Durvalumab adalah obat untuk menangani kanker yang kambuh atau sudah menyebar dan mencapai stadium lanjut. Obat ini dapat digunakan untuk beberapa jenis kanker, seperti kanker hati, kanker saluran empedu, dan kanker endometrium. Durvalumab tersedia dalam bentuk cairan infus.

Durvalumab merupakan antibodi monoklonal atau sel imun buatan yang digunakan sebagai imunoterapi kanker. Obat ini bekerja dengan cara menghambat protein PD-L1 (programmed death-ligand 1) pada permukaan sel kanker. PD-L1 bagaikan tameng yang dipakai sel kanker untuk bersembunyi dari sistem imun.

Durvalumab

Berbekal cara kerjanya, durvalumab dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali, menemukan, dan membunuh sel kanker. Obat ini juga dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran kanker serta mengurangi risiko kanker muncul kembali.

Dalam penggunaannya, durvalumab dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain dari kelompok antikanker, seperti paclitaxel, gemcitabine, cisplatin, carboplatin.

Merek dagang durvalumab: Imfinzi.

Apa Itu Durvalumab

Golongan Obat resep
Kategori Imunoterapi kanker
Manfaat Mengobati beberapa jenis kanker, seperti kanker hati, kanker saluran empedu, dan kanker endometrium.
Digunakan oleh Dewasa usia ≥18 tahun
Durvalumab untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Durvalumab untuk ibu menyusui Jangan menyusui selama menjalani pengobatan dengan durvalumab sampai 3 bulan setelah dosis terakhir.
Bentuk obat Cairan infus

Peringatan sebelum Menggunakan Durvalumab

Penggunaan durvalumab harus mengikuti arahan dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum menjalani pengobatan dengan obat kanker ini:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Durvalumab tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes, penyakit tiroid, myasthenia gravis, penyakit ginjal, sindrom Guillain-Barré, penyakit liver, infeksi cytomegalovirus, penyakit paru-paru, atau penyakit autoimun, termasuk lupus, kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn.
  • Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan durvalumab jika Anda berencana atau baru-baru ini menjalani radioterapi di area dada, transplantasi sel punca hematopoietik alogenik (HSCT), atau transplantasi organ, termasuk transplantasi kornea. 
  • Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
  • Gunakan alat kontrasepsi yang paling efektif untuk mencegah kehamilan selama menggunakan durvalumab sampai 3 bulan setelah dosis terakhir. Obat kanker ini dapat membahayakan janin jika terjadi kehamilan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan durvalumab jika direncanakan menjalani tindakan medis tertentu atau operasi, termasuk operasi gigi.
  • Mintalah saran dokter mengenai penggunaan durvalumab jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera temui dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan durvalumab.

Dosis dan Aturan Pakai Durvalumab

Dosis durvalumab yang diberikan dokter bisa berbeda tergantung pada jenis kanker yang ditangani, serta kondisi kesehatan dan respons pasien terhadap pengobatan. Pada kondisi tertentu, dosis durvalumab disesuaikan dengan berat badan (BB) pasien.

Berikut dosis Durvalumab untuk orang dewasa berdasarkan jenis kankernya:

Kondisi: Kanker saluran empedu yang sudah menyebar atau mencapai stadium lanjut

  • Dewasa dengan BB ≥30 kg: 1.500 mg setiap 21 hari selama 8 siklus, dikombinasikan dengan gemcitabine dan cisplatin. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 1.500 mg setiap 4 minggu sebagai terapi tunggal.
  • Dewasa dengan BB ≤30 kg: 20 mg/kgBB setiap 21 hari selama 8 siklus, dikombinasikan dengan gemcitabine dan cisplatin. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 20 mg/kgBB setiap 4 minggu sebagai terapi tunggal.

Kondisi: Kanker hati (hepatocellular carcinoma) yang sudah menyebar dan tidak bisa ditangani dengan operasi

  • Dewasa dengan BB ≥30 kg: 1.500 mg dikombinasikan dengan 300 mg tremelimumab hanya pada hari pertama. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 1.500 mg setiap 4 minggu sebagai terapi tunggal.
  • Dewasa dengan BB ≤30 kg: 20 mg/kgBB dikombinasikan dengan 4 mg/kgBB tremelimumab hanya pada hari pertama. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 20 mg/kgBB setiap 4 minggu sebagai terapi tunggal.

Kondisi: Kanker endometrium yang kambuh atau sudah menyebar dan memiliki tipe mismatch repair deficient (dMMR)

  • Dewasa dengan BB ≥30 kg: 1.120 mg dikombinasikan dengan carboplatin dan paclitaxel, setiap 21 hari selama 6 siklus. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 1.500 mg setiap 4 minggu sebagai terapi tunggal.
  • Dewasa dengan BB ≤30 kg: 15 mg/kgBB dikombinasikan dengan carboplatin dan paclitaxel, setiap 21 hari selama 6 siklus. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 20 mg/kgBB setiap 4 minggu sebagai terapi tunggal.

Cara Menggunakan Durvalumab dengan Benar

Durvalumab diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah setiap 3–4 minggu sekali.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemberian infus durvalumab:

  • Ikuti instruksi dokter selama menjalani imunoterapi dengan durvalumab.
  • Beri tahu dokter jika ada efek samping yang Anda rasakan selama pemberian durvalumab atau selama terapi.
  • Gunakan pakaian yang longgar agar infus mudah untuk dipasang.
  • Batasi gerakan pada lengan yang dipasang infus agar obat mengalir dengan baik. Infus akan diberikan secara perlahan, kira-kira selama 1 jam.
  • Pastikan untuk selalu menepati jadwal pemberian infus durvalumab dan kontrol rutin agar efek pengobatan maksimal. Anda perlu menjalani tes darah secara berkala guna memastikan pengobatan berjalan dengan baik dan mendeteksi kemungkinan munculnya efek samping.
  • Segera hubungi dokter jika Anda lupa atau melewatkan jadwal infus durvalumab. Dengan begitu, dokter dapat mengatur pemberian obat selanjutnya.

Interaksi Durvalumab dengan Obat Lain

Efektivitas durvalumab akan berkurang jika obat kanker ini digunakan bersama obat berikut: 

  • Methylprednisolone
  • Pemetrexed
  • Amoxicillin
  • Obat nyeri golongan opioid, seperti morphine

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, mintalah persetujuan dokter jika hendak menggunakan durvalumab bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Durvalumab

Efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan durvalumab adalah:

  • Mual atau muntah
  • Sakit perut
  • Diare atau justru sembelit
  • Hilang nafsu makan
  • Sakit tenggorokan
  • Batuk pilek
  • Letih
  • Nyeri otot
  • Rambut rontok

Hubungi dokter jika efek samping tersebut tidak mereda atau makin berat. Guna memastikan kondisi dan mendapat penanganan yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Melalui layanan tersebut, dokter akan memberikan saran pengobatan untuk mengatasi efek samping yang muncul.

Segera ke IGD terdekat jika timbul reaksi alergi obat setelahnya atau efek samping serius berikut ini:

  • Buang air besar berdarah atau hitam seperti aspal
  • Denyut jantung cepat, lambat, atau tidak teratur
  • Nyeri dada, batuk yang makin parah, sesak napas
  • Ruam kulit yang gatal, melepuh, dan mengelupas, atau luka di sekitar mulut hidung, tenggorokan, dan kelamin
  • Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut bagian atas, urine berwarna gelap, tinja pucat seperti dempul, penyakit kuning
  • Gejala gangguan ginjal, seperti nyeri saat buang air kecil, urine yang keluar makin sedikit atau tidak keluar sama sekali, urine mengandung darah
  • Nyeri otot berkepanjangan, lemah otot, nyeri sendi, sendi kaku dan bengkak
  • Nyeri mata yang disertai gangguan penglihatan, seperti pandangan buram, penglihatan ganda, mudah silau, atau penurunan kemampuan melihat
  • Leher kaku, linglung, gangguan keseimbangan, gangguan ingatan
  • Nyeri dan bengkak di bekas jahitan operasi atau sekitar area organ transplantasi