Infeksi usus atau enterokolitis adalah peradangan yang terjadi di usus halus atau usus besar. Kondisi ini umumnya ditandai dengan diare, sakit perut, dan muntah-muntah.

Bakteri, virus, parasit, dan jamur, adalah mikroorganisme yang dapat ditemukan di air, tanah, urine, dan tinja. Jika sampai masuk ke dalam tubuh, apalagi berkembang tidak terkendali, mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan penyakit, misalnya infeksi usus.

infeksi usus-alodokter

Infeksi usus ringan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika gejalanya berat dan menyebabkan dehidrasi, pasien memerlukan perawatan di rumah sakit.

Penyebab Infeksi Usus

Infeksi usus atau enterokolitis dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, virus atau jamur. Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing penyebab infeksi usus dan cara penyebarannya:

1. Bakteri

Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi usus adalah:

Seseorang dapat terinfeksi bakteri penyebab infeksi usus jika mengonsumsi makanan, seperti telur dan daging, yang tidak dimasak matang. Selain itu, minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan seseorang terinfeksi bakteri tersebut.

2. Parasit

Jenis parasit yang menyebabkan infeksi usus antara lain Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia, dan cacing. Parasit ini umumnya menyebar melalui air, misalnya akibat berenang di kolam renang umum, atau minum air dari sumur maupun tangki air yang terkontaminasi.

3. Virus

Infeksi usus yang disebabkan oleh virus umumnya menular akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus berikut:

  • Rotavirus
  • Norovirus
  • Adenovirus

4. Jamur

Jenis jamur yang paling sering menyebabkan infeksi usus adalah Candida. Jamur ini hidup di dalam usus dalam jumlah yang terkendali. Namun, jika berkembang terlalu banyak, Candida dapat menyebabkan infeksi usus.

Selain beberapa penyebab di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi usus, yaitu:

  • Bekerja di fasilitas kesehatan, contohnya puskesmas atau rumah sakit
  • Tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan
  • Minum atau makan dari air maupun makanan yang terkontaminasi
  • Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS, sedang menjalani kemoterapi, atau pernah menjalani transplantasi organ

Gejala Infeksi Usus

Gejala infeksi usus dapat muncul dalam hitungan jam atau beberapa hari setelah terjadi infeksi. Beberapa gejala infeksi usus yang umum terjadi adalah:

  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Kembung
  • Hilang nafsu makan
  • Demam
  • Darah pada tinja

Kapan harus ke dokter

Diare bisa menjadi tanda pertama infeksi usus. Segera ke dokter jika mengalami diare disertai demam tinggi, muntah-muntah, dan gejala-gejala dehidrasi.

Diagnosis Infeksi Usus

Untuk mendiagnosis infeksi usus, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait gejala yang dialami pasien, makanan yang telah dikonsumsi 24−48 jam sebelumnya, serta riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik, termasuk mengukur suhu tubuh, tekanan darah, dan memeriksa perut pasien.

Selanjutnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis infeksi usus. Beberapa pemeriksaannya adalah:

  • Tes darah, untuk memastikan tanda-tanda adanya infeksi usus.
  • Pemeriksaan feses, untuk mendeteksi jenis mikroorganisme penyebab infeksi usus

Jika infeksi usus sangat parah dan berlangsung lama, dokter dapat menyarankan kolonoskopi, untuk melihat kondisi usus besar pasien.

Pengobatan Infeksi Usus

Penanganan infeksi usus dapat berupa pemberian obat-obatan hingga operasi. Berikut adalah penjelasannya:

Pemberian obat-obatan

Jenis obat-obatan yang diberikan tergantung pada penyebab infeksi usus, antara lain:

  • Obat antibiotik, seperti ciprofloxacin, trimethoprim-sulfamethoxazole, metronidazole, atau azithromycin, untuk mengatasi infeksi usus yang disebabkan bakteri
  • Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, untuk meredakan sakit perut
  • Obat antijamur, seperti fluconazole, untuk menangani infeksi usus akibat jamur
  • Obat pereda asam lambung, kembung, atau mual, seperti lansoprazole, metoclopramide, atau domperidone
  • Obat pereda diare, seperti loperamide atau bismuth salisilat, untuk mengurangi frekuensi diare

Untuk mempercepat penyembuhan, pasien juga disarankan untuk melakukan penanganan mandiri, seperti:

  • Memperbanyak minum air putih, oralit, atau sup bening
  • Makan dengan porsi sedikit tetapi sering
  • Mengonsumsi makanan rendah lemak dan serat ketika diare
  • Menghindari minuman yang berkafein, mengandung gula tinggi, serta susu dan produk olahannya

Operasi

Jika pemberian obat tidak efektif untuk mengatasi infeksi usus atau bila infeksi usus memburuk, dokter akan menyarankan prosedur operasi untuk mengangkat usus yang bermasalah.

Komplikasi Infeksi Usus

Infeksi usus dapat meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan lain, terutama bila tidak ditangani dengan tepat. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah:

  • Robekan di usus besar
  • Penyumbatan di usus akibat luka atau jaringan parut
  • Dehidrasi berat yang bisa menyebabkan gagal ginjal
  • Gangguan elektrolit
  • Kejang
  • Sepsis

Pencegahan Infeksi Usus

Infeksi usus merupakan penyakit yang dapat dicegah. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  • Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap sebelum atau setelah makan, mengolah makanan, menggunakan toilet, serta setelah menyentuh hewan.
  • Jangan minum air dari sumber yang tidak terjamin kebersihannya.
  • Gunakan peralatan masak dan makan yang sudah dicuci bersih.
  • Cuci sayur-sayuran dan buah-buahan hingga bersih.
  • Masak makanan, seperti telur, daging, dan seafood, sampai benar-benar matang.
  • Simpan bahan makanan di lemari pendingin.
  • Tutupi hidung dan mulut saat bersin atau batuk.
  • Pilih jajanan yang bersih dan higienis.