Hipomagnesemia adalah kondisi ketika kadar magnesium dalam darah di bawah batas normal. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada pasien rawat inap dan biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan elektrolit lain, seperti hipokalemia atau hipokalsemia.

Magnesium adalah mineral yang terkandung di dalam aliran darah, jantung, otot, dan tulang.  Mineral yang umumnya diperoleh dari makanan ini merupakan zat penting yang berperan dalam lebih dari 300 reaksi metabolisme dalam tubuh, seperti:

  • Mengubah makanan menjadi energi
  • Membentuk protein baru dari asam amino
  • Memelihara dan memperbaiki gangguan pada DNA dan RNA
  • Memproses kontraksi dan relaksasi otot
  • Mengatur neurotransmitter, yaitu senyawa dalam tubuh yang membawa sinyal ke pembuluh darah, otot, dan juga otak

Hipomagnesemia

Kadar magnesium darah yang normal berkisar antara 1,8–2,2 mg/dl. Seseorang dapat dikatakan menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8 mg/dl. Sementara, kadar magnesium darah yang lebih dari 2,2 mg/dl disebut dengan hipermagnesemia.

Penyebab Hipomagnesemia

Umumnya, hipomagnesemia disebabkan oleh penurunan kemampuan usus dalam menyerap magnesium atau peningkatan pembuangan magnesium oleh ginjal.

Selain itu, ada faktor lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium dalam tubuh, yaitu:

  • Konsumsi alkohol secara berlebihan
  • Diare kronis
  • Sering buang air kecil (poliuria), misalnya akibat diabetes yang tidak terkontrol
  • Hiperaldosteronisme, yaitu tingginya kadar hormon aldosterone dalam darah
  • Hiperkalsemia atau tingginya kadar kalsium dalam darah
  • Sindrom malabsorbsi, misalnya penyakit celiac dan peradangan usus
  • Diabetes tipe 2
  • Malnutrisi
  • Efek penggunaan obat-obatan, seperti amphotericin B, cisplatin, ciclosporin, diuretik, penghambat pompa proton, dan antibiotik aminoglikosida

Faktor risiko hipomagnesemia

Meski dapat terjadi pada siapa saja, hipomagnesemia lebih sering terjadi pada seseorang dengan faktor di bawah ini:

  • Berusia lanjut
  • Sedang menjalani rawat inap di rumah sakit
  • Sedang menjalani perawatan di ICU (intensive care unit)
  • Mengalami kecanduan alkohol
  • Menderita diabetes

Gejala Hipomagnesemia

Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang dapat berbeda-beda, tergantung seberapa rendah kadar magnesium darah. Berikut ini adalah gejala awal yang umum terjadi jika seseorang mengalami kekurangan magnesium:

  • Mual
  • Muntah
  • Kelelahan
  • Nafsu makan menurun

Jika hipomagnesemia semakin memburuk, dapat muncul gejala lain, berupa:

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan di atas, terutama jika terdapat faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipomagnesemia. Pemeriksaan dan penanganan dini dapat mencegah kadar magnesium turun menjadi lebih rendah.

Kadar magnesium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Segera ke IGD jika Anda mengalami gejala hipomagnesemia yang berat, seperti gangguan irama jantung atau kejang.

Diagnosis Hipomagnesemia

Untuk mendiagnosis hipomagnesemia, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda hipomagnesemia.

Untuk diagnosis yang lebih akurat, deteksi hipomagnesemia dilakukan dengan melakukan tes darah. Acuannya adalah sebagai berikut:

  • Normal, ketika kadar magnesium berada di angka 1,8–2,2 mg/dL
  • Hipomagnesemia, ketika kadar magnesium di bawah 1,8 mg/dL
  • Hipomagnesemia berat, ketika kadar magnesium kurang dari 1,25 mg/dL

Selain tes darah, ada beberapa tes lain yang dapat dilakukan dokter dalam mengukur kadar magnesium dalam tubuh, seperti:

  • Tes urine, untuk mengukur jumlah magnesium yang dikeluarkan tubuh melalui urine
  • Tes sel darah merah, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel darah merah
  • EXA test, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel tubuh dengan mengambil sampel sel di dalam mulut

Pengobatan Hipomagnesemia

Pengobatan hipomagnesemia dilakukan untuk menormalkan kadar magnesium darah dan mencegahnya agar tidak turun kembali. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

Suplementasi Magnesium

Jika kondisi pasien masih tergolong ringan, dokter akan memberikan suplemen magnesium untuk diminum. Namun, jika pasien mengalami kesulitan dalam mengunyah atau menelan dan kondisinya sudah tergolong parah, dokter akan memberikan magnesium melalui infus.

Berikut ini adalah sejumlah obat yang umum digunakan untuk menangani hipomagnesemia:

  • Magnesium sulfat
  • Magnesium glukonat
  • Magnesium laktat
  • Umumnya, gejala hipomagnesemia akan segera membaik setelah diberikan suplementasi magnesium.

Obat-obatan

Jika hipomagnesemia terjadi karena adanya penyakit lain, penanganan penyakit tersebut perlu dilakukan bersamaan dengan suplementasi magnesium. Misalnya, hipomagnesemia akibat diabetes tipe II yang tidak terkontrol juga harus ditangani dengan pemberian obat diabetes.

Bagi pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu banyak membuang magnesium, dokter akan memberikan obat untuk menahan magnesium agar tidak terlalu banyak dibuang, antara lain:

Jika hipomagnesemia disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, pasien akan disarankan untuk mendiskusikannya dengan dokter yang memberikan obat tersebut.

Penting untuk diingat, pasien tidak disarankan untuk menghentikan konsumsi obat tanpa arahan dari dokter, terutama jika obat tersebut dikonsumsi rutin dan dalam jangka panjang.

Perubahan pola makan

Untuk membantu proses penyembuhan, dokter akan menganjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang mengandung magnesium. Hal tersebut untuk membantu mengembalikan kadar magnesium menjadi normal.

Jenis makanan yang dapat meningkatkan kadar magnesium meliputi:

  • Kacang tanah
  • Kacang almond
  • Kacang mete
  • Susu kedelai
  • Sereal gandum utuh
  • Alpukat
  • Pisang
  • Ikan salmon
  • Bayam
  • Kentang panggang utuh (dengan kulit)

Selain itu, pasien hipomagnesemia juga sangat disarankan untuk menghentikan konsumsi minuman beralkohol. Jika pasien diketahui memiliki kecanduan alkohol, dokter akan merujuk pasien ke psikolog atau psikiater untuk menjalani konseling.

Komplikasi Hipomagnesemia

Jika hipomagnesemia dan penyebabnya tidak segera ditangani, kadar magnesium dalam darah dapat terus menurun dan menjadi sangat rendah. Kondisi ini berisiko menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Gagal jantung
  • Henti napas (apnea)
  • Kematian

Pencegahan Hipomagnesemia

Hipomagnesemia atau rendahnya kadar magnesium dalam tubuh dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga secara teratur
  • Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika memiliki kondisi yang meningkatkan risiko hipomagnesemia, seperti gagal jantung, diabetes, dan diare kronis
  • Mengonsumsi makanan dengan kadar magnesium yang cukup
  • Tindak mengonsumsi minuman beralkohol