Hamil lewat bulan adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu. Kondisi ini bisa berbahaya karena berisiko menyebabkan bayi mengalami kekurangan oksigen atau kejang.

Umumnya, kehamilan berlangsung selama 39–41 minggu. Jika lebih dari 42 minggu tanpa adanya tanda-tanda persalinan, bisa jadi ibu mengalami hamil lewat bulan. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikannya.

Hamil Lewat Bulan - Alodokter

Penyebab Hamil Lewat Bulan

Penyebab hamil lewat bulan belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian, hamil lewat bulan lebih sering terjadi pada ibu dengan kondisi berikut:

  • Hamil anak pertama
  • Pernah hamil lewat bulan
  • Memiliki keluarga yang pernah hamil lewat bulan
  • Menderita obesitas

Perlu diketahui, perkiraan usia kehamilan yang tidak tepat bisa menyebabkan ibu seolah-olah mengalami hamil lewat bulan. Hal ini bisa terjadi jika siklus menstruasi ibu tidak teratur, dokter salah menghitung hari pertama haid terakhir (HPHT), atau tanda-tanda awal kehamilan telat terdeteksi.

Gejala Hamil Lewat Bulan

Tidak ada gejala khusus pada ibu hamil yang mengalami hamil lewat bulan. Meski demikian, ada beberapa gejala kehamilan postterm yang dapat dialami janin, yaitu:

  • Gerakan janin berkurang
  • Cairan ketuban berkurang sangat banyak
  • Cairan ketuban bercampur dengan kotoran janin (mekonium)

Kapan harus ke dokter

Seperti yang telah disebutkan, kehamilan normalnya berlangsung selama 39–41 minggu. Lakukan pemeriksaan ke dokter jika tanda-tanda persalinan tidak kunjung muncul ketika kehamilan telah berlangsung lebih dari 41 minggu

Segera cari pertolongan medis ke IGD jika pergerakan janin terasa berkurang bahkan berhenti.

Diagnosis Hamil Lewat Bulan

Untuk menentukan diagnosis hamil lewat bulan, dokter akan bertanya dahulu kepada ibu hamil mengenai HPHT-nya. Tujuannya adalah agar usia kehamilan dan waktu melahirkan bisa lebih dipastikan. Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah ibu hamil sering merasakan janin bergerak.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba rahim dan memeriksa leher rahim (serviks) ibu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi tanda-tanda kelahiran, seperti pelebaran leher rahim.

Untuk memastikan kondisi ibu dan janin, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

  • USG kandungan, untuk memeriksa perkembangan dan gerakan janin
  • Cardiotocography (CTG), untuk mengukur aktivitas dan denyut jantung janin, serta kontraksi rahim ibu

Pengobatan Hamil Lewat Bulan

Dokter akan terlebih dahulu memantau kondisi ibu yang hamil lewat bulan, untuk mendeteksi komplikasi. Jika tidak ada, dokter akan menunggu tanda-tanda persalinan datang secara alami.

Namun, jika ibu mengalami tanda-tanda komplikasi atau kehamilan sudah lebih dari 42 minggu, dokter akan memberikan tindakan untuk memicu persalinan (induksi persalinan). Hal ini agar ibu dapat melahirkan bayi yang sehat, serta meminimalkan risiko terjadinya komplikasi.

Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

Memisahkan kantung ketuban

Metode ini dilakukan dengan memisahkan kantung ketuban dari leher rahim menggunakan jari. Pemisahan ini bisa membuat tubuh ibu melepaskan senyawa prostaglandin yang dapat memicu kontraksi rahim.

Melebarkan leher rahim (cervical ripening)

Pada metode ini, dokter akan memasukkan kateter balon ke dalam leher rahim ibu. Balon tersebut akan melebarkan rahim ibu sehingga memicu terjadinya persalinan.

Memecahkan air ketuban

Dalam metode ini, dokter akan membuat lubang kecil untuk memecahkan air ketuban. Pecahnya air ketuban akan merangsang kontraksi rahim dan membuka leher rahim sehingga memicu persalinan lebih cepat.

Memberikan oksitosin

Dokter akan memberikan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat memicu kontraksi rahim. Hormon ini akan diberikan melalui infus ketika ketuban sudah pecah.

Selain dengan beberapa metode di atas, dokter juga dapat melakukan persalinan dengan alat, seperti vakum atau forceps, untuk membantu ibu melahirkan bayi secara normal. Jika persalinan dengan alat tidak dapat dilakukan, dokter akan menyarankan operasi caesar.

Komplikasi Hamil Lewat Bulan

Hamil lewat bulan dapat menimbulkan berbagai komplikasi, baik pada bayi maupun ibu. Pada bayi, beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:

  • Bayi lahir meninggal
  • Makrosomia, karena janin tetap berkembang di dalam rahim
  • Bayi menghirup cairan ketuban berisi mekonium (aspirasi mekonium)
  • Bayi kekurangan oksigen
  • Cedera kepala
  • Kadar gula darah rendah
  • Kejang

Sementara pada ibu, beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:

Pencegahan Hamil Lewat Bulan

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah hamil lewat bulan. Meski demikian, ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan menghindari komplikasi yang bisa timbul pada persalinan ibu hamil lewat bulan, yaitu:

  • Kontrol kehamilan secara rutin, terutama jika pernah mengalami hamil lewat bulan atau persalinan macet pada kehamilan sebelumnya.
  • Jaga pertambahan berat badan yang sehat selama hamil, dan jaga berat badan ideal sejak sebelum hamil.
  • Segera ke dokter jika belum melahirkan ketika usia kehamilan sudah 41 minggu.