Cefaclor adalah obat antibiotik untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, mulai dari radang tenggorokan (faringitis) hingga infeksi saluran kemih. Cefaclor tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirop kering, yang bisa dibeli dengan resep dokter.

Bakteri membutuhkan dinding sel untuk bertahan hidup. Cefaclor bekerja dengan cara menghalangi pembentukan dinding sel bakteri dan mengaktifkan enzim yang dapat merusaknya. Dengan begitu, cefaclor dapat membunuh bakteri dan mengatasi infeksi.

Cefaclor - Alodokter

Perlu diingat bahwa cefaclor tidak dapat mengatasi infeksi virus, seperti flu. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah keluhan yang Anda alami bisa ditangani dengan cefaclor.

Merek dagang cefaclor: Capabiotic 500, Cloracef 250, Forifek, Forifek forte, dan Medikoncef.

Apa itu Cefaclor

Golongan Obat resep
Kategori Antibiotik golongan sefalosporin generasi II
Manfaat Mengobati infeksi bakteri
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia >1 bulan
Cefaclor untuk ibu hamil dan menyusui Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.

Cefaclor terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet, kapsul, sirop kering

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Cefaclor

Penggunaan cefaclor secara sembarangan berisiko menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit ditangani. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut sebelum mulai mengonsumsi cefaclor:

  • Jangan mengonsumsi cefaclor jika memiliki alergi terhadap obat ini atau antibiotik golongan sefalosporin lain, seperti cephalexin atau cefuroxime.
  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki sebelum menggunakan cefaclor, termasuk alergi terhadap penisilin.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, tidak bisa buang air kecil, gangguan perdarahan, atau gangguan pencernaan, terutama kolitis.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menjalani prosedur cuci darah.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, guna mengantisipasi interaksi obat.
  • Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan cefaclor jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan cefaclor sebelum menjalani tindakan medis apa pun, terutama pemeriksaan gula pada urine.
  • Beri tahu dokter jika berencana menjalani vaksinasi selama menggunakan obat ini. Cefaclor dapat menghambat efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat dan overdosis setelah mengonsumsi cefaclor.

Dosis dan Aturan Pakai Cefaclor

Dosis cefaclor tergantung pada usia, serta jenis dan tingkat keparahan penyakit infeksi yang diderita pasien. Berikut adalah penyakit infeksi bakteri yang bisa diobati dengan cefaclor:

Untuk mengatasi penyakit infeksi bakteri di atas, dokter akan memberikan cefaclor dalam dosis berikut:

  • Dewasa: 250–500 mg, 3 kali sehari tiap 8 jam. Dosis dapat dilipatgandakan jika infeksi sudah parah atau sulit ditangani. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.
  • Anak usia >1 bulan: 20 mg/kg berat badan per hari yang dibagi dalam 2–3 kali konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/kg berat badan per hari untuk mengatasi infeksi yang parah atau sulit ditangani. Dosis maksimal 1.000 mg per hari.

Cara Mengonsumsi Cefaclor dengan Benar

Ikuti instruksi dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi cefaclor. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa persetujuan dokter.

Cefaclor bisa diminum sebelum atau sesudah makan. Jika timbul sakit maag, cefaclor sebaiknya dikonsumsi saat atau segera setelah makan. Telan tablet atau kapsul cefaclor dengan air putih. Hindari membuka kapsul atau membelah tablet kecuali diizinkan oleh dokter.

Cefaclor dalam bentuk sirop kering biasanya berupa serbuk yang perlu dicampur dengan air sebelum digunakan. Campurkan serbuk dengan air sesuai dengan takaran yang tercantum di kemasan obat. Kocok botol sebelum obat dikonsumsi. Jika ada, gunakan sendok takar agar dosisnya akurat.

Jika Anda lupa mengonsumsi cefaclor, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Jangan menghentikan penggunaan cefaclor sebelum waktu yang ditentukan meski kondisi sudah membaik. Berhenti menggunakan antibiotik sebelum waktunya dapat menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit ditangani karena resistensi antibiotik.

Simpan cefaclor tablet atau kapsul dalam kemasannya di tempat yang sejuk dan kering. Untuk cefaclor bentuk sirop, simpan obat di dalam lemari es. Buang sisa sirop cefaclor setelah 14 hari sejak botol dibuka. Hindarkan cefaclor dari paparan sinar matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Cefaclor dengan Obat Lainnya

Cefaclor berpotensi menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat tertentu. Berikut adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi:

  • Meningkatkan risiko terjadinya efek samping cefaclor jika digunakan bersama probenecid
  • Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
  • Menurunkan efektivitas vaksin yang terbuat dari bakteri hidup, seperti vaksin tifoid dan vaksin BCG, jika digunakan secara bersamaan dengan cefaclor

Efek Samping dan Bahaya Cefaclor

Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi cefaclor adalah:

Periksakan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau malah makin parah. Hentikan penggunaan cefaclor dan segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Diare berdarah dan kram perut
  • Memar atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
  • Kesemutan yang terus-terusan, mati rasa, lemah otot
  • Nyeri sendi yang lebih berat dari biasanya
  • Infeksi baru, yang bisa ditandai dengan demam atau menggigil
  • Kejang
  • Urine berwarna gelap
  • Warna kulit dan bagian putih mata menguning
  • Linglung