Hipokalsemia adalah kondisi saat kadar kalsium di dalam darah lebih rendah dari batas normal. Kadar kalsium yang rendah bisa terjadi akibat kekurangan asupan vitamin D dan kalsium, gangguan kesehatan, hingga efek samping obat-obatan tertentu.

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Zat ini berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dan gigi, serta mempertahankan fungsi sistem saraf, jantung, atau kontraksi otot. Pada penderita hipokalsemia, kemampuan organ tubuh dalam menjalankan fungsi tersebut akan terganggu.

Hipokalsemia - Alodokter

Penurunan kadar kalsium di dalam darah terkadang tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, jika telah berlangsung lama atau sudah parah, hipokalsemia bisa menimbulkan berbagai keluhan, mulai dari kesemutan, kram otot, kulit kering dan bersisik, hingga gangguan irama jantung.

Penyebab Hipokalsemia

Kadar kalsium dalam darah normalnya adalah 8,8–10 miligram per desiliter (mg/dL), dengan kadar kalsium yang terionisasi 4,4–5,2 mg/dL. Orang dengan kadar kalsium di bawah angka tersebut dinilai terkena hipokalsemia.

Penyebab turunnya kadar kalsium di dalam darah dapat disebabkan oleh berbagai faktor berikut:

  • Hipoparatiroid
    Kekurangan hormon paratiroid (hipoparatiroid) bisa mengakibatkan kadar kalsium di dalam darah menjadi rendah. Hal ini karena keseimbangan kadar kalsium dalam tubuh diatur oleh hormon paratiroid.
  • Defisiensi vitamin D
    Vitamin D berperan penting untuk membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika terjadi defisiensi vitamin D, misalnya akibat kurangnya asupan vitamin D atau gangguan pencernaan, seseorang akan terkena hipokalsemia.
  • Gagal ginjal
    Normalnya, kadar kalsium dan kadar fosfor selalu seimbang. Pada penderita penyakit ginjal, seperti gagal ginjal, kadar fosfor akan meningkat dan tubuh akan sulit menghasilkan vitamin D. Akibatnya, jumlah kalsium dalam darah pun akan berkurang.
  • Pseudohypoparathyroidism
    Pseudohypoparathyroidism adalah kelainan bawaan yang membuat tubuh gagal atau tidak dapat menggunakan hormon paratiroid meski jumlahnya normal. Padahal, kelenjar paratiroid berfungsi untuk mengatur jumlah kalsium dalam darah. Akibatnya, kalsium dalam darah menjadi rendah.
  • Hipomagnesemia
    Kadar magnesium di bawah normal (hipomagnesemia) dapat menyebabkan hipokalsemia. Hal ini karena magnesium diperlukan oleh kelenjar paratiroid untuk memproduksi dan melepaskan hormon paratiroid.
  • Pankreatitis
    Pankreas berperan dalam mengatur keseimbangan kadar kalsium di dalam darah. Jika pankreas mengalami peradangan (pankreatitis), kadar kalsium bisa menjadi tidak seimbang.
  • Efek samping obat-obatan
    Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti rifampin, phenytoin, kortikosteroid, calcitonin, klorokuin, atau denosumab, dapat menyebabkan hipokalasemia. Selain itu, obat lain yang bisa mengakibatkan kondisi ini meliputi alendronate, ibandronate, risedronate, atau zoledronic acid.

Di samping karena berbagai hal di atas, hipokalsemia juga bisa disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium dari makanan, misalnya karena diet ketat atau ekstrem.

Gejala Hipokalsemia

Pada tahap awal, hipokalsemia sering kali tidak bergejala atau hanya menimbulkan keluhan ringan, seperti:

  • Nyeri atau kram otot, terutama di kaki
  • Kulit kering dan bersisik
  • Kuku rapuh
  • Rambut lebih kasar dan mudah rontok

Bila sudah parah, hipokalsemia dapat menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala berikut ini:

  • Kesemutan
  • Nyeri dan kaku otot
  • Susah konsentrasi dan mudah lupa
  • Gelisah atau mudah marah
  • Linglung
  • Halusinasi
  • Kesulitan bernapas
  • Kejang
  • Dada berdebar atau gangguan irama jantung

Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala hipokalsemia seperti yang disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan oleh dokter perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Pertolongan di IGD rumah sakit terdekat perlu cepat dilakukan apabila timbul gejala berat, seperti halusinasi, hilang ingatan, atau kejang.

Diagnosis Hipokalsemia

Sebagai langkah awal, dokter akan bertanya terkait gejala yang muncul, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta obat-obatan yang dikonsumsi. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik menyeluruh, dilanjutkan dengan pemeriksaan saraf.

Dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk menegakkan diagnosis hipokalsemia:

  • Tes darah, untuk mengetahui kadar kalsium, albumin, magnesium, fosfor, hormon paratiroid, vitamin D, serta mengevaluasi fungsi ginjal
  • Elektrokardiogram (EKG), untuk memantau aktivitas listrik jantung guna mendeteksi gangguan irama jantung yang merupakan salah satu gejala hipokalsemia
  • Foto Rontgen, CT scan, MRI, dan bone scan, untuk memperoleh gambaran yang lebih detail bila ada gangguan pada tulang, seperti rakitis atau osteomalacia

Pengobatan Hipokalsemia

Penanganan hipokalsemia akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebabnya. Pada hipokalsemia ringan, pengobatan dapat dilakukan dengan perbaikan pola makan atau memperbanyak asupan tinggi kalsium, serta penyesuaian jenis dan dosis obat-obatan yang digunakan.

Jika diperlukan, dokter akan menambahkan suplemen kalsium. Suplemen vitamin D juga dapat dikonsumsi bersama dengan suplemen kalsium untuk mengoptimalkan penyerapan kalsium dalam tubuh. Pada kasus tertentu, hipokalsemia juga bisa diobati dengan pemberian suplemen kalsium melalui infus.

Dokter juga dapat melakukan beberapa metode berikut untuk mengatasi gejala dan mengobati gangguan medis yang mendasari terjadinya hipokalsemia:

  • Pemberian hormon paratiriroid sintetis, untuk mengatasi hipokalsemia yang disebabkan oleh kekurangan hormon paratiroid
  • Terapi kalsium glukonat, untuk meredakan kram atau kejang otot, yang diberikan melalui infus
  • Prosedur cuci darah, untuk menyaring dan mengeluarkan fosfor dari dalam tubuh bila hipokalsemia terjadi karena gangguan fungsi ginjal

Komplikasi Hipokalsemia

Hipokalsemia yang cepat terdiagnosis dan segera ditangani dapat sembuh. Sebaliknya, bila tidak terdeteksi dan terlambat ditangani, hipokalsemia dapat menyebabkan komplikasi serius, antara lain:

Pencegahan Hipokalsemia

Hipokalsemia dapat dicegah dengan menjaga keseimbangan kadar kalsium dalam tubuh, misalnya dengan:

  • Mengonsumsi sumber makanan kaya kalsium, seperti sayuran hijau, makanan laut, kacang-kacangan, jeruk, susu, yoghurt, dan keju
  • Berjemur pada pukul 9.00–10.00 pagi selama 15 menit, setidaknya 3 kali dalam seminggu, dengan menggunakan tabir surya
  • Tidak merokok, karena kebiasaan ini dapat meningkatkan jumlah kalsium yang keluar melalui urine
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol