Gangguan pencernaan pada batita adalah kondisi yang umum terjadi. Meski biasanya tergolong ringan, ada jenis gangguan pencernaan yang memerlukan penanganan medis. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gangguan pencernaan yang dapat dialami batita dan cara mengatasinya.

Gangguan pencernaan pada batita atau bayi di bawah usia 3 tahun umumnya ditandai dengan munculnya beberapa gejala, seperti rewel, perut kembung, mual, muntah, diare, bahkan dehidrasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari pola makan buruk, infeksi saluran cerna, hingga intoleransi laktosa.

Mengenali Gangguan Pencernaan pada Batita dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Gangguan Pencernaan yang Umum Dialami Batita

Ada beberapa gangguan pencernaan yang umum dialami batita, di antaranya:

1. Gumoh

Gumoh merupakan kondisi yang umum dialami bayi akibat terlalu banyak makan atau menelan udara saat menyusu. Hal ini dapat terjadi karena kerongkongan bayi belum berkembang sempurna dan ukuran lambungnya masih sangat kecil.

Meski begitu, gumoh pada bayi tidak termasuk kondisi yang mengkhawatirkan, selama tidak terjadi secara berlebihan atau berkepanjangan. Kondisi ini biasanya akan hilang ketika bayi berusia 6–12 bulan, karena saat itu otot-otot kerongkongan sudah dapat berfungsi dengan baik.

2. Perut kembung

Perut kembung juga cukup umum terjadi mengingat saluran cernanya belum berfungsi dengan sempurna. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari makan atau minum terlalu cepat hingga kebiasaan mengisap botol dot kosong.

Tak hanya itu, konsumsi makanan yang mengandung gas, seperti brokoli, ubi, bawang, atau kol, juga dapat membuat anak kembung. Ada pula kondisi lain yang dapat menyebabkan perut kembung, seperti penyakit asam lambung dan intoleransi laktosa.

3. Kolik

Kolik adalah kondisi ketika anak menangis secara berlebihan selama 3 jam atau lebih dalam sehari. Kondisi ini biasanya terjadi beberapa minggu awal setelah bayi lahir dan akan berhenti saat ia berusia 4 bulan.

Penyebab kolik masih belum dapat diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga dapat terjadi saat bayi merasa tidak nyaman dengan perutnya akibat terlalu banyak gas dalam saluran cerna, lapar, atau terlalu kenyang.

4. Sembelit

Sembelit atau susah buang air besar termasuk dalam gangguan pencernaan pada batita yang juga sering terjadi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang berlebihan, proses menyapih, dehidrasi, atau kondisi medis tertentu.

Gejala sembelit pada batita cukup mudah dikenali, salah satunya adalah anak tidak BAB selama 3 hari atau lebih dalam seminggu. Selain itu, beberapa gejala lain juga dapat muncul, seperti perut anak terasa tegang, nafsu makan menurun, dan menangis tiap kali diajak ke toilet untuk buang air besar karena sakit saat mengejan.

5. Diare

Pada dasarnya, selama anak masih mengonsumsi ASI, susu formula, atau makanan semipadat, tekstur tinja saat BAB cenderung lunak. Namun, Bunda patut waspada ketika Si Kecil terlalu sering BAB, tekstur tinja cair, atau jumlahnya banyak. Hal tersebut bisa jadi tanda Si Kecil mengalami diare.

Diare pada batita dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari infeksi, alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu, terlalu banyak konsumsi jus buah, hingga keracunan makanan.

Meski cukup umum terjadi, gangguan pencernaan pada batita tidak dapat dianggap remeh, terutama jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus atau berulang kali.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak yang sering mengalami gangguan pencernaan lebih berisiko mengalami kekurangan nutrisi dan cenderung kurang aktif sehingga dapat memengaruhi proses belajar dan aktivitasnya sehari-hari.

Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan pada Batita

Ada beragam cara sederhana yang dapat Bunda lakukan ketika Si Kecil sering mengalami gangguan pencernaan, antara lain:

1. Perhatikan posisi menyusui atau makan yang benar

Biasakan menyusui atau menyuapi anak dalam kondisi tegak dan pertahankan posisi tersebut sekitar 20 menit setelah pemberian susu atau makanan. Hal ini dilakukan untuk mencegah susu dan makanan naik kembali ke kerongkongan. Pastikan juga Si Kecil tidak makan atau minum terlalu cepat.

2. Pijat bagian perut secara lembut

Jika Si Kecil mengalami kembung, pijat perutnya dengan lembut untuk menghilangkan gas atau membuat perutnya terasa lebih baik. Selain itu, Bunda juga bisa mengusap-usap punggung Si Kecil dengan posisi perut menghadap ke bawah atau telungkup di atas kasur atau kedua paha Bunda.

3. Penuhi asupan cairan dan serat

Jika batita menderita sembelit, Bunda perlu memberikan cairan yang cukup, baik dari ASI, susu formula, atau air putih. Selain itu, Bunda juga bisa memberikannya makanan berserat saat Si Kecil berusia di atas 6 bulan. Utamakan memberinya asupan serat dari buah-buahan atau sayur utuh, seperti apel atau bayam.

4. Hindari makanan tertentu saat mengalami gangguan pencernaan

Jika Si Kecil mengalami diare, hindari makanan apa pun yang dapat membuat gejala diare semakin memburuk, misalnya makanan berminyak, makanan tinggi serat, makanan pedas dan asam, atau makanan yang terlalu manis.

5. Pertimbangkan mengganti susu formula

Saat Si kecil menginjak usia 1 tahun ke atas, biasanya Bunda akan memberikannya susu formula tambahan. Untuk mengatasi gangguan pencernaan pada batita, Bunda perlu pertimbangkan untuk menggantinya dengan susu yang mengandung formula PHP (Partially Hydrolyzed Protein) atau protein terhidrolisa parsial.

Pasalnya, jenis susu ini dianggap memiliki formula protein yang lebih lembut, sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh Si Kecil. Namun, pastikan Bunda telah berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan untuk mengganti susu formula.

Selain itu, Bunda juga dapat memilih jenis susu bebas laktosa bila memang Si Kecil terbukti mengalami intoleransi laktosa.

Namun, jangan lupa perhatikan kandungan nutrisi di dalam susu formula, seperti kalsium, zat besi, omega-3, asam folat, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12, agar kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi dan tumbuh kembangnya dapat optimal.

Pertahankan pola makan yang sehat dan sesuai untuk Si Kecil guna menjaga kesehatan pencernaannya. Ajak juga Si Kecil untuk selalu aktif bergerak, baik saat berolahraga maupun bermain, guna mendukung proses pencernaan dan tumbuh kembangnya.

Bila gangguan pencernaan pada batita tidak kunjung membaik atau justru semakin memburuk, segera periksakan Si Kecil ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat.