Cedera leher adalah kondisi ketika jaringan di leher, seperti otot, ligamen, tulang, atau saraf, mengalami kerusakan akibat benturan, tarikan, atau gerakan yang tidak normal. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri, kaku, gangguan gerak, bahkan penurunan fungsi tubuh jika saraf tulang belakang ikut terdampak.

Leher berperan penting untuk menopang kepala dan menjadi jalur utama saraf serta pembuluh darah yang menghubungkan otak dengan seluruh tubuh. Struktur leher yang terbuka dan sangat fleksibel membuatnya mudah cedera, terutama saat mengalami benturan atau tekanan kuat.

Cedera Leher

Cedera leher bisa bersifat ringan, seperti nyeri otot, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan saraf yang berbahaya. Memahami penyebab, gejala, dan cara penanganannya penting dilakukan agar risiko komplikasi dapat dicegah dan proses pemulihan berjalan lebih optimal.

Penyebab Cedera Leher

Berbagai hal bisa menjadi penyebab cedera leher, mulai dari kecelakaan, benturan, hingga aktivitas ringan yang dilakukan dengan posisi tubuh tidak tepat. Berikut adalah beberapa penyebab cedera leher yang paling umum: 

1. Kecelakaan lalu lintas

Gerakan kepala yang tersentak tiba-tiba akibat tabrakan (whiplash injury) bisa merusak otot, ligamen, hingga sendi leher.

2. Jatuh dari ketinggian

Terpeleset dari tangga, kursi, atau tempat tidur dapat membuat leher terbentur dan cedera.

3. Olahraga dan aktivitas fisik

Olahraga dengan kontak fisik, seperti sepak bola, bela diri, atau basket, berisiko menimbulkan cedera bila tanpa pelindung kepala atau leher.

4. Cedera kerja

Pekerja konstruksi atau pabrik rentan mengalami cedera akibat terjatuh, tertimpa benda berat, atau terjepit alat.

5. Kekerasan fisik

Pukulan atau cekikan di area leher bisa menyebabkan trauma serius pada jaringan dan saraf.

6. Terkena tusukan tajam

Tertusuk benda tajam atau terkena serpihan dapat merusak otot dan pembuluh darah besar di leher.

7. Gerakan mendadak atau posisi salah

Menoleh terlalu cepat, mengangkat beban di kepala, atau tidur dengan posisi salah bisa membuat otot leher menegang atau robek.

8. Kelainan atau penyakit tertentu

Penyakit seperti osteoporosis atau radang sendi dapat membuat struktur leher rapuh dan mudah cedera.

9. Kecelakaan rumah tangga

Aktivitas sederhana seperti mengangkat barang berat atau terpeleset di kamar mandi juga bisa menyebabkan cedera, terutama pada lansia dan anak-anak.

Gejala Cedera Leher

Cedera leher bisa menimbulkan berbagai keluhan, tergantung pada tingkat keparahannya. Pada sebagian orang, gejalanya mungkin ringan, tetapi pada kasus tertentu bisa cukup serius hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi:

  • Nyeri pada leher, yang biasanya semakin terasa saat leher digerakkan atau digunakan untuk beraktivitas
  • Leher terasa kaku dan sulit menoleh ke kanan atau kiri
  • Pembengkakan atau memar di area sekitar leher akibat peradangan atau benturan
  • Sakit kepala, pusing, atau muntah dapat terjadi akibat gangguan pada saraf atau otot di leher.
  • Kesemutan, mati rasa, atau kelemahan pada tangan maupun kaki, terutama jika saraf tulang belakang ikut tertekan.
  • Gangguan keseimbangan hingga hilang kesadaran, bisa menjadi tanda cedera berat yang memerlukan penanganan darurat.

Kapan harus ke Dokter

Untuk cedera ringan tanpa gejala berbahaya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Namun, segera kunjungi ke IGD rumah sakit terdekat bila cedera leher disertai dengan keluhan:

  • Hilang kesadaran
  • Sulit bernapas
  • Kelemahan atau mati rasa pada tangan maupun kaki
  • Nyeri leher yang sangat hebat, bengkak, atau bentuk leher tampak berubah
  • Cedera terjadi akibat kecelakaan berat, jatuh dari ketinggian, atau trauma serius
  • Gangguan keseimbangan atau kehilangan kesadaran setelah benturan

Diagnosis Cedera Leher

Untuk memastikan adanya cedera dan menilai tingkat keparahannya, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Pemeriksaan fisik, yang diawali dengan tanya jawab mengenai riwayat cedera dan gejala yang dirasakan, kemudian dilanjutkan dengan penilaian terhadap nyeri, pembengkakan, kemampuan gerak, serta fungsi saraf di leher.
  • Rontgen leher, guna mendeteksi adanya patah tulang, pergeseran sendi, atau perubahan struktur tulang leher.
  • CT scan atau MRI, dilakukan bila dicurigai ada kerusakan pada jaringan lunak, seperti otot, ligamen, atau saraf di sekitar leher.

Pengobatan Cedera Leher

Penanganan cedera leher tergantung pada jenis dan tingkat keparahan cedera. Beberapa langkah yang umumnya dilakukan meliputi:

 Imobilisasi leher

Segera setelah cedera, leher biasanya dipasangi penyangga (neck collar) agar tetap stabil dan mencegah cedera bertambah parah, terutama bila diduga melibatkan tulang belakang atau saraf.

Pemberian obat

Dokter dapat memberikan obat pereda nyeri dan antiradang, seperti parasetamol, ibuprofen, atau naproksen. Pada nyeri berat, dokter umumnya akan meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat atau kortikosteroid bila terjadi pembengkakan saraf. Relaksan otot juga bisa diresepkan untuk meredakan kekakuan.

Fisioterapi 

Setelah nyeri mereda, pasien biasanya akan menyarankan pasien untuk menjalani fisioterapi. Tujuannya untuk memperkuat otot leher, memulihkan gerakan, dan melatih postur tubuh agar tidak mudah cedera kembali. 

Perawatan luka atau pendarahan

Jika cedera disertai luka terbuka atau perdarahan, dokter akan menanganinya dengan menjahit luka, menghentikan perdarahan, atau mengangkat benda asing.

Pembedahan

Operasi dilakukan bila ada patah tulang leher yang tidak stabil, pergeseran tulang, atau tekanan pada saraf. Tujuannya untuk memperbaiki posisi tulang dan mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.

Rehabilitasi jangka panjang

Pada cedera berat, pasien mungkin perlu menjalani terapi fisik, terapi okupasi, atau dukungan psikologis untuk memulihkan fungsi tubuh dan kemampuan beraktivitas.

Alat bantu jalan atau kursi roda

Dalam kondisi tertentu, pasien mungkin membutuhkan alat bantu jalan atau kursi roda. Dokter juga akan memberikan edukasi mengenai postur tubuh yang baik guna mencegah cedera berulang.

Komplikasi Cedera Leher

Cedera leher dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, terutama bila melibatkan saraf atau tulang belakang. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Kelumpuhan atau gangguan gerak, akibat kerusakan saraf yang menghubungkan otak dan tubuh
  • Gangguan pernapasan, jika saraf yang mengatur otot pernapasan ikut terdampak
  • Nyeri leher kronis, yang dapat muncul akibat peradangan atau kerusakan otot dan ligamen

Risiko komplikasi akan semakin besar bila penanganan dilakukan terlambat atau cedera tergolong berat.

Pencegahan Cedera Leher

Cedera leher bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana, seperti:

  • Menggunakan pelindung leher dan sabuk pengaman saat berkendara atau berolahraga
  • Melakukan pemanasan sebelum beraktivitas fisik agar otot tidak tegang
  • Menjaga postur tubuh saat bekerja, duduk, atau mengangkat benda berat
  • Menciptakan lingkungan yang aman, terutama bagi anak-anak dan lansia
  • Melakukan pemeriksaan tulang dan sendi secara rutin, terutama bila memiliki kondisi yang meningkatkan risiko cedera

Jika mengalami cedera leher, jangan abaikan keluhannya. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Untuk kasus ringan, Anda bisa berkonsultasi degan dokter secara online tanpa perlu bertatap muka. Sementara untuk cedera berat, segera kunjungi IGD terdekat.