Karmic relationship adalah hubungan yang terbentuk atas dasar keyakinan bahwa seseorang dan pasangannya telah ditakdirkan bersama, bahkan telah terikat sejak kehidupan sebelumnya. Namun, hubungan seperti ini tidak selalu baik, bahkan bisa berdampak pada kesehatan mental bila tidak terkontrol.

Rasa yakin terhadap pasangan menjadi salah satu dasar dalam suatu hubungan. Namun, beda halnya dengan karmic relationship. Dalam hubungan ini, seseorang merasa sangat yakin bahwa pasangannya adalah jodoh yang sudah ditakdirkan untuknya.

Karmic Relationship, Kenali Tanda-Tanda dan Cara Mengakhirinya - Alodokter

Keyakinan tersebut membentuk rasa percaya yang sangat besar. Dengan begitu, orang yang menjalani karmic relationship jadi sulit untuk melihat kekurangan dalam diri pasangan. Di sisi lain, timbul rasa tergantung pada pasangan yang membuat hubungan terasa begitu intens dan penuh emosi.

Tanda-Tanda Karmic Relationship

Orang yang berada dalam karmic relationship biasanya merasakan ikatan yang kuat dengan pasangannya. Kalau dibayangkan, hal ini bisa saja terkesan indah dan begitu romantis, ya.

Namun, karmic relationship terkadang bisa mengarah pada perasaan negatif. Misalnya, sangat takut kehilangan pasangan karena merasa tidak bisa hidup tanpa kehadirannya. Tak jarang, hubungan ini juga bisa membuat seseorang terjebak dalam hubungan yang toksik.

Nah, agar tidak sampai terjebak dalam situasi demikian, penting untuk mengenal tanda-tanda karmic relationship yang tidak sehat berikut ini:

1. Rasa yakin telah ditakdirkan bersama

Tanda pertama seseorang berada dalam karmic relationship adalah adanya perasaan terikat yang dalam dan instan pada orang lain, seolah-olah sudah pernah bertemu dengan orang tersebut sebelumnya. Padahal, perasaan ini muncul meski hubungan belum terbentuk atau belum lama terjalin.

Ada yang bilang ini tandanya cinta pada pandangan pertama. Namun, jika tidak terkontrol, perasaan ini bisa berlanjut menjadi obsesi atau bahkan delusi.

2. Emosi yang naik turun

Dalam setiap hubungan, pasti ada masa ketika kamu dan pasangan punya pendapat yang berbeda. Hubungan juga bisa saja diwarnai sedikit pertengkaran karena hal-hal kecil. Masalah ini umumnya bisa terselesaikan tanpa harus melibatkan emosi.

Namun, dalam karmic relationship, pertengkaran kecil bisa sangat menguras emosi sehingga menimbulkan rasa marah atau sedih yang luar biasa. Hal ini bisa saja terjadi meski seseorang dan pasangan sedang dalam keadaan baik, bahkan setelah ia memberi perlakuan yang membuatmu bahagia.

Perasaan yang sering berubah-ubah dalam satu waktu ini bisa berujung pada kelelahan secara emosional atau burnout. Inilah alasannya, karmic relationship umumnya tidak bertahan lama.

3. Cinta buta

Karmic relationship bisa mejadi hubungan yang tidak sehat alias toksik, terutama jika berat sebelah karena satu pihak merasa harus selalu membahagiakan pasangannya dengan segala cara agar ia tidak ditinggalkan. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan cinta buta.

Cinta yang buta bisa membuat pasangan menjadi lupa diri, egois, atau bahkan memanfaatkan rasa cinta yang diberikan.

4. Sangat takut kehilangan pasangan

Orang yang berada dalam karmic relationship menjadi sangat takut kehilangan pasangan dan tidak bisa membayangkan jika hubungan yang sedang dijalaninya berakhir.

Hal ini bisa terjadi karena ia merasa sudah sangat terikat dengan pasangannya sehingga rela untuk meneruskan hubungan tersebut, meski ia atau pasangannya belum tentu bahagia bersama.

Rasa takut ini terkadang juga bisa disebabkan oleh rasa kesepian yang sudah lama dipendam atau trauma masa lalu, misalnya pernah kehilangan orang yang dicintai.

5. Ada masalah yang terjadi berulang kali

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, karmic relationship begitu intens dan menguras emosi. Karena terlalu banyak mengalami emosi yang campur aduk, pertengkaran dengan pasangan sering terjadi berulang-ulang dan berujung pelik sehingga sulit terselesaikan.

Cara Keluar dari Karmic Relationship

Saat berada dalam karmic relationship, seseorang percaya bahwa hubungannya dengan pasangan terbentuk karena takdir. Akibatnya, ia merasa harus menjalani hubungan terlepas apa pun keadaannya, termasuk bila pasangannya mudah marah dan sering berperilaku kasar, baik secara fisik, emosional, maupun verbal.

Nah, setelah mengenal tanda-tanda karmic relationship, penting untuk mencari cara untuk keluar dari hubungan ini. Berikut ini adalah cara-caranya:

  • Fokus pada kebutuhan diri sendiri dan pertanyakan apakah hubungan yang sedang kamu jalani bisa membuatmu menjadi versi terbaik.
  • Tetapkan batasan diri untuk orang lain (personal boundaries) untuk mengetahui sejauh mana kamu bisa menerima sifat pasangan.
  • Sadari dan diskusikan dengan pasangan tentang ada atau tidaknya sifat pasangan yang tidak bisa kamu terima.
  • Rencanakan masa depanmu sendiri tanpa melibatkan pasangan, misalnya dalam segi keuangan atau relasi.

Sebenarnya, tidak masalah jika kamu merasa pasanganmu adalah takdir yang sudah ditentukan. Namun, tetap perhatikan apakah kamu dan pasangan sedang menjalani hubungan yang sehat. Misalnya, saling menghargai, jujur, dan percaya, serta menjaga komunikasi.

Jika tidak, apalagi jika kamu mulai merasakan tanda-tanda karmic relationship atau kerap menerima perlakuan tidak baik dari pasangan, sebaiknya segera temukan solusinya meski harus mengakhiri hubungan.

Selalu ingat bahwa kamu harus memikirkan diri sendiri sebelum mempertahankan hubungan dengan siapapun, ya. Jika kamu kesulitan untuk mengakhiri karmic relationship yang sifatnya toksik, jangan ragu minta bantuan psikolog, ya.