Sistem endokrin terdiri dari berbagai organ dan kelenjar yang bertanggung jawab dalam menghasilkan hormon. Hormon-hormon ini berperan penting dalam mengendalikan berbagai kinerja organ tubuh, metabolisme, dan proses pertumbuhan. Jika fungsi sistem ini terganggu, berbagai masalah kesehatan pun dapat terjadi.

Sistem endokrin tersebar di berbagai bagian tubuh. Sistem ini bekerja dengan cara memproduksi sekaligus mengalirkan hormon ke pembuluh darah untuk mencapai organ-organ di dalam tubuh. 

Sistem Endokrin, Inilah Bagian dan Fungsinya - Alodokter

Hormon-hormon yang dihasilkan tersebut bertugas untuk mengatur respons tubuh terhadap stres, metabolisme, reproduksi, proses tumbuh kembang, tekanan darah, serta suhu tubuh.

Apabila fungsi sistem endokrin terganggu dan tidak bisa memproduksi hormon dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan dalam tubuh Anda. Oleh karena itu, kesehatan sistem endokrin perlu dijaga agar berfungsi secara optimal.

Berbagai Bagian Sistem Endokrin dan Fungsinya

Setiap bagian organ dan kelenjar dari sistem endokrin menghasilkan hormon yang berbeda-beda serta dengan fungsinya tersendiri. Berikut ini adalah organ dan beberapa kelenjar dalam sistem endokrin beserta fungsinya:

1. Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitari atau kelenjar induk merupakan kelenjar kecil yang terletak di bagian dasar otak, tepatnya di bawah hipotalamus. Meski berukuran kecil, kelenjar ini berperan penting untuk menghasilkan hormon dan mengatur berbagai fungsi kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, dan organ reproduksi.

Kelenjar pituitari juga bertugas untuk menghasilkan berbagai hormon penting, di antaranya:

  • Hormon adrenokortikotropik (ACTH), berperan dalam menghasilkan hormon stres serta merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol
  • Hormon perangsang folikel (FSH), berfungsi untuk mengatur ovulasi atau masa subur wanita
  • Hormon pertumbuhan, untuk mendorong tumbuh kembang anak serta menjaga kesehatan tulang dan otot
  • Hormon luteinizing (LH), bertugas untuk merangsang pembentukan hormon progesteron dan testosteron dari organ reproduksi pria dan wanita
  • Hormon prolaktin, mengatur produksi ASI pada ibu menyusui
  • Hormon perangsang tiroid (TSH), berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroid yang mengatur metabolisme, kadar energi, dan sistem saraf
  • Hormon antidiuretik (ADH), untuk mengatur tekanan darah serta keseimbangan jumlah air dan garam (natrium) di dalam tubuh

Jika kelenjar pituitari mengalami gangguan, misalnya terlalu banyak menghasilkan hormon, kondisi ini bisa mengganggu fungsi organ tubuh. Gangguan pada kelenjar pituitari bisa menyebabkan sejumlah penyakit, seperti akromegali, sindrom Cushing, prolaktinoma, dan hipopituitarisme.

2. Kelenjar hipotalamus

Kelenjar hipotalamus merupakan bagian dari sistem endokrin yang mengatur pelepasan hormon untuk mengendalikan berbagai fungsi tubuh, seperti suhu tubuh, siklus tidur, rasa haus dan lapar, serta respons tubuh terhadap stres. Bagian otak ini juga berperan penting dalam mengatur tekanan darah dan detak jantung.

Kerusakan pada hipotalamus dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, seperti diabetes insipidus, hipopituitarisme, hiperprolaktinemia, dan sindrom Kallman. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan sejumlah gejala berikut ini:

  • Rasa haus yang berlebihan
  • Sering buang air kecil
  • Penurunan berat badan
  • Peningkatan atau penurunan tekanan darah
  • Keterlambatan pubertas
  • Sulit tidur
  • Infertilitas 
  • Sensitif terhadap suhu dingin
  • Detak jantung lambat

3. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid juga termasuk bagian dari sistem endokrin. Kelenjar ini berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di dalam leher, tepatnya di bawah pita suara. Kelenjar tiroid berfungsi untuk memproduksi dan mengeluarkan hormon tiroid yang bertanggung jawab atas metabolisme serta pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh.

Sistem endokrin bisa terganggu jika kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan. Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat terjadi pada tubuh:

Sebaliknya, jika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup, tubuh akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

4. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid juga terletak di leher, tepatnya di belakang kelenjar tiroid. Bagian dari sistem endokrin ini berfungsi untuk mengatur keseimbangan kalsium di dalam tubuh. Oleh karena itu, kelenjar ini berperan besar terhadap kesehatan dan perkembangan organ-organ yang membutuhkan kalsium, seperti tulang, otot, gigi, jantung, dan pembuluh darah.

Kerusakan pada kelenjar paratiroid bisa menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala, seperti nyeri otot, mudah lelah, sulit tidur, serta mudah cemas dan depresi. 

Apabila tidak ditangani dengan tepat, gangguan di kelenjar paratiroid bisa meningkatkan risiko terkena osteoporosis dan batu ginjal.

5. Kelenjar adrenal

Kelenjar kecil berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal ini bertugas untuk menghasilkan beberapa jenis hormon, seperti hormon adrenalin, hormon kortisol, dan hormon aldosterone. Hormon-hormon tersebut berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah, metabolisme, kadar elektrolit, dan gula darah. 

Gangguan pada kelenjar adrenal dapat menyebabkan sejumlah penyakit, seperti sindrom Cushing, penyakit Addison, dan hiperplasia adrenal kongenital. Ada beberapa gejala yang dapat ditimbulkan akibat penyakit tersebut, di antaranya:

  • Peningkatan atau penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Meningkatnya atau menurunnya tekanan darah
  • Sering sakit atau terinfeksi
  • Kadar gula darah tinggi atau rendah
  • Nafsu makan buruk
  • Nyeri otot
  • Pusing
  • Menstruasi tidak teratur
  • Diare 
  • Wajah sembab (moonface)

6. Kelenjar timus

Kelenjar timus merupakan kelenjar yang berperan penting dalam 2 sistem tubuh, yaitu sistem imun dan sistem endokrin. Kelenjar ini terletak di bagian tengah rongga dada, tepatnya di belakang tulang dada dan di antara paru-paru. 

Salah satu tugas penting kelenjar timus adalah memproduksi hormon thymosin, yakni hormon yang berperan penting dalam menghasilkan sel darah putih limfosit-T. Sel darah putih tersebut berfungsi untuk melawan sel-sel kanker, kuman, dan virus penyebab infeksi. Kinerja sel ini dibantu oleh sel darah putih lain yang disebut limfosit-B.

Meski jarang terjadi, kelenjar timus bisa berpotensi mengalami kanker. Kanker yang terjadi di kelenjar timus disebut thymoma. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala nyeri di bagian dada atas, batuk terus-menerus, sesak napas, suara serak, serta pembengkakan pada wajah, leher, atau lengan.

7. Kelenjar pineal

Bagian lain dari sistem endokrin adalah kelenjar pineal. Fungsi utama kelenjar ini adalah memproduksi hormon melatonin yang bertugas untuk mengendalikan siklus tidur. Selain itu, hormon ini juga berperan penting untuk mengatur ovulasi dan siklus menstruasi pada wanita.

Jika fungsi kelenjar pineal terganggu, misalnya karena adanya tumor di kelenjar pineal, penderitanya bisa mengalami gangguan tidur, sakit kepala, kejang, mual, dan gangguan penglihatan.

8. Kelenjar reproduksi

Sistem endokrin juga meliputi testis dan ovarium. Kelenjar reproduksi pada pria terdapat di dalam kantong zakar (skrotum) yang memproduksi hormon testosteron untuk menghasilkan sperma.

Sementara itu, kelenjar reproduksi pada wanita terdapat di ovarium yang berfungsi untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

9. Pankreas

Kelenjar pankreas merupakan bagian dari sistem endokrin yang terletak di dalam perut. Kelenjar ini menghasilkan 2 hormon yang berperan penting untuk mengatur kadar gula darah, yaitu hormon insulin dan hormon glukagon. Selain menjadi bagian dari sistem endokrin, pankreas juga termasuk dalam sistem pencernaan.

Jika pankreas terganggu, organ ini tidak akan mampu memproduksi hormon secara optimal. Gejala gangguan pankreas dapat berupa nyeri di perut bagian atas, berkurangnya nafsu makan, sakit punggung, kembung, mual dan muntah, serta gangguan pencernaan

Peran sistem endokrin begitu penting untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Oleh karena itu, Anda perlu senantiasa menjaga kesehatan sistem endokrin dengan cara:

  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Berolahraga secara rutin minimal 150 menit dalam seminggu
  • Membatasi asupan alkohol
  • Tidak merokok
  • Mencukupi waktu tidur sebanyak 7–8 jam
  • Mengonsumsi makanan bergizi

Jika Anda mengalami gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sistem endokrin, misalnya penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, jangan ragu berkonsultasi ke dokter. Konsultasi bisa Anda lakukan dengan mudah tanpa tatap muka melalui Chat Bersama Dokter.