Efek samping tramadol yang digunakan sesuai anjuran dokter biasanya tergolong ringan, mulai dari lemas, sakit kepala, mengantuk, mual, dan muntah. Namun, penggunaan tramadol tanpa pengawasan dokter bisa menimbulkan keluhan serius yang membahayakan kesehatan.
Tramadol adalah obat antinyeri golongan opioid yang biasanya diresepkan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat, misalnya setelah operasi atau cedera. Penggunaan tramadol harus sangat diperhatikan karena risiko efek sampingnya bisa beragam.

Selain itu, beberapa kondisi medis dan penggunaan obat tertentu secara bersamaan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping tramadol. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu guna mencegah efek samping tramadol.
Efek Samping Tramadol yang Umum Terjadi
Efek samping tramadol bisa berbeda-beda pada setiap orang. Berikut beberapa efek samping yang sering terjadi:
- Mulut keringĀ
- Sakit atau nyeri kepala yang biasanya muncul di awal penggunaan
- Mengantuk dan lemas karena efek samping tramadol juga turut memengaruhi sistem saraf dan tekanan darah
- Masalah pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah, dan nyeri perut
- Sembelit yang dapat terjadi jika tramadol digunakan dalam jangka panjang
- Keringat berlebih pada beberapa orang
Sebagian besar efek samping tramadol di atas tergolong ringan dan bisa membaik seiring tubuh beradaptasi atau jika dosis diturunkan sesuai saran dokter.
Efek Samping Tramadol yang Berat dan Parah
Selain efek samping ringan, ada juga efek samping tramadol yang berat dan memerlukan penanganan segera, yaitu:
- Reaksi alergi berat (anafilaksis) yang ditandai dengan ruam, gatal, sulit menelan, serta pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan
- Gangguan pernapasan berat atau sesak napas, biasanya terjadi jika dosis tramadol tinggi atau dikombinasikan dengan obat penenang
- Kejang, terutama pada penderita dengan riwayat epilepsi, gangguan saraf, atau overdosis
- Gangguan kesadaran hingga pingsan serta halusinasi atau kebingungan. Efek samping tramadol yang satu ini biasanya terjadi pada lansia, pasien dengan gangguan mental, atau pengguna tramadol dengan dosis tinggi
- Detak jantung tidak teratur (aritmia) atau nyeri dada yang merupakan tanda bahaya
Jika efek samping tramadol di atas sudah muncul, segera larikan diri ke rumah sakit guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Efek Samping Tramadol dan Pencegahannya
Meminimalisir risiko efek samping tramadol sangat penting agar manfaat pengobatan dapat diperoleh dengan maksimal. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah efek samping:
1. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
Supaya efek samping tramadol tidak terjadi, pastikan penggunaan obat berdasarkan anjuran dokter dan sampaikan riwayat alergi, penyakit, atau obat lain yang sedang diminum.
2. Ikuti dosis dan aturan pakai dengan benar
Efek samping tramadol bisa timbul akibat perubahan dosis mendadak. Oleh karena itu, jangan mengubah atau menghentikan konsumsi tramadol tanpa sepengetahuan dokter.
3. Jauhi tramadol dari alkohol dan obat penenang
Pencegahan efek samping tramadol berupa gangguan pernapasan dan kantuk berlebih dapat dilakukan dengan tidak mencampur tramadol bersama alkohol, obat tidur, atau antidepresan.
4. Perhatikan efek samping tramadol di awal penggunaan
Hindari aktivitas berat ketika mulai mengonsumsi tramadol sampai tahu bagaimana tubuh bereaksi terhadap obat ini. Pada awal penggunaan, tramadol biasanya menyebabkan pusing atau kantuk, sehingga sebaiknya hindari mengemudi atau mengoperasikan alat berat.
5. Konsumsi tramadol pada waktu yang sama setiap hari
Minum tramadol pada waktu yang sama setiap hari dapat menjaga kadar obat tetap stabil dan mengurangi risiko efek samping tramadol atau bahkan overdosis.
6. Jaga asupan cairan dan serat
Untuk mencegah efek samping tramadol berupa sembelit, minumlah air putih yang cukup dan konsumsi makanan tinggi serat. Dengan demikian, risiko sembelit dapat diminimalisir.
7. Lakukan pemantauan rutin dan laporkan ke dokter
Jika tramadol digunakan dalam jangka panjang, pemantauan dokter dapat membantu mendeteksi efek samping tramadol sejak dini. Selain itu, segera laporkan efek samping tramadol yang tidak biasa, seperti sesak napas, ruam, bengkak, atau kejang.
Penggunaan tramadol tanpa resep atau untuk tujuan non-medis dapat meningkatkan risiko efek samping berat, seperti kejang, gangguan pernapasan, kehilangan kesadaran, serta ketergantungan fisik dan psikologis.
Penyalahgunaan tramadol sangat berbahaya karena bisa menimbulkan gangguan mental, kerusakan organ, serta masalah hukum, mengingat obat ini termasuk golongan obat keras. Selain itu, jika digunakan secara sembarangan atau dalam dosis berlebih, tramadol juga bisa menyebabkan overdosis yang berpotensi fatal.
Meski tramadol bisa membantu meredakan nyeri, risiko efek samping tramadol tidak bisa dianggap sepele. Jika Anda hendak mengonsumsi tramadol dan ingin memastikan efek sampingnya, segera konsultasikan dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter.
Dengan demikian, dokter dapat memastikan efek samping dan dosis yang tepat untuk kondisi Anda. Selain itu, bagi Anda yang sedang mengalami efek samping tramadol, dokter juga dapat memastikan apakah efek samping tersebut tergolong berat atau tidak, serta memberikan langkah penanganan dan pencegahan sedini mungkin.