Saat sedikit lagi akan mencapai orgasme, tiba-tiba terasa sakit kepala hebat yang sangat mengganggu. Akhirnya, hubungan intim terpaksa diakhiri sebelum waktunya. Duh, kenapa ya?

Kalau kamu pernah atau bahkan beberapa kali mengalami sakit kepala saat berhubungan seksual atau setelahnya, kamu tidak sendiri, kok. Sakit kepala saat berhubungan seksual dapat dialami semua orang, tapi lebih sering dialami pria, terutama pria muda yang memiliki riwayat migrain.

Ini Penyebab Sakit Kepala Saat Berhubungan Seksual - Alodokter

Jenis Sakit Kepala Saat Berhubungan Seksual

Umumnya, ada 2 jenis sakit kepala yang terjadi baik pada saat berhubungan seksual maupun setelahnya.

Pertama adalah sakit kepala ringan, biasanya terasa dari leher hingga kepala. Kondisi ini mulai terasa sejak gairah seksual meningkat dan sakitnya semakin terasa begitu mendekati orgasme. Kedua adalah sakit kepala orgasme, yang biasanya muncul secara tiba-tiba, tepat sebelum atau saat orgasme.

Meski jenis sakit kepalanya terbagi dua, ada sebagian orang yang mengalami perpaduan kedua jenis sakit kepala tersebut. Kebanyakan sakit kepala saat berhubungan intim berlangsung hanya dalam beberapa menit saja, tapi beberapa orang mungkin juga merasakannya sampai berhari-hari.

Kemunginan Penyebab Sakit Kepala Saat Berhubungan Seksual

Sakit kepala saat berhubungan seksual umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kamu harus waspada jika sakit kepala terlalu sering terjadi, karena mungkin ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu:

1. Peningkatan tekanan darah

Sakit kepala bisa disebabkan oleh peningkatan tekanan darah selama berhubungan seksual, terutama saat mencapai orgasme. Walau begitu, belum tentu kondisi ini lebih sering terjadi pada penderita hipertensi, ya.

2. Mengalami stres

Sakit kepala saat berhubungan seksual, diduga juga dapat muncul tekanan atau beban pikiran tidak terkelola dengan baik. Jika kamu stres, jangan heran performa seksualmu bisa menurun, bahkan bisa memicu sakit kepala, lho.

3. Konsumsi obat tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil KB, juga tak jarang menjadi penyebab seseorang merasakan sakit kepala saat berhubungan seksual, terutama saat orgasme.

4. Mengalami gangguan pembuluh darah

Gangguan pada pembuluh darah jantung atau pembuluh darah otak, seperti aneurisma, juga bisa menjadi penyebab kemunculan sakit kepala saat berhubungan seksual. Jika disertai dengan pecahnya pembuluh darah atau stroke hemoragik, sakit kepala saat berhubungan seksual umumnya akan disertai dengan gejala lain, seperti lumpuhnya satu sisi tubuh atau bicara yang pelo.

Tips yang Bisa Dilakukan agar Hubungan Seksual Tidak Terganggu

Agar sakit kepala saat berhubungan seksual tidak mengganggu hubunganmu dengan pasangan, yuk atasi dengan cara-cara di bawah ini:

Beri tahu pasangan

Cobalah bicara terus terang kepada pasanganmu mengenai sakit kepala yang sering kamu alami saat berhubungan seksual. Dengan cara ini, pasanganmu tidak akan bingung dan kecewa jika kamu menolak atau tiba-tiba berhenti saat berhubungan intim.

Istirahat dan berbaring

Ketika sakit kepala menyerang, istirahat dan berbaringlah dalam posisi lurus selama setidaknya 1–2 jam. Cara ini diyakini dapat membantu meredakan sakit kepala yang kamu rasakan saat berhubungan seksual.

Konsumsi obat pereda nyeri

Langkah paling mudah untuk meredakan sakit kepala adalah mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol. Namun, jika sakit kepala tak kunjung reda, segera berkonsultasilah ke dokter.

Nah, selain itu, jika sakit kepala selalu muncul saat orgasme, kamu bisa mencoba untuk menghentikan hubungan seksual sebelum mencapai orgasme atau berusaha untuk lebih pasif saat berhubungan seksual.

Selain itu, beberapa dokter mungkin juga akan menyarankanmu untuk mengonsumsi obat pereda nyeri beberapa jam sebelum berhubungan seksual.

Merasakan sakit kepala saat berhubungan seksual umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun pada kasus-kasus tertentu, sakit kepala saat atau setelah orgasme bisa menjadi tanda penyakit serius. Jadi, segera periksakan diri ke dokter jika sakit kepala terasa sangat mengganggu, terutama jika disertai gejala lain, seperti muntah atau leher kaku.