Infeksi saluran kemih umumnya terjadi ketika bakteri di saluran pencernaan masuk ke saluran kemih. Bakteri tersebut sering kali masuk akibat kebiasaan yang salah dalam membersihkan alat kelamin, yakni dari arah belakang (anus) ke depan (lubang uretra).  

Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi saluran kemih juga bisa disebabkan oleh virus, jamur, atau parasit. Meski infeksi saluran kemih dapat dialami oleh siapa saja, ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, misalnya diabetes.

Penyebab Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) yang masuk ke saluran kemih. Bakteri ini sebenarnya hidup di saluran pencernaan, tetapi bisa masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi kandung kemih (sistitis) hingga infeksi ginjal (pielonefritis).

Selain E. coli, ada beberapa jenis bakteri lain yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, yaitu Enterococcus faecalis, Klebsiella pneumoniae, atau Proteus mirabilis.

Pada beberapa kondisi, infeksi saluran kemih bisa terjadi akibat kuman lain, misalnya:

  • Virus herpes simpleks
  • Jamur Candida 
  • Parasit Trichomonas, Schistosoma, atau filaria

Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih bisa terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini. Berikut adalah penjelasannya:

1. Jenis kelamin wanita

Dibandingkan pria, wanita berisiko mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini karena panjang uretra wanita lebih pendek daripada pria sehingga bakteri dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih.

Infeksi saluran kemih pada wanita umumnya terjadi akibat perpindahan bakteri dari anus ke lubang uretra ketika membersihkan kelamin. Hal ini bisa terjadi jika bagian yang dibersihkan terlebih dahulu adalah anus, bukan area kemaluan.

Risiko terkena infeksi saluran kemih pada wanita juga bisa meningkat karena faktor-faktor di bawah ini:

2. Kelainan pada saluran kemih

Kelainan bawaan pada saluran kemih, baik pada ginjal, kandung kemih, maupun ureter, bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Contoh kelainan bawaan yang meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih adalah hidronefrosis.

Pada hidronefrosis, salah satu atau kedua ginjal dapat membengkak akibat urine yang tidak sepenuhnya dialirkan ke kandung kemih. Akibatnya, urine yang menumpuk membuat bakteri lebih mudah tumbuh dan berkembang biak, kemudian menyebabkan infeksi saluran kemih. 

3. Penyakit yang menyumbat saluran kemih

Penyumbatan di saluran kemih, misalnya akibat batu ginjal atau pembesaran prostat, bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Pada kondisi tersebut, urine dapat tertahan di saluran kemih dan menjadikannya sebagai media perkembangan bakteri yang baik.

Selain itu, penyumbatan di saluran kemih bisa menurunkan kemampuan tubuh dalam mengeluarkan urine bersama bakteri. Alhasil, risiko terkena infeksi saluran kemih pun meningkat. 

4. Daya tahan tubuh lemah

Sistem kekebalan tubuh berperan penting dalam melawan serangan bakteri atau virus penyebab infeksi. Ketika pertahanan tubuh melemah, misalnya karena diabetes atau kemoterapi, tubuh akan kurang maksimal dalam melawan bakteri atau virus sehingga kuman lebih mudah berkembang biak dan menyebabkan infeksi saluran kemih.

5. Baru saja menjalani operasi

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu komplikasi yang umum terjadi pada pasien yang baru saja menjalani operasi pada saluran kemih. Hal ini terjadi karena pemakaian kateter untuk mengalirkan urine, baik selama maupun setelah operasi, membuat bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi di saluran kemih.

Risiko terjadinya infeksi saluran kemih juga bisa terjadi karena prosedur sistoskopi yang mungkin dilakukan ketika operasi berlangsung.

Itulah berbagai penyebab infeksi saluran kemih yang perlu diketahui. Agar buang air kecil teratur, pastikan untuk minum air putih sesuai kebutuhan. Selain itu, pastikan untuk menjaga area kelamin tetap kering setelah berkemih agar kebersihannya terjaga.

Jika Anda mengalami gejala berupa nyeri ketika buang air kecil, sering buang air kecil dalam jumlah sedikit, atau urine berbau tidak sedap, segera konsultasikan ke dokter lewat chat untuk mendapatkan respons yang cepat dan akurat.

Melalui chat, dokter akan melakukan tanya jawab singkat untuk menentukan penyebab keluhan yang muncul dan meresepkan obat yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Bila diperlukan, dokter akan merujuk Anda ke rumah sakit terdekat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.