Gout adalah salah satu jenis radang sendi yang dapat menyebabkan sendi-sendi tubuh, terutama di jempol kaki terasa nyeri. Jika tidak ditangani dengan baik, gout bisa sering kambuh dan memicu komplikasi serius, seperti kerusakan sendi permanen serta keterbatasan gerak pada sendi yang terkena.

Gout atau penyakit asam urat terjadi akibat meningkatnya kadar mineral asam urat dalam darah. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat secara efisien. 

Gout, Ketahui Gejala, Penyebab, hingga Penanganannya - Alodokter

Akibatnya, asam urat menumpuk dan membentuk kristal di persendian. Nah, kristal inilah yang menyebabkan rasa nyeri hebat dan peradangan pada sendi.

Gejala Gout 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gejala utama gout adalah serangan nyeri yang terasa hebat pada sendi-sendi tubuh. Serangan ini paling sering terjadi di jempol kaki, tetapi bisa juga sendi pada jari kaki yang lain, lutut, atau pergelangan kaki.

Karakteristik serangan nyeri akibat gout antara lain:

  • Muncul tiba-tiba, biasanya terjadi pada malam hari
  • Sendi yang terkena tampak bengkak, kemerahan, dan terasa panas
  • Nyeri tambah parah jika sendi yang terkena disentuh atau tersentuh sesuatu
  • Pergerakan sendi yang terkena menjadi terbatas

Serangan nyeri akibat gout biasanya terasa paling berat dalam 12–24 jam pertama. Namun, rasa tidak nyaman atau nyeri ringan bisa bertahan beberapa hari hingga beberapa minggu. Setelah itu, serangan nyeri akan hilang total, tetapi dapat kambuh kembali dalam 6–12 bulan setelah serangan pertama, terutama jika tidak diobati.

Penyebab dan Faktor Risiko Gout

Gout bisa terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, di antaranya yaitu:

  • Konsumsi makanan tinggi purin, seperti jeroan, daging merah, serta makanan laut. 
  • Konsumsi minuman manis dan beralkohol.
  • Berat badan berlebih atau obesitas.
  • Riwayat keluarga dengan gout atau kadar asam urat tinggi.
  • Penyakit kronis, misalnya diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, atau gangguan metabolisme.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti diuretik, penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), atau aspirin dosis rendah.
  • Gaya hidup kurang aktif dan kebiasaan merokok.

Perlu diketahui bahwa tidak semua orang dengan kadar asam urat tinggi akan mengalami gout. Namun, risiko terjadinya gout tentu akan meningkat tajam bila pola makan dan gaya hidup tidak diubah.

Penanganan Gout

Penanganan gout bertujuan untuk mengurangi nyeri, mencegah serangan berulang, dan melindungi sendi dari kerusakan jangka panjang. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1. Kompres dingin sendi 

Mengompres sendi yang terkena gout menggunakan es yang telah dibungkus dengan kain atau handuk bersih dapat memperlambat aliran darah ke sendi, sehingga peradangan, pembengkakan, dan kemerahan di sendi berkurang. 

Selain itu, suhu dingin dari kompres membantu menenangkan saraf di sekitar sendi, sehingga nyeri terasa lebih ringan. Agar hasilnya maksimal, cara ini sebaiknya dilakukan selama 15–20 menit beberapa kali sehari. 

2. Minum obat penurun asam urat

Obat penurun asam urat, allopurinol, febuxostat, atau colchicine, biasanya diresepkan dokter untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. 

Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim yang memproduksi asam urat di tubuh, sehingga pembentukan kristal asam urat dapat dicegah. Dengan kadar asam urat yang terkontrol, serangan gout tentu akan lebih jarang terjadi dan risiko terjadinya kerusakan sendi akibat gout pun berkurang. 

Namun, perlu diingat bahwa konsumsi obat ini harus mengikuti petunjuk dokter dan tidak boleh dihentikan tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

3. Minum obat antinyeri

Selain meresepkan obat penurun asam urat, dokter juga biasanya akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau naproxen, untuk mengurangi peradangan dan nyeri saat serangan gout. Tak hanya itu, pada kasus nyeri yang parah, dokter juga terkadang akan memberikan obat kortikosteroid

4. Batasi konsumsi makanan tinggi purin

Makanan, seperti jeroan, daging sapi, daging kambing, udang, kepiting, dan kerang, mengandung tinggi purin. Ketika dikonsumsi, purin akan diurai oleh tubuh menjadi asam urat. Nah, jika dikonsumsi berlebihan, kadar asam urat bisa meningkat dan memperburuk gejala gout. 

Oleh karena itu, agar gejala gout tidak makin parah dan gout tidak kambuh kembali, sebaiknya pilih makanan rendah purin, seperti nasi, telur, brokoli, kubis, wortel, kentang, pisang, pepaya, ubi, dan susu rendah lemak.

5. Minum banyak air putih

Saat serangan gout terjadi, minumlah air putih, setidaknya 2 liter atau setara dengan 8 gelas per hari. Hal ini karena air putih dapat membantu ginjal membuang kelebihan asam urat melalui urine. Dengan begitu, kadar asam urat di dalam darah akan berkurang sehingga risiko pembentukan kristal di sendi serta perburukan gejala gout dapat dicegah.

6. Hindari alkohol dan minuman manis

Minuman beralkohol dan minuman tinggi gula diketahui dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Oleh karena itu, untuk mencegah perburukan gejala akibat gout dan mencegahnya kambuh kembali, hindari atau batasilah konsumsi minuman ini.

7. Istirahatkan sendi 

Sendi yang sedang mengalami serangan gout biasanya terasa kaku, bengkak, dan sangat nyeri saat digerakkan. Nah, untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah perburukan gejala, sebisa mungkin, istirahatkanlah sendi yang terkena gout dengan mengurangi aktivitas yang memberi beban lebih pada area tersebut.

Gout bisa mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, segera beritahu kepada dokter melalui Chat Bersama Dokter saat serangan gout terjadi. 

Dokter akan membantu memberikan saran pengobatan yang sesuai, termasuk dosis obat yang perlu dikonsumsi, serta langkah perawatan lain yang dapat dilakukan di rumah untuk meringankan gejala. Dengan penanganan yang tepat, komplikasi bisa dicegah dan kualitas hidup Anda tetap terjaga.