Cacar monyet kini dinyatakan sebagai penyakit berstatus darurat kesehatan global oleh World Health Organization (WHO). Berubahnya status penyakit yang satu ini patut diwaspadai oleh seluruh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Cacar monyet sebenarnya bukanlah penyakit baru. Penyakit ini sudah dikenal sejak 1970. Awalnya, penyakit akibat infeksi virus monkeypox ini ditularkan dari hewan, seperti monyet, tupai, tikus, dan anjing, ke manusia. Penularannya terjadi melalui gigitan, cakaran, atau kontak langsung cairan tubuh atau darah hewan terinfeksi.

Gawat! Cacar Monyet Ditetapkan Berstatus Darurat Kesehatan Global - Alodokter

Penyakit ini bisa menular antarmanusia jika percikan liur penderita cacar monyet masuk ke mata, hidung, mulut, atau luka kulit orang lain. Selain itu, ibu hamil juga bisa menularkan virus ini ke janin melalui aliran darah plasenta.

Status Darurat Kesehatan Global Cacar Monyet

Keputusan WHO menetapkan status darurat kesehatan global pada cacar monyet didasari oleh sejumlah alasan. Sejak kembali ditemukan kasusnya beberapa bulan lalu, penyakit ini menyebar dengan cepat ke negara lain. Bahkan, sudah masuk ke negara yang tidak memiliki riwayat cacar monyet sebelumnya.

WHO juga mempertimbangkan risiko kesehatan yang bisa berkembang akibat penyebaran virus ini. Kalau tidak ditangani dengan baik, cacar monyet dapat menimbulkan beragam komplikasi, seperti infeksi mata, kehilangan penglihatan, pneumonia, radang otak, hingga sepsis.

Selain itu, infeksi virus monkeypox pada ibu hamil diketahui dapat menyebabkan persalinan prematur, keguguran, dan kematian janin dalam kandungan.

Saat keputusan tersebut ditetapkan, sudah ada 16.000 kasus cacar monyet dan 5 kematian yang dilaporkan dari 75 negara, termasuk Nigeria, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Singapura, dan beberapa negara di Eropa.

Dengan adanya peningkatan status pada penyakit cacar monyet, seluruh negara diharapkan membuat respons untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.

Sebelum berstatus darurat kesehatan global, cacar monyet termasuk dalam penyakit endemik, yaitu penyakit yang selalu ada pada suatu daerah. Sampai saat ini pun, cacar monyet belum dinyatakan sebagai pandemi karena jumlah kasus yang terjadi di seluruh dunia masih tergolong kecil.

Langkah Pencegahan Cacar Monyet

Saat terinfeksi cacar monyet, seseorang bisa mengalami gejala tertentu, yaitu demam tinggi, menggigil, sakit kepala berat, nyeri otot, lemas, pembengkakan kelenjar limfe, yang diikuti dengan munculnya ruam di kulit.

Ruam akan berkembang mulai dari sebatas kemerahan, benjolan merah kecil yang nyeri, benjolan yang berisi air hingga nanah, kemudian akan pecah, mengering, dan mereda setelah 2–4 minggu.

Nah, supaya kita semua terlindungi dari infeksi virus penyebab cacar monyet, berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan:

  • Hindari bepergian ke daerah atau negara dengan jumlah kasus cacar monyet yang tinggi.
  • Hindari kontak dengan hewan yang dapat menyebarkan virus monkeypox, terlebih bila hewan tersebut sakit atau dicurigai terinfeksi cacar monyet.
  • Masak dengan matang semua makanan yang hendak dikonsumsi, khususnya daging.
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik, termasuk menerapkan kebiasaan rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer.
  • Terapkan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan.

Dengan melakukan cara mencegah cacar monyet di atas, kamu juga turut membantu menurunkan kemungkinan penularan kepada anak-anak, wanita hamil, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh yang berisiko tinggi terinfeksi penyakit ini.

Kalau kamu mengalami keluhan yang mengarah ke gejala cacar monyet, seperti lepuhan mirip jerawat pada kulit, demam, sakit kepala, dan nyeri otot, terlebih bila baru bepergian ke negara dengan kasus cacar monyet yang tinggi, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.