Genophobia adalah ketakutan berlebihan dan tidak rasional terhadap aktivitas seksual atau hubungan intim. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa cemas, takut, hingga panik ketika seseorang memikirkan atau berada dalam situasi yang berkaitan dengan seks.

Genophobia berbeda dengan rasa gugup atau malu biasa saat menghadapi hubungan intim. Kondisi ini merupakan jenis fobia yang memunculkan gejala nyata, baik secara psikologis maupun fisik. Siapa pun bisa mengalaminya, baik pria maupun wanita. 

Genophobia

Ketakutan berlebihan terhadap aktivitas seksual ini dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari pengalaman traumatis, pengaruh lingkungan atau budaya, hingga gangguan psikologis tertentu. 

Penyebab Genophobia

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko terjadinya genophobia:

  • Mengalami pelecehan atau kekerasan seksual di masa lalu, termasuk pada masa kanak-kanak
  • Tumbuh di lingkungan atau pendidikan yang sangat konservatif sehingga menimbulkan rasa takut, bersalah, atau tidak nyaman terhadap hubungan intim
  • Memiliki gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi
  • Mengalami masalah dalam hubungan, seperti kurangnya kepercayaan, rasa tidak aman, atau konflik dengan pasangan
  • Mengalami nyeri saat berhubungan intim akibat kondisi medis, seperti vaginismus atau infeksi

Gejala Genophobia

Gejala genophobia dapat berbeda pada tiap orang, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah:

  • Ketakutan berlebihan saat memikirkan atau menghadapi aktivitas seksual
  • Serangan panik, seperti jantung berdebar, sesak napas, gemetar, atau berkeringat
  • Menghindari situasi atau pembicaraan yang berhubungan dengan seks
  • Muncul perasaan malu, bersalah, atau jijik terhadap diri sendiri maupun pasangan
  • Konflik dalam hubungan, termasuk kesulitan menjalin kedekatan emosional

Kapan Harus ke Dokter

Jika ketakutan terhadap aktivitas seksual mulai membuat Anda merasa tertekan, mengganggu hubungan, atau menghambat aktivitas sehari-hari, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Hal ini dapat membantu Anda memahami apa yang Anda rasakan tanpa perlu takut dihakimi.

Anda dapat memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter untuk berkonsultasi secara privat. Bila perlu, Anda juga bisa memanfaatkan fitur Buat Janji Dokter untuk berkonsultasi secara langsung dengan dokter atau psikolog di rumah sakit. 

Diagnosis Genophobia

Untuk memastikan kondisi Anda ditangani dengan tepat, dokter atau psikolog akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang membantu memahami penyebab, tingkat keparahan, serta dampaknya pada kehidupan Anda. 

Proses diagnosis ini biasanya mencakup beberapa tahapan berikut:

Konsultasi awal

Dokter atau psikolog akan menggali gejala yang Anda rasakan, pengalaman yang mungkin memicu ketakutan, serta bagaimana kondisi ini memengaruhi hubungan dan aktivitas harian Anda. Proses ini membantu menentukan arah penanganan yang paling sesuai.

Pemeriksaan lanjutan

Jika diperlukan, Anda mungkin diminta menjalani pemeriksaan tambahan untuk memastikan tidak ada kondisi medis, seperti vaginismus atau infeksi, yang menyebabkan nyeri dan memperburuk rasa takut terhadap hubungan intim.

Penilaian kondisi psikologis lain

Profesional kesehatan mental juga akan mengevaluasi adanya kecemasan, depresi, atau PTSD yang dapat berkaitan dengan genophobia. Dengan begitu, seluruh aspek emosional yang memengaruhi kondisi Anda dapat ditangani secara menyeluruh.

Pengobatan Genophobia

Penanganan genophobia umumnya berfokus pada terapi psikologis, tetapi dapat melibatkan pengobatan medis bila ketakutan dipicu oleh kondisi yang menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim. Penanganan yang umum dilakukan meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT), untuk membantu mengenali pola pikir negatif tentang hubungan intim dan menggantinya dengan cara pandang yang lebih sehat
  • Terapi eksposur bertahap, dilakukan dengan menghadapkan Anda pada pemicu ketakutan secara perlahan, sehingga tubuh dan pikiran bisa beradaptasi tanpa memicu kecemasan berlebih
  • Konseling pasangan, bermanfaat untuk memperbaiki komunikasi, menciptakan rasa aman, dan memperkuat dukungan dari pasangan selama proses pemulihan
  • Terapi obat-obatan, seperti antidepresan (misalnya Antiprestin dan Kalxetin)  atau antikecemasan, diberikan jika ada gangguan psikologis lain yang turut memperparah fobia
  • Penanganan penyebab fisik, dilakukan bila fobia dipicu oleh kondisi medis yang menimbulkan nyeri, seperti vaginismus atau infeksi

Komplikasi Genophobia

Jika tidak ditangani, genophobia dapat menimbulkan beberapa hal, seperti berikut:

  • Masalah dalam hubungan dengan pasangan, termasuk penurunan keintiman dan kepercayaan
  • Gangguan psikologis lain, seperti kecemasan berat atau depresi
  • Penurunan kualitas hidup dan rasa percaya diri
  • Sulit mendapatkan kehamilan bagi pasangan yang ingin memiliki anak
  • Isolasi sosial atau merasa terasingkan

Pencegahan Genophobia

Meski tidak selalu dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan seksual dan emosional, sekaligus menurunkan risiko munculnya genophobia, yakni:

  • Mendapatkan edukasi seks yang sehat dan terbuka sejak dini
  • Membangun komunikasi yang baik serta saling percaya dengan pasangan
  • Mendapatkan dukungan psikologis segera setelah mengalami peristiwa traumatis
  • Berkonsultasi ke dokter atau psikolog bila muncul kecemasan berlebihan terkait hubungan intim