Cordarone adalah obat untuk mengatasi gangguan irama jantung, seperti detak jantung yang sangat cepat atau tidak teratur. Cordarone hanya dapat digunakan sesuai anjuran dan pengawasan dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan suntikan.

Cordarone mengandung bahan aktif amiodarone. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sinyal elektrik yang menyebabkan jantung berdetak secara tidak normal, seperti pada kondisi takikardia supraventrikular dan dan fibrilasi atrial. Hasilnya, irama detak jantung menjadi teratur kembali.

Cordarone

Produk Cordarone

Cordarone tersedia dalam 2 varian, yaitu:

  • Cordarone 200 mg 10 Tablet, yang setiap tabletnya mengandung 200 mg amiodarone
  • Cordarone suntik, yang mengandung 150 mg amiodarone dalam tiap ampul 3 ml

Apa Itu Cordarone

Bahan aktif Amiodarone
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiaritmia kelas III
Manfaat Mengatasi gangguan irama jantung berat, seperti ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi
Digunakan oleh Dewasa
Cordarone untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Cordarone untuk ibu menyusui Amiodarone terserap ke dalam ASI dan berisiko menimbulkan efek samping pada bayi. Diskusikan dengan dokter terkait pilihan obat lain selama menyusui.
Bentuk obat Tablet dan suntik

Peringatan sebelum Menggunakan Cordarone

Sebelum mulai menggunakan Cordarone, penting untuk mengetahui hal-hal yang perlu diwaspadai di bawah ini agar penggunaannya tetap aman dan efektif:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Cordarone tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap amiodarone.
  • Sampaikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit jantung lain, seperti gagal jantung maupun gangguan irama jantung lain, atau jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Cordarone jika ada rencana menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Pastikan memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Cordarone. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius selama menggunakan Cordarone.

Dosis dan Aturan Pakai Cordarone

Penggunaan Cordarone harus disesuaikan dengan kondisi medis masing-masing pasien. Dokter akan menentukan dosis berdasarkan jenis aritmia, tingkat keparahan penyakit, serta respons tubuh pasien terhadap pengobatan.

Secara umum, berikut panduan dosis Cordarone tablet untuk pasien dewasa:

  • Dosis awal
    800–1.600 mg per hari, diminum 1–3 kali sehari selama 1–3 minggu pertama.
  • Dosis pemeliharaan
    Setelah kondisi lebih stabil, dosis akan diturunkan secara bertahap menjadi 100–400 mg per hari.

Cara Menggunakan Cordarone dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan sebelum mengonsumsi Cordarone. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter. Agar hasil pengobatan maksimal, perhatikan hal-hal di bawah ini:

  • Telan Cordarone tablet secara utuh dengan air putih, tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
  • Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi bisa terpantau. Selama menggunakan Cordarone, Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan fungsi hati, tiroid, paru-paru, atau EKG secara berkala.
  • Konsumsilah Cordarone pada waktu yang sama setiap hari. Jika lupa, segera minum begitu teringat. Jika sudah mendekati jadwal dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan gandakan dosis.
  • Jangan gunakan obat yang telah lewat tanggal kedaluwarsa.
  • Simpan Cordarone di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Sementara itu, cordarone bentuk suntik hanya diberikan oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter di rumah sakit.

Interaksi Cordarone dengan Obat Lain

Penggunaan Cordarone dengan obat atau suplemen tertentu dapat meningkatkan risiko efek samping serius, terutama gangguan irama jantung. Berikut adalah beberapa interaksi yang perlu diwaspadai:

  • Peningkatan risiko terjadinya aritmia atau henti jantung mendadak jika digunakan bersama haloperidol, cisapride, erythromycin, ketoconazole, clarithromycin, atau ritonavir.
  • Risiko efek samping juga dapat meningkat jika digunakan bersama obat yang memengaruhi detak jantung atau fungsi hati.
  • Peningkatan risiko perdarahan serius jika dikonsumsi bersama dengan obat pengencer darah seperti warfarin.
  • Peningkatan risiko keracunan obat jika dikonsumsi bersama dengan dextromethorphan.
  • Meningkatkan risiko kerusakan ginjal atau gangguan neurologis dan jika dikonsumsi bersama dengan ciclosporin
  • Peningkatan risiko gangguan paru-paru, hati dan gangguan penglihatan jika dikonsumsi bersama dengan cimetidine.
  • Peningkatan risiko nyeri dan kelemahan otot jika dikonsumsi bersama dengan simvastatin dan atorvastatin.
  • Penurunan efektivitas cordarone jika dikonsumsi bersama dengan suplemen herbal untuk mengatasi depresi.
  • Penurunan  efektivitas cordarone jika dikonsumsi bersama dengan obat epilepsi seperti phenytoin dan obat TBC seperti rifampin.

Agar terhindar dari risiko terjadinya interaksi obat, selalu konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan Cordarone bersama obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Cordarone

Penggunaan Cordarone, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dapat menimbulkan efek samping yang bersifat ringan hingga serius. Efek samping ini bisa berupa keluhan ringan, seperti:

  • Mual, muntah, sembelit, atau rasa tidak enak di mulut
  • Kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari
  • Gangguan tidur, sakit kepala, atau pusing

Selain itu, ada pula efek samping berat yang harus diwaspadai dan membutuhkan penanganan dokter, antara lain:

  • Tanda gangguan irama jantung berat, seperti detak jantung sangat cepat, berdebar keras, atau pingsan.
  • Gejala gangguan fungsi hati, seperti kulit dan mata menguning, serta urine berwarna gelap.
  • Gejala gangguan paru-paru, seperti batuk terus-menerus, sesak napas, atau nyeri dada.
  • Tanda gangguan tiroid, seperti berat badan naik atau malah turun drastis, serta mudah lelah.
  • Reaksi alergi berat, seperti pembengkakan di wajah dan tenggorokan, ruam yang parah, atau sesak napas.

Jika Anda mengalami efek samping berat atau gejala yang mengkhawatirkan, buat janji konsultasi dengan dokter jantung melalui ALODOKTER. Fitur ini memudahkan Anda mendapatkan jadwal konsultasi, memilih dokter spesialis, serta mengakses layanan kesehatan yang cepat dan tepercaya.