Inbacef adalah antibiotik untuk mengobati berbagai infeksi bakteri. Beberapa infeksi bakteri yang bisa diobati dengan Inbacef adalah infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, hingga infeksi menular seksual. Inbacef mengandung bahan aktif cefixime.
Cefixime di dalam Inbacef dapat menggangu proses pembentukan protein yang dibutuhkan bakteri untuk membangun dinding selnya. Hasilnya, dinding sel bakteri menjadi rusak dan bakteri akan mati, serta gejala infeksi pun akan mereda.
Produk Inbacef
Inbacef memiliki 2 varian, yaitu sediaan kaplet dan sirop kering. Berikut rincian produknya:
- Inbacef 200 mg 10 Kaplet, yang tiap kapletnya mengandung 200 mg cefixime
- Inbacef sirop kering, yang berisi 100 mg cefixime per 5 ml
Apa Itu Inbacef
Bahan aktif | Cefixime |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik golongan sefalosporin |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Inbacef untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. | |
Inbacef untuk ibu menyusui | Inbacef umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. |
Selama minum obat ini pada masa menyusui, segera laporkan ke dokter jika bayi mengalami jamur mulut atau gastroenteritis. | |
Bentuk obat | Kaplet salut selaput dan sirop kering |
Peringatan sebelum Menggunakan Inbacef
Ada hal-hal yang harus Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Inbacef, yaitu:
- Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Orang yang alergi terhadap cefixime atau antibiotik golongan sefalosporin lain, misalnya cefadroxil dan cefaclor, tidak boleh menggunakan Inbacef.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes; penyakit liver; penyakit ginjal; gangguan pembekuan darah; atau gangguan pencernaan, seperti radang usus besar (kolitis).
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Inbacef jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal tertentu. Tujuannya untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Informasikan kepada dokter jika Anda baru saja atau berencana menjalani vaksinasi selama menggunakan Inbacef. Kandungan cefixime dalam obat ini dapat menghambat efektivitas vaksin tertentu.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui. Beri tahu juga jika sedang menunda kehamilan dengan pil KB. Inbacef bisa menurunkan efektivitas pil KB.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Inbacef. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Inbacef.
Dosis dan Aturan Pakai Inbacef
Dosis Inbacef berbeda-beda, sesuai dengan kondisi, tingkat keparahan infeksi, usia dan berat badan pasien. Berikut rincian dosisnya:
Kondisi: Gonore tanpa komplikasi
- Dewasa: 400 mg sebagai dosis tunggal.
Kondisi: Infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran pernapasan bawah, atau infeksi saluran kemih
- Dewasa dan anak usia >10 tahun dengan BB >50 kg: 200–400 mg sebagai dosis tunggal atau diberikan dalam 2 jadwal konsumsi. Lama pengobatan 7–14 hari, tergantung pada keparahan infeksi.
- Anak usia 6 bulan hingga 10 tahun dengan BB <50 kg: 8 mg/kgBB per hari sebagai dosis tunggal atau diberikan dalam 2 jadwal konsumsi. Pengobatan selama 7–14 hari.
Cara Menggunakan Inbacef dengan Benar
Pastikan untuk menggunakan Inbacef sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dianjurkan tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah panduan penggunaan Inbacef yang bisa Anda ikuti:
- Minumlah Inbacef sediaan kaplet dan sirop kering bersama dengan makanan untuk mencegah timbulnya sakit perut.
- Telan kaplet Inbacef secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah atau menggerus Inbacef sediaan kaplet.
- Jika Anda mengonsumsi Inbacef sirop kering, campurkan serbuk dengan air putih sesuai petunjuk penggunaan. Setiap sebelum diminum, kocok botol obat dan gunakanlah alat takar yang terdapat dalam kemasan agar dosisnya sesuai.
- Apabila lupa menggunakan Inbacef, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan menghentikan pengobatan dengan Inbacef tanpa persetujuan dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat membuat bakteri penyebab infeksi menjadi kebal terhadap pengobatan (resistensi antibiotik).
- Simpan Inbacef di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari langsung serta jauh dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menggunakan Inbacef yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Inbacef sirop kering perlu disimpan di dalam lemari es. Buang obat jika sudah dibuka dan disimpan selama 14 hari.
Interaksi Inbacef dengan Obat Lain
Inbacef dapat menimbulkan efek interaksi di bawah ini jika digunakan bersama obat tertentu:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari carbamazepine
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama antikoagulan, seperti warfarin
- Penurunan efektivitas Inbacef bila digunakan bersama obat yang mengandung estradiol, seperti pil KB
- Penurunan efektivitas vaksin yang berasal dari bakteri hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin tifoid
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana mengonsumsi Inbacef bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Inbacef
Bahan aktif di dalam Inbacef dapat menimbulkan efek samping berupa:
- Sakit kepala
- Mual muntah
- Perut kembung
- Hilang nafsu makan
- Sakit perut
- Diare
Jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau bertambah parah, konsultasikan melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Jangan tunda untuk kunjungi IGD rumah sakit terdekat jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut ini:
- Kejang
- Diare berat yang tidak kunjung reda, diare berdarah, atau kram perut yang berat
- Infeksi baru, yang ditandai dengan demam, menggigil, atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh
- Kesulitan menelan atau bernapas
- Gejala gangguan fungsi hati, seperti nyeri perut berat, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, perut bengkak dan nyeri, hilang nafsu makan, serta warna kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
- Gangguan ginjal, yang ditandai dengan jarang atau malah tidak bisa buang air kecil, bengkak di pergelangan kaki maupun kaki, mudah lelah, atau sesak napas