Efek samping pil KB terjadi akibat perubahan kadar hormon di dalam tubuh. Efek samping kontrasepsi hormonal ini berbeda-beda pada tiap wanita, bisa ringan atau bahkan tidak ada sama sekali, bisa juga berat hingga penggunaannya harus dihentikan dan diganti dengan jenis kontrasepsi lain.  

Pil KB terbagi menjadi dua jenis, yaitu pil KB yang berisi progestin saja dan pil KB kombinasi yang berisi hormon estrogen dan progestin. Jika diminum setiap hari sesuai aturan, efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan cukup tinggi dan tingkat kegagalannya hanya sekitar 1%, terlepas dari segala mitos dan fakta yang beredar.

Ketahui Efek Samping Pil KB di Sini - Alodokter

Pil KB kombinasi mencegah kehamilan dengan cara menghambat indung telur melepaskan sel telur (ovulasi) sehingga tidak terjadi pembuahan, sedangkan pil KB progestin bekerja dengan cara menipiskan dinding dalam rahim sehingga sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma sulit untuk menempel di sana.

Efek Samping Pil KB yang Umum Timbul

Meski efektif dalam mencegah kehamilan, pil KB juga dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping pil KB yang sering ditemui adalah:

1. Mual

Reaksi mual karena pil KB biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 2 bulan penggunaan. Untuk sementara waktu, konsumsilah pil KB bersama dengan makanan atau sesudah makan agar tidak mual.

Jika mual terasa sangat mengganggu, bahkan hingga membuat Anda tidak nafsu makan, tanyakanlah kepada dokter mengenai cara konsumsi pil KB yang paling sesuai untuk Anda, sebelum Anda memutuskan untuk berhenti atau beralih ke metode kontrasepsi lain.

2.  Sakit kepala dan nyeri payudara

Efek samping pil KB ini biasanya hanya terasa beberapa hari sekali. Keluhan ini bisa diatasi dengan obat pereda nyeri yang bisa dibeli di apotek, seperti paracetamol. Jika tidak membaik, Anda bisa mengganti merek pil KB atau beralih ke jenis KB lainnya yang sesuai dengan anjuran dokter.

3. Perdarahan di luar masa haid

Pengguna pil KB bisa saja mengalami efek samping berupa perdarahan di luar masa haid. Efek samping ini bisa dicegah dengan mengonsumsi pil KB pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda sudah mengonsumsinya secara teratur tetapi masih saja mengalami perdarahan di luar masa haid, sebaiknya periksakan ke dokter.

4. Kenaikan berat badan

Efek samping pil KB yang dari dulu banyak ditakutkan wanita adalah kenaikan berat badan. Efek samping ini memang ada jika pil KB mengandung estrogen dengan kadar yang tinggi sehingga membuat nafsu makan meningkat dan memicu penimbunan cairan di dalam tubuh.

Namun, Anda tidak perlu khawatir. Kebanyakan pil KB yang beredar saat ini mengandung estrogen dalam kadar yang efektif tetapi tidak sampai menyebabkan peningkatan berat badan.

Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan mengubah jenis pil KB untuk mencegah terjadinya peningkatan berat badan saat mengonsumsi pil KB.

Apabila Anda tetap mengalami keluhan ini selama mengonsumsi pil KB, coba konsultasikan kepada dokter. Pasalnya, kenaikan berat badan yang Anda alami mungkin dipicu oleh kondisi lain.

5. Gairah seks yang menurun

Jika mengalami hal ini, Anda bisa mencoba jenis pil KB yang berbeda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, karena beberapa wanita bisa mendapatkan kembali gairah seksnya setelah beralih ke pil KB yang bekerja seperti hormon androgen.

6. Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak

Layaknya PMS, perubahan hormon yang terjadi karena pil KB dapat berpengaruh pada suasana hati. Jika mood swing yang dirasakan tidak terlalu parah, Anda bisa mencoba olahraga atau relaksasi untuk meredakannya.

Namun, jika perubahan suasana hati mengarah ke depresi atau kecemasan yang berlebihan dan terasa sangat mengganggu, konsultasikanlah kepada dokter. Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal, misalnya IUD.

Kemungkinan Efek Samping Pil KB yang Lebih Serius

Pil KB juga bisa menimbulkan efek samping yang serius. Meski jarang terjadi, efek samping ini perlu Anda ketahui supaya bisa diantisipasi. Berikut adalah beberapa efek samping pil KB yang perlu diwaspadai:

Penggumpalan darah

Kandungan hormon estrogen dalam pil KB menyebabkan darah lebih mudah menggumpal sehingga berisiko menyumbat pembuluh darah. Akibatnya bisa berupa:

  • Trombosis vena dalam pada kaki, yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri pada betis atau paha
  • Serangan jantung, yang ditandai dengan nyeri dada, keringat dingin, dan sesak napas
  • Stroke, yang ditandai dengan sakit kepala tidak tertahankan atau kelemahan tubuh yang terjadi tiba-tiba
  • Emboli paru, yang ditandai dengan sesak napas mendadak, batuk berdarah, dan nyeri saat menarik napas

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera pergi ke IGD atau temui dokter untuk mendapatkan penanganan. Informasikan bahwa Anda sedang mengonsumsi pil KB, serta beri tahu juga jenisnya dan sudah berapa lama pemakaiannya.

Kanker

Efek samping lain dari pil KB yang juga serius adalah peningkatan risiko munculnya kanker payudara dan kanker serviks. Risiko ini akan menurun setelah Anda berhenti mengonsumsi pil KB selama 10 tahun.

Kanker payudara dan kanker serviks memiliki peluang kesembuhan yang cukup tinggi bila terdeteksi secara dini. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk rutin melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) serta menjalani mammografi dan pemeriksaan pap smear secara berkala.

Kelompok Wanita yang Sebaiknya Menghindari Pil KB

Mengonsumsi pil KB terbilang praktis karena bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, Anda tetap harus berkonsultasi dulu ke dokter, karena ada beberapa kondisi yang tidak dianjurkan untuk menggunakan pil KB, yaitu:

  • Menderita serangan migrain yang parah
  • Berusia lebih dari 35 tahun
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
  • Menderita diabetes dengan komplikasi atau terserang diabetes lebih dari 20 tahun
  • Memiliki berat badan berlebih (overweight) dengan indeks massa tubuh di atas 35
  • Merokok atau baru saja berhenti merokok selama 1 tahun
  • Memiliki riwayat penggumpalan darah atau memiliki anggota keluarga yang mengalami penggumpalan darah pada usia kurang dari 45 tahun
  • Memiliki keterbatasan gerak untuk waktu yang lama, misalnya karena menggunakan kursi roda atau mengenakan gips pada kaki

Pil KB memang sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, Anda juga harus mewaspadai efek samping pil KB dan mempertimbangkan perbandingan risiko dengan manfaatnya.

Untuk meminimalkan risiko Anda mengalami efek samping pil KB dan memastikan apakah pil KB cocok untuk Anda, berkonsultasilah dulu dengan dokter kandungan. Bila memang pil KB tidak sesuai untuk kondisi dan kebutuhan Anda, dokter bisa menyarankan jenis kontrasepsi lain.