ESBL atau extended-spectrum beta-lactamases adalah enzim yang dihasilkan oleh bakteri tertentu. Enzim ini menyebabkan bakteri kebal terhadap obat pembasmi bakteri (antibiotik). Kondisi inilah yang membuat infeksi bakteri penghasil ESBL sulit untuk diatasi.
Escherichia coli (E. coli) dan Klebsiella pneumonia merupakan jenis bakteri yang paling banyak menghasilkan ESBL. Infeksi akibat kedua bakteri ini umumnya dapat diatasi dengan antibiotik biasa, seperti penisilin atau sefalosporin.
Akan tetapi, ESBL menjadikan bakteri tersebut kebal atau resisten terhadap antibiotik tersebut sehingga perlu antibiotik yang lebih kuat untuk mengatasinya.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai E. coli dan Klebsiella pneumonia:
-
Escherichia coli ( coli)
Bakteri ini secara alami terdapat di dalam usus dan umumnya tidak berbahaya. Namun, beberapa jenis E. coli juga dapat menginfeksi tubuh dan menimbulkan penyakit. Infeksi ini dapat ditularkan melalui makanan, minuman, atau kontak dengan orang yang terinfeksi. -
Klebsiella
Bakteri ini terdapat di dalam usus, mulut, dan hidung manusia. Meski umumnya tidak berbahaya, Klebsiella juga dapat menyebabkan infeksi nosokomial, yaitu infeksi yang tersebar di fasilitas kesehatan.
Penyebab Infeksi Bakteri Penghasil ESBL
Infeksi bakteri penghasil ESBL dapat menyebar antarmanusia melalui sentuhan langsung, benda yang terkontaminasi, atau percikan air liur dari orang yang terinfeksi.
Bakteri penghasil ESBL banyak terdapat di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit. Sebagai contoh, seseorang dapat tertular bakteri ini jika berjabat tangan dengan tenaga medis yang sering terpapar atau terkontaminasi bakteri penghasil ESBL. Meski demikian, risiko ini bisa dikurangi dengan rutin cuci tangan.
Faktor risiko infeksi bakteri penghasil ESBL
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi bakteri penghasil ESBL, yaitu:
- Sering kontak dengan pasien penyakit menular, misalnya karena bekerja sebagai dokter atau perawat di rumah sakit
- Menjalani perawatan jangka panjang di rumah sakit
- Mengonsumsi antibiotik baru-baru ini atau dalam jangka panjang, terutama antibiotik dosis tinggi
- Menggunakan infus, kateter urine, dan alat bantu pernapasan atau selang endotrakeal (ETT)
- Mengalami cedera yang menimbulkan luka, seperti luka bakar
- Menjalani operasi
- Menderita penyakit jangka panjang (kronis), seperti diabetes
- Berusia lanjut
Gejala Infeksi Bakteri Penghasil ESBL
Gejala infeksi bakteri penghasil ESBL tergantung pada organ yang terinfeksi dan jenis bakterinya. Penyakit ini paling banyak terjadi di saluran kemih dan usus.
Pada infeksi saluran kemih, gejala yang mungkin timbul adalah:
- Rasa seperti terbakar saat berkemih
- Sering buang air kecil, tetapi sedikit-sedikit
- Urine berwarna keruh atau kemerahan
- Nyeri di perut bawah
Jika infeksi bakteri penghasil ESBL terjadi pada usus, gejala yang akan muncul berupa:
- Diare
- Hilang nafsu makan
- Kram perut
- Kembung
- Demam
Bakteri penghasil ESBL juga bisa menyerang kulit, terutama di luka terbuka. Gejala yang dapat muncul adalah kemerahan dan keluarnya cairan di area yang terinfeksi.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri penghasil ESBL.
Anda juga perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami demam yang tidak membaik setelah 3 hari mengonsumsi antibiotik dari dokter, atau menderita diare yang tidak kunjung mereda maupun disertai darah.
Diagnosis Infeksi Bakteri Penghasil ESBL
Dokter akan mengawali pemeriksaan dengan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Pengambilan sampel darah, urine, atau cairan luka, untuk mendeteksi infeksi bakteri
- Tes resistensi antibiotik, untuk mendeteksi apakah bakteri menghasilkan ESBL atau tidak
Jika infeksi bakteri penghasil ESBL terkonfirmasi, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis antibiotik mana yang efektif untuk mengobati pasien.
Pengobatan Infeksi Bakteri Penghasil ESBL
Pengobatan infeksi bakteri penghasil ESBL akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Umumnya, penanganan dilakukan dengan pemberian antibiotik. Namun, obat yang dapat diberikan terbatas karena bakteri penyebabnya kebal terhadap antibiotik.
Meski begitu, infeksi bakteri penghasil ESBL dapat diatasi jika ditemukan antibiotik yang tepat. Obat-obatan yang biasa digunakan dokter untuk mengatasi kondisi ini meliputi:
- Obat golongan carbapenem
- Fosfomycin
- Obat golongan penghambat beta-lactamase, seperti sulbactam dan tazobactam
- Antibiotik non beta-lactam, misalnya makrolid
- Colistin
Perlu diingat bahwa konsumsi antibiotik di atas atau antibiotik apa pun harus disertai arahan dari dokter. Hal ini karena setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda-beda sehingga jenis obat, dosis obat, dan lama penggunaannya, bisa berbeda pula.
Pada beberapa kasus, infeksi bakteri penghasil ESBL perlu ditangani dengan rawat inap di rumah sakit. Pasien juga mungkin akan ditempatkan di ruangan isolasi untuk memastikan bakteri tidak menular ke orang lain di rumah sakit.
Komplikasi Infeksi Bakteri Penghasil ESBL
Jika bakteri penyebab infeksi telah kebal terhadap banyak antibiotik, penanganan infeksi bakteri penghasil ESBL menjadi sulit dan bisa berlarut-larut. Bila terlambat ditangani, infeksi bisa berkembang dan menimbulkan gejala lebih parah, bahkan kematian.
Bakteri penghasil ESBL juga dapat menyebar dan masuk ke aliran darah (sepsis). Jika kondisi ini terjadi, gejala yang muncul bisa berupa:
- Demam tinggi dengan suhu lebih dari 38oC atau malah suhu tubuh turun hingga kurang dari 36oC
- Menggigil
- Mual
- Muntah
- Sesak napas
- Linglung
Pencegahan Infeksi Bakteri Penghasil ESBL
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan infeksi bakteri penghasil ESBL antara lain:
- Selalu mencuci tangan dengan benar setelah beraktivitas, setelah menggunakan toilet, sebelum mengolah makanan, serta sebelum makan
- Menghindari berbagi barang pribadi, seperti handuk atau pakaian
- Menjaga kebersihan toilet
- Selalu mengonsumsi makanan atau minuman yang telah dipasteurisasi atau dimasak sampai matang
- Membersihkan rumah secara rutin
Jika Anda menderita infeksi bakteri penghasil ESBL dan dirawat di rumah, beberapa cara yang perlu diterapkan untuk mencegah penularan adalah:
- Menjaga tangan selalu bersih dengan rutin mencuci tangan
- Tidak berbagi makanan atau barang pribadi, seperti handuk, dengan penghuni rumah lain
- Mencuci pakaian dengan air hangat dan deterjen
- Mengurangi interaksi dengan penghuni lain di rumah dan lingkungan luar rumah