Tahukah Ayah dan Bunda kalau minuman berenergi sebaiknya tidak dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja? Hal ini karena minuman berenergi mengandung zat yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada anak, mulai dari susah tidur hingga gangguan jantung.

Minuman berenergi adalah jenis minuman non alkohol yang diklaim dapat meningkatkan stamina dan tenaga tubuh. Bagi orang dewasa yang sehat, minuman ini relatif aman untuk dikonsumsi, asalkan dalam batas wajar atau tidak berlebihan.

Waspada, Ini Bahaya Minuman Berenergi bagi Anak - Alodokter

Namun, bagi anak-anak, konsumsi minuman berenergi tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuhnya secara keseluruhan.

Kandungan Berbahaya dalam Minuman Energi

Kebanyakan minuman berenergi merupakan minuman berkarbonasi atau soda dengan kafein yang tinggi. Kafein merupakan zat stimulan yang dapat merangsang otak lebih aktif, sehingga membuat orang yang mengonsumsinya menjadi lebih terjaga dan bertenaga.

Selain kafein, minuman berenergi juga mengandung zat perangsang tambahan yang berfungsi layaknya kafein, seperti taurin, L-carnitine, dan guarana. Tidak hanya itu, kandungan gula yang tinggi dalam minuman berenergi juga berbahaya bagi anak.

Tidak hanya dapat memberi efek “nagih”, tingginya kandungan gula dalam minuman berenergi juga dapat merusak gigi anak dan menyebabkan anak mengalami kelebihan berat badan anak (obesitas).

Sejauh ini belum ada patokan seberapa banyak dosis kafein yang aman dikonsumsi anak. Oleh sebab itu, kebanyakan dokter dan ahli kesehatan menyarankan untuk membatasi bahkan menjauhi pemberian kafein pada anak.

Bahaya Konsumsi Minuman Berenergi pada Anak

Jika dikonsumsi terlalu sering atau terlalu banyak, minuman berenergi berisiko menimbulkan beberapa masalah kesehatan pada anak, seperti:

  • Sakit kepala
  • Gangguan pencernaan, seperti sakit perut, diare, dan mual muntah
  • Gelisah
  • Sulit konsentrasi
  • Sulit tidur atau insomnia
  • Sering buang air kecil
  • Tekanan darah tinggi
  • Gangguan jantung, seperti kelainan irama jantung (aritmia) atau gagal jantung
  • Dehidrasi
  • Kejang-kejang

Menurut sejumlah laporan, kasus kematian pada anak-anak maupun orang dewasa karena mengonsumsi minuman energi sudah cukup banyak terjadi. Jadi, sebaiknya jangan biarkan anak mengonsumsi minuman berenergi, apalagi secara berlebihan.

Kalau anak sudah terbiasa mengonsumsi minuman energi, maka Ayah dan Bunda perlu membantunya menghentikan kebiasaan tersebut. Caranya dengan memperhatikan pola makannya, termasuk apa yang dimakan atau diminum anak saat ia jajan.

Daripada mengonsumsi minuman berenergi, lebih baik biasakan anak untuk mengonsumsi minuman sehat, seperti air putih, infused water, air kelapa, jus, susu tanpa pemanis tambahan dan rendah lemak, atau teh herbal, seperti teh chamomile.

Selain itu, Ayah, Bunda, dan anggota keluarga lainnya juga harus bisa menjadi contoh yang baik, yaitu dengan tidak mengonsumsi minuman berenergi di depan anak-anak.

Kalau Ayah dan Bunda masih memiliki pertanyaan terkait bahaya makanan dan minuman yang dikonsumsi anak, termasuk minuman berenergi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.