nyeri punggung, mual dan muntah, demam, lemas, nyeri saat berkemih, merasa sering ingin buang air kecil, hingga aliran urine tidak lancar.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan aliran urine tersumbat hingga menyebabkan hidronefrosis atau pembengkakan ginjal, di antaranya:
- Batu ginjal
- Penyempitan ureter (saluran kemih yang membawa urine dari ginjal menuju kandung kemih) akibat luka, operasi, atau cacat bawaan lahir
- Pembesaran prostat jinak
- Retensi urine
- Aliran urine kembali dari kandung kemih menuju ginjal (refluks vesicoureteral)
- Infeksi saluran kemih
- Kanker atau tumor di sekitar saluran kemih, seperti kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker prostat, dan kanker ovarium
- Rahim yang membesar selama kehamilan
- Kerusakan saraf pada kandung kemih yang mengontrol buang air kecil, misalnya pada penderita diabetes, tumor otak, dan multiple sclerosis
- Prolaps organ panggul atau kondisi ketika organ di dalam panggul menonjol keluar dari vagina
Hidronefrosis yang terjadi pada wanita hamil, janin, atau bayi biasanya tidak memerlukan penanganan. Pada wanita hamil, kondisi ini umumnya akan membaik dalam waktu beberapa minggu setelah persalinan. Sedangkan pada bayi, hidronefrosis biasanya akan membaik setelah ia berusia beberapa bulan.
Jika disebabkan oleh penyakit tertentu, sering kali hidronefrosis tidak dapat sembuh sendiri dan perlu ditangani oleh dokter. Hal ini penting dilakukan agar hidronefrosis tidak menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut.
Berbagai Cara Mengatasi Hidonefrosis
Ada beragam cara mengatasi hidronefosis yang bisa dilakukan sesuai dengan penyebabnya, yaitu:
Pemasangan kateter urine
Pemasangan kateter urine dilakukan dengan cara memasukkan selang khusus atau kateter ke dalam kandung kemih melalui saluran kencing. Tindakan ini berguna untuk melebarkan ureter dan memudahkan proses pengeluaran urine dari saluran dan kandung kemih.
Pemasangan kateter urine bisa dilakukan sebagai cara mengatasi hidronefrosis akibat penyumbatan di saluran kemih atau kandung kemih, misalnya karena batu ginjal, retensi urine, atau infeksi saluran kemih.
Bila tidak dapat dimasukkan melalui uretra atau saluran kencing, kateter urine bisa dimasukkan langsung ke ginjal untuk mengalirkan urine dari ginjal langsung ke luar tubuh. Tindakan ini dikenal dengan sebutan nefrostomi.
2. Obat-obatan
Cara mengatasi hidronefrosis dengan pemberian obat-obatan umumnya dilakukan pada kasus hidronefrosis ringan atau tidak terlalu parah. Jenis obat-obatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab hidronefrosis.
Misalnya, jika hidronefrosis pada penderita disebabkan oleh infeksi saluran kemih, dokter dapat meresepkan obat antibiotik. Sedangkan, untuk mengobati hidronefrosis akibat pembesaran prostat jinak, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengecilkan prostat yang membesar.
Selain antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat pereda nyeri atau analgesik untuk meredakan gejala nyeri akibat hidronefrosis.
3. Litotripsi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab hidronefrosis adalah batu ginjal yang menyumbat aliran urine. Nah, litotripsi atau ESWL ini adalah tindakan medis untuk menghancurkan batu ginjal atau batu saluran kemih dengan menggunakan gelombang kejut.
Melalui litotripsi, batu yang dihancurkan akan menjadi serpihan kecil sehingga dapat keluar bersama urine yang sebelumnya tersumbat. Dengan demikian, aliran urine akan kembali lancar dan hidronefosis pun dapat teratasi.
4. Ureteroskopi
Ureteroskopi juga bisa digunakan sebagai cara mengatasi hidronefrosis akibat batu ginjal yang menyumbat kandung kemih atau saluran kemih. Uretoroskopi biasanya dikombinasikan dengan metode lain, seperti litotripsi dan sistokopi.
Prosedur ini menggunakan alat bernama uteroskop, yaitu sebuah kabel fleksibel yang dilengkapi dengan kamera. Uteroskop dimasukkan melalui lubang kencing, melewati kandung kemih, ureter, sampai ginjal. Setelah batu ditemukan atau terlihat melalui kamera, dokter akan menghancurkan batu tersebut dengan laser atau litotripsi.
Selain untuk mengatasi hidronefrosis akibat batu saluran kemih, dokter juga mungkin akan menyarankan ureteroskopi untuk menangani hidronefrosis yang disebabkan oleh cedera, luka, serta tumor atau kanker yang menghambat saluran kemih.
5.Operasi
Prosedur operasi juga bisa dilakukan dokter sebagai cara mengatasi hidronefrosis. Operasi dilaksanakan untuk mengatasi pembengkakan ginjal karena batu ginjal yang sudah terlalu besar dan sulit dibuang, serta hidronefrosis karena pembesaran prostat.
Pada kasus batu ginjal, operasi pengangkatan batu dapat dilakukan dengan bantuan endoskopi. Sementara pada kasus pembesaran prostat, operasi prostat dapat dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar prostat yang menghambat aliran urine.
Prosedur operasi juga dapat dilakukan untuk membuang jaringan parut atau bekuan darah di saluran kemih yang menyebabkan aliran urine terhambat.
6. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan untuk mengatasi hidronefrosis yang disebabkan oleh tumor atau kanker di sekitar saluran kemih dan kandung kemih. Cara mengatasi hidronefrosis ini biasanya dilakukan beserta tindakan medis lain, seperti operasi pengangkatan tumor atau kanker. Kemoterapi juga bisa dikombinasikan dengan terapi radiasi.
Sebelum menentukan metode pengobatan yang digunakan sebagai cara mengatasi hidronefrosis, dokter perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa parah hidronefrosis yang dialami oleh penderita dan apa penyebabnya.
Pemeriksaan tersebut bisa berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari urinalisis, tes darah, dan pemeriksaan radiologis, seperti USG saluran kemih dan ginjal, foto Rontgen, serta CT Scan atau MRI.
Hidronefrosis yang terdeteksi dan ditangani sejak dini berisiko lebih kecil untuk menyebabkan komplikasi dan bisa lebih cepat sembuh. Namun, jika dibiarkan, pembengkakan ginjal dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan ginjal permanen atau gagal ginjal.
Oleh karena itu, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala hidronefrosis, seperti nyeri punggung, sakit perut, nyeri saat buang air kecil, demam, dan kesulitan buang air kecil. Semakin cepat hidronefrosis terdeteksi, penanganan dapat semakin cepat dilakukan.