Kanker serviks dapat menimbulkan komplikasi, seperti nyeri hebat, penggumpalan darah, hingga limfedema. Komplikasi umumnya terjadi ketika kanker leher rahim sudah memasuki stadium lanjut atau akibat efek samping dari pengobatan kanker serviks itu sendiri. 

Komplikasi Kanker Serviks

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat kanker serviks:

Nyeri hebat 

Kanker serviks yang sudah menyebar ke tulang, otot, dan ujung saraf dapat menimbulkan nyeri hebat. Untuk mengatasinya, penderita bisa mengonsumsi paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen. 

Bila sakitnya tidak juga mereda meski telah mengonsumsi obat tersebut, dokter akan meresepkan obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat. 

Penggumpalan darah

Sama dengan jenis kanker lain, kanker serviks bisa membuat darah lebih rentan menggumpal. Sebagai contoh, sel kanker yang sudah menekan pembuluh darah vena di panggul bisa menghambat aliran darah dan menyebabkan penggumpalan darah di area kaki.

Kondisi di atas bisa mengakibatkan kaki menjadi bengkak, nyeri saat ditekan, atau kulit kaki memerah atau hangat ketika disentuh. 

Di samping itu, penggumpalan darah bisa terjadi akibat istirahat yang lama di tempat tidur setelah operasi atau akibat kemoterapi

Perdarahan

Pada kasus kanker serviks yang menyebar ke vagina, usus, atau kandung kemih, kerusakan serius pada jaringan tubuh bisa terjadi. Hal tersebut dapat menyebabkan perdarahan, yang mungkin dapat terlihat ketika pasien buang air kecil. 

Fistula

Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk di antara 2 bagian tubuh. Pada sebagian besar kasus kanker serviks, fistula dapat terbentuk di antara kandung kemih dan vagina atau di antara vagina dan rektum. 

Fistula merupakan komplikasi kanker serviks yang jarang terjadi. Diketahui hanya 1 dari 50 kasus kanker serviks stadium lanjut yang mengalami fistula.

Gagal ginjal 

Pada kasus kanker serviks stadium lanjut, ukuran kanker yang membesar dapat menekan ureter. Hal ini menyebabkan aliran urine yang keluar dari ginjal terhalang sehingga urine menumpuk di dalam ginjal (hidronefrosis) dan menyebabkan ginjal membengkak. Efeknya, fungsi ginjal pun terganggu, bahkan bisa terjadi gagal ginjal

Selain karena perkembangan sel kanker, komplikasi kanker serviks juga bisa terjadi akibat efek dari pengobatannya itu sendiri. Berikut adalah komplikasi yang dapat timbul akibat dari pengobatan kanker serviks:

  • Penyempitan vagina, mandul (infertilitas), dan menopause dini akibat radioterapi
  • Diare, rambut rontok, dan kerusakan ginjal akibat kemoterapi
  • Vagina kering, inkontinensia urine, dan tidak bisa memiliki anak, akibat histerektomi
  • Limfedema, bila kelenjar getah bening di panggul ikut terangkat setelah pembedahan atau efek dari radioterapi di area panggul 

Komplikasi kanker serviks, khususnya yang disebabkan oleh perkembangan sel kanker, bisa dicegah. Oleh karena itu, lakukanlah deteksi dini supaya keberadaan sel kanker dapat diketahui secepatnya. Dengan begitu, pengobatan bisa segera diberikan sehingga komplikasi kanker serviks bisa ditekan.

Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai dari pemeriksaan IVA, pap smear, hingga tes HPV DNA. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prosedur deteksi dini tersebut, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui chat