Fungsi bronkiolus dalam menyalurkan udara di paru-paru sangat penting, meskipun organ ini berukuran sangat kecil. Selain itu, bronkiolus sebagai cabang dari bronkus juga memiliki beberapa fungsi lain. Ketahui apa saja fungsi bronkiolus dan gangguan yang bisa memengaruhinya.

Saat Anda bernapas, udara yang dihirup melalui hidung atau mulut akan masuk ke trakea. Trakea merupakan saluran yang menghubungkan saluran pernapasan atas dan bawah.

Fungsi Bronkiolus dalam Pernapasan dan Gangguan yang Menyertainya - Alodokter

Trakea bercabang menjadi dua saluran udara yang disebut bronkus. Masing-masing cabang bronkus menuju paru-paru kiri dan kanan. Bronkus memiliki percabangan kecil seperti pohon. Percabangan inilah yang disebut sebagai bronkiolus.

Fungsi Bronkiolus dalam Pernapasan

Bronkiolus merupakan saluran udara berdiameter 0,3–1 mm. Fungsi bronkiolus yang utama adalah membantu distribusi udara di paru-paru. Udara yang masuk ke bronkus akan diteruskan ke bronkiolus, lalu menuju ke alveoli.

Alveoli sendiri adalah kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan karbondioksida. Alveoli berfungsi untuk mengirimkan oksigen ke seluruh tubuh.

Berdasarkan ukurannya, bronkiolus dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni:

  • Bronkiolus lobular, yaitu bronkiolus berukuran paling besar yang pertama kali menerima oksigen yang masuk ke paru-paru
  • Bronkiolus respiratorius, yaitu percabangan dua atau lebih dari setiap bronkiolus yang berakhir pada 2–10 saluran alveolus
  • Bronkiolus terminal atau "ruang mati" karena tidak ada pertukaran udara yang terjadi di saluran ini, terdiri dari 50–80 saluran yang lebih kecil di setiap paru-paru

Beragam Penyakit yang Dapat Mengganggu Fungsi Bronkiolus

Normalnya, otot-otot yang mengelilingi bronkiolus akan secara otomatis menyempit (menutup) dan melebar (membuka) untuk mengontrol aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Pelebaran bronkiolus (bronkodilatasi) terjadi ketika paru-paru membutuhkan lebih banyak oksigen, seperti saat berolahraga atau sedang berada di dataran tinggi. Sebaliknya, penyempitan bronkiolus (bronkokonstriksi) dapat terjadi ketika ada iritan atau alergen yang terhirup.

Penyempitan bronkiolus sebenarnya merupakan mekanisme untuk mencegah zat asing memasuki paru-paru. Akan tetapi, penyempitan ini terkadang menimbulkan keluhan berupa sesak napas.

Gejala penyempitan saluran napas meliputi:

  • Dada terasa sesak
  • Batuk
  • Sianosis (kulit kebiruan karena kekurangan oksigen)
  • Mudah lelah
  • Mengi

Penyempitan bronkiolus dapat disertai dengan penyumbatan (obstruksi), salah satunya karena produksi lendir berlebihan. Gejala obstruksi adalah batuk berdahak, infeksi saluran napas berulang, dan gejala lain yang serupa dengan penyempitan bronkiolus.

Beragam kondisi atau penyakit yang memengaruhi fungsi bronkiolus berkaitan dengan penyempitan dan penyumbatan organ ini. Berikut adalah beberapa penyakit yang memengaruhi fungsi bronkiolus:

1. Asma

Asma adalah kondisi alergi yang dipicu oleh alergen yang masuk ke bronkiolus. Sistem imun kemudian melepaskan histamin yang membuat otot bronkiolus menyempit dan mengencang.

Kondisi tersebut juga membuat saluran napas memproduksi lendir atau dahak yang kental secara berlebih, sehingga penderitanya sulit bernapas.

2. Bronkiolitis

Bronkiolitis adalah pembengkakan atau peradangan bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan balita.

Bronkiolitis biasanya diawali dengan batuk pilek yang kemudian berkembang menjadi mengi dan sesak napas. Gejala bisa berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu.

3. Bronkiolitis obliteran

Bronkiolitis obliteran adalah kondisi peradangan langka yang menyebabkan jaringan parut (fibrosis) pada bronkiolus. Jaringan parut ini dapat menghalangi udara yang masuk ke paru-paru, sehingga penderitanya mengalami sesak napas.

Bronkiolitis obliteran dapat disebabkan oleh paparan zat kimia berbahaya dalam jangka panjang, seperti amonia, klorin, formaldehida, sulfur dioksida, nikotin, dan asetaldehida.

Selain itu, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh partikel fiberglass atau abu dari batu bara yang terhirup, infeksi virus (termasuk COVID-19), serta rheumatoid arthritis dan penyakit autoimun lainnya.

4. Fibrosis kistik

Fibrosis kistik adalah penyakit keturunan yang menyebabkan lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket, alih-alih cair dan licin. Jumlah lendir kental yang berlebihan kemudian menyumbat saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ lainnya di dalam tubuh.

Sumbatan pada saluran napas, khususnya bronkiolus, dapat menimbulkan keluhan berupa batuk berdahak, mengi, hidung tersumbat, sinusitis, dan infeksi paru berulang.

5. Emfisema

Emfisema adalah salah satu jenis penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Emfisema terjadi ketika alveoli mengalami kerusakan. Kondisi ini membuat alveoli tidak dapat menopang bronkiolus, sehingga fungsi bronkiolus menjadi terganggu.

Penyebab utama emfisema adalah kebiasaan merokok. Selain itu, penyakit ini juga disebabkan oleh polusi udara, infeksi pernapasan kronis, dan faktor genetik.

Mengingat pentingnya fungsi bronkiolus dalam sistem pernapasan, jagalah kesehatan organ tubuh ini dengan tidak merokok, menghindari paparan polusi dan zat kimia berbahaya, menghindari iritan, rutin berolahraga, serta mengonsumsi makanan bergizi.

Jika Anda memiliki keluhan pada saluran pernapasan, jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapat pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.