Anatomi leher terdiri dari berbagai jaringan dan organ, seperti otot, tulang, sendi, saraf, pembuluh darah, dan kelenjar. Masing-masing bagian tersebut berperan dalam berbagai fungsi leher, seperti pernapasan, pencernaan, dan pergerakan tubuh.

Leher adalah bagian tubuh manusia yang menghubungkan kepala dengan badan serta memungkinkan pergerakan kepala. Walau kecil ukurannya, leher memiliki peran yang begitu penting dalam kehidupan manusia.

Anatomi Leher, Inilah Segala Hal yang Perlu Diketahui - Alodokter

Dengan adanya leher, Anda dapat bertahan hidup dan melakukan berbagai aktivitas, seperti bergerak, bernapas, makan dan minum, dan berbicara. Anatomi leher sendiri terdiri dari berbagai organ dan jaringan tubuh yang bernaung di dalamnya, seperti pembuluh darah, saraf, otot, dan tulang.

Anatomi Leher dan Seluruh Bagiannya

Anatomi leher diawali dengan 4 ruang atau kompartemen utama, yaitu 1 kompartemen vertebral, 1 viseral, dan 2 kompartemen vaskular. Kompartemen ini dipisahkan oleh otot-otot leher yang umum disebut sebagai segitiga leher. Terdapat 2 segitiga di dalam leher, yaitu segitiga anterior (depan) dan segitiga posterior (belakang). 

Di setiap kompartemen dan segitiga leher ini terdapat otot, tulang, sendi, saraf, saluran pernapasan dan pencernaan, pembuluh darah, serta kelenjar, yang memiliki fungsi krusial bagi tubuh.

Berikut ini adalah komponen anatomi leher dan fungsinya:

1. Otot leher

Otot leher dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan letaknya, yaitu otot leher depan, otot leher samping, dan otot leher belakang.

Otot leher depan terbagi menjadi 2, yaitu otot suprahyoid (terletak di atas tulang hyoid) dan otot infrahyoid (terletak di bawah tulang hyoid). Keduanya berperan untuk mengangkat dan menurunkan tulang hyoid saat menelan, menurunkan rahang bawah saat makan dan bicara, serta mengatur posisi tulang hyoid dan bagian leher lainnya.

Otot leher samping terdiri dari otot prevertebral yang berfungsi untuk menekuk, memiringkan, dan memutar kepala. Selain itu, otot leher belakang terbagi menjadi otot sternocleidomastoid, trapezius, splenius capitis, levator scapulae, omohyoid, dan scalene. 

Masing-masing otot tersebut berfungsi untuk memutar dan menekuk kepala, membantu gerakan bahu dan leher, membantu pergerakan tulang leher, serta mendukung pernapasan dan pencernaan, khususnya dalam proses menelan.

2. Tulang leher

Tulang juga merupakan bagian penting dalam anatomi leher. Terdapat 2 tulang utama di leher, yaitu tulang hyoid dan tulang belakang servikal. Tulang hyoid berbentuk seperti huruf U dan terletak di bagian depan leher. Tulang ini tidak terhubung dengan tulang lain dan menjadi tempat melekatnya otot leher.

Sementara itu, tulang belakang servikal (cervical) terdiri dari 7 tulang (C1 hingga C7). Masing-masing tulang ini saling terhubung dengan bantalan saraf dan sendi, serta didukung oleh ligamen. Selain itu, ada 8 saraf di tulang sini.

Jika dijabarkan, tulang belakang leher terdiri dari:

  • C1 (atlas) dan C2 (axis), yaitu tulang khusus yang memungkinkan kepala bisa berputar dan menekuk.
  • C3 hingga C6, yaitu tulang yang memiliki rongga untuk saluran saraf dan pembuluh darah. Melalui rongga ini otak dan batang otak akan terhubung dengan saraf-saraf tulang belakang dan tubuh.
  • C7, yaitu tulang paling bawah di leher yang memiliki tonjolan paling besar dan tidak bercabang.

Secara keseluruhan, tulang-tulang di leher berperan untuk melindungi organ, mendukung pergerakan kepala, tenggorokan, dan leher, serta mendukung fungsi penting lainnya, seperti makan, bernapas dan berbicara.

3. Sendi leher

Anatomi leher yang berikutnya adalah sendi. Leher memiliki sendi yang berperan untuk mendukung pergerakan kepala dan leher. Sendi leher terbagi menjadi:

  • Sendi atlanto-occipital, yaitu sendi antara tengkorak dan tulang C1. Salah satu fungsinya adalah untuk menganggukkan kepala.
  • Sendi atlanto-axial, yaitu sendi antara tulang C1 dan C2. Salah satu fungsinya adalah menggelengkan kepala.
  • Sendi zygapophysial, yaitu sendi kecil di antara tulang C2 hingga C7 yang membantu fleksibilitas dan pergerakan kepala dan leher.

4. Saraf leher

Terdapat 2 saraf penting yang melewati leher dan berfungsi untuk mengontrol gerakan otot serta memberikan sensasi sentuhan pada leher, yaitu:

  • Saraf kranial, yaitu saraf yang berasal dari otak. Salah satu fungsinya adalah mengontrol gerakan otot sternocleidomastoid dan trapezius, yang dijalankan oleh saraf cranial XI (saraf spinal accessory).
  • Saraf spinal, yaitu saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang dan terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu cervical plexus, saraf phrenic, dan plexus brachial.

Selain 2 saraf di atas, ada juga cervical ganglia dan ansa cervicalis. Cervical ganglia adalah kumpulan saraf dalam sistem saraf otonom yang mengatur respons tubuh secara otomatis, sedangkan ansa cervicalis adalah kumpulan serabut saraf yang mengontrol otot-otot kecil di leher.

5. Saluran pernapasan dan pencernaan

Leher juga menjadi jalur bagi 2 saluran penting dalam tubuh, yaitu saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Kedua sistem ini bertemu di faring sebelum bercabang ke jalurnya masing-masing. Berikut ini adalah penjabarannya:

  • Saluran pernapasan berfungsi untuk mengalirkan udara dari hidung dan mulut menuju paru-paru. Saluran ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu tenggorokan (faring), kotak suara (laring), dan trakea.
  • Saluran pencernaan berfungsi untuk menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke lambung. Saluran ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu faring dan esofagus atau kerongkongan.

6. Pembuluh darah leher

Pembuluh darah juga termasuk ke dalam anatomi leher yang memiliki fungsi penting, yaitu mengalirkan darah ke otak hingga kembali ke jantung. Terdapat 2 pembuluh darah utama pada leher, yaitu:

  • Arteri karotis (arteri terbesar di leher) yang terbagi menjadi 2, yaitu arteri karotis eksterna yang bertugas untuk menyuplai darah ke bagian luar kepala dan leher, serta arteri karotis interna yang bertugas untuk menyuplai darah ke otak, mata, dan dahi.
  • Vena jugularis yang bertugas untuk membawa darah dari kepala dan leher kembali ke jantung. Vena jugularis terbagi menjadi 3, yaitu vena jugularis interna, vena jugularis eksterna, dan vena jugularis anterior.

7. Kelenjar

Leher merupakan tempat bagi beberapa kelenjar yang berperan penting dalam sistem endokrin, kekebalan tubuh, dan sistem limfatik. Kelenjar-kelenjar tersebut meliputi:

  • Kelenjar tiroid, yaitu kelenjar yang terletak di bagian depan leher dan di bawah laring. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, dan energi tubuh.
  • Kelenjar paratiroid, yaitu 4 kelenjar yang terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini mengatur kadar kadar kalsium dalam darah dengan menghasilkan hormon paratiroid yang mendukung fungsi tulang, ginjal, dan usus.
  • Kelenjar getah bening, yaitu kelenjar yang tersebar di seluruh leher dan berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Kelenjar ini menyaring cairan limfatik dari infeksi atau sel abnormal sebelum kembali ke darah.
  • Kelenjar ludah yang berada di bawah rahang dan berfungsi menghasilkan air liur yang membantu pencernaan dan menjaga kelembapan mulut.

Fungsi Penting Leher dalam Tubuh

Anatomi leher mencakup berbagai jaringan dan organ yang penting bagi tubuh. Oleh karenanya, leher memiliki fungsi penting, antara lain:

  • Memungkinkan gerakan kepala, seperti menoleh, mengangguk, menggeleng, serta gerakan mulut, seperti saat makan dan berbicara
  • Saraf-saraf cervical di dalam leher berperan penting dalam hampir seluruh aktivitas manusia dari pergerakan tangan, kaki, pernapasan, dan menelan
  • Melindungi organ penting, seperti sumsum tulang belakang, pembuluh darah utama, dan saraf yang menghubungkan otak dengan tubuh
  • Menyalurkan oksigen dan nutrisi ke otak, wajah, telinga, dan mata
  • Menjadi jalur bagi tenggorokan dan kerongkongan, sehingga fungsi pernapasan dan pencernaan dapat berlangsung lancar

Penyakit dan Gangguan yang Umum pada Leher

Karena fungsinya yang vital, penyakit dan gangguan pada leher merupakan hal yang wajib diperhatikan. Beberapa kondisi yang umum terjadi adalah:

  • Nyeri leher yang dapat disebabkan oleh ketegangan otot, keseleo atau cedera ringan, saraf terjepit, hernia diskus servikal, atau radang sendi 
  • Pembesaran kelenjar getah bening di dalam leher (limfadenopati)
  • Gangguan postur akibat kebiasaan buruk, seperti duduk atau jalan membungkuk
  • Pembengkakan kelenjar tiroid dan parotis, yang menimbulkan penyakit gondok, dan gondongan.
  • Cedera serius yang dalam kondisi tertentu dapat berakibat fatal, seperti cedera tulang belakang cervical dan whiplash injury
  • Masalah kesehatan serius, seperti aneurisma arteri karotis, meningitis, tumor, atau kanker di dalam leher

Memahami anatomi leher penting untuk mengenali fungsi serta potensi gangguan yang dapat terjadi. Apabila Anda sedang mengalami masalah pada leher atau memiliki kekhawatiran tertentu terkait kondisi leher, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja melalui Chat Bersama Dokter.