Kedutan telapak tangan kanan bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti terlalu banyak minum kopi. Kondisi ini biasanya dapat hilang dengan sendirinya. Namun, jika terjadi secara berulang atau sering kambuh, kedutan telapak tangan kanan perlu ditangani oleh dokter.

Kedutan telapak tangan kanan terjadi ketika otot-otot di telapak tangan mengalami kontraksi secara berulang dan tidak bisa dikendalikan. Kedutan umumnya berlangsung dalam waktu singkat dan tergolong sebagai kondisi medis yang ringan.

Kedutan Telapak Tangan Kanan, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Selain itu, kedutan telapak tangan kanan juga dapat disertai keluhan lain, seperti nyeri di tangan, jari-jari kesemutan, dan tangan gemetar.

Penyebab Kedutan Telapak Tangan Kanan

Kedutan telapak tangan kanan bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menyebabkan kedutan telapak tangan kanan:

1. Konsumsi kafein berlebihan

Mengonsumsi terlalu banyak kafein bisa menyebabkan otot di seluruh bagian tubuh mengalami kedutan, termasuk otot telapak tangan kanan. Hal ini karena kafein merupakan stimulan alami yang dapat meningkatkan kontraksi otot dan memicu kedutan pada otot tersebut.

Agar telapak tangan tidak berkedut, batasilah asupan kafein menjadi hanya 400 miligram per hari atau sekitar 2–4 cangkir kopi. Kafein tidak hanya bisa ditemukan dalam kopi, tetapi juga di cokelat, teh, minuman berenergi, dan minuman bersoda.

2. Stres

Stres merupakan perubahan reaksi tubuh ketika mengalami tekanan baru. Saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol secara berlebih yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya kedutan telapak tangan kanan.

Selain tangan berkedut, stres juga dapat membuat penderita mengalami pusing, kelelahan, ketegangan otot, nyeri dada, mudah tersinggung, serangan panik, dan depresi.

3. Kurang tidur

Kedutan telapak tangan kanan juga bisa bisa disebabkan oleh kurang tidur. Orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur sebanyak 6–8 jam setiap harinya.

Bila waktu tidur kurang dari jumlah tersebut dan berlangsung selama berhari-hari, kondisi tersebut bisa memicu terjadinya berbagai gangguan kesehatan, termasuk kedutan telapak tangan kanan.

4. Dehidrasi

Dehidrasi juga bisa menjadi penyebab kedutan telapak tangan kanan. Saat tubuh mengalami dehidrasi, otot tidak bisa bekerja secara normal sehingga muncul keluhan berupa otot tegang, termasuk otot di telapak tangan kanan.

Semua orang bisa mengalami dehidrasi, tetapi anak-anak dan lansia lebih rentan mengalaminya. Kedutan akibat dehidrasi juga bisa disertai keluhan lain berupa sakit kepala, pusing, mulut kering, bau napas, serta sembelit.

5. Ketidakseimbangan elektrolit

Ketidakseimbangan elektrolit disebabkan oleh hilangnya asupan berbagai mineral di dalam tubuh, seperti fosfat, kalsium, klorida, natrium, kalium, dan magnesium. Akibatnya, fungsi dalam otot terganggu dan memicu terjadinya kedutan telapak tangan kanan.

Anda lebih rentan mengalami ketidakseimbangan elektrolit bila menderita penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, sirosis, dehidrasi berat, gangguan makan, dan mengonsumsi obat diuretik.

Selain kedutan telapak tangan kanan, gejala ketidakseimbangan elektrolit lainnya adalah sakit kepala, mual atau muntah, tangan kaki terasa kebas, sembelit, dan detak jantung tidak teratur.

6. Kram otot

Kram otot terjadi ketika otot berkontraksi secara tiba-tiba dan terasa nyeri. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh cedera otot atau penggunaan otot yang berlebihan, seperti berdiri terlalu lama atau mengangkat benda yang berat. Selain itu, kram otot juga sering kali terjadi pada atlet dan lansia.

Anda lebih rentan mengalami kram otot bila memiliki berat badan berlebih dan melakukan olahraga terlalu berat. Kedutan telapak tangan kanan akibat kram otot bisa juga bisa menimbulkan mati rasa, sulit tidur, hingga gangguan keseimbangan tubuh.

7. Efek samping obat-obatan

Obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan efek samping berupa kedutan telapak tangan kanan. Jenis obat yang dimaksud adalah obat golongan diuretik. Hal ini karena obat diuretik berfungsi membuang kelebihan garam dan air dalam tubuh melalui urine.

Jika garam dan air dibuang secara terus-menerus, kondisi ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan cairan di tubuh dan memicu kedutan di otot, termasuk otot di telapak tangan kanan.

8. Gangguan saraf

Kedutan telapak tangan kanan juga dapat disebabkan oleh gangguan saraf, seperti neuropati, mioklonus, dan penyakit Parkinson. Gangguan ini sering kali terjadi akibat cedera atau masalah genetik, sehingga menyebabkan saraf tidak berfungsi dengan baik.

Siapa pun bisa mengalami gangguan saraf, tetapi kondisi ini lebih berisiko dialami oleh lansia, pecandu alkohol, penderita diabetes, penderita penyakit autoimun, penderita gangguan ginjal, serta jika terpapar zat beracun.

Tidak hanya kedutan, gangguan saraf juga bisa membuat penderitanya kesulitan untuk beraktivitas, berkonsentrasi, berbicara, berpikir, bahkan sampai hilang ingatan.

Cara Mengatasi Kedutan Telapak Tangan Kanan

Kedutan telapak tangan kanan yang terjadi sesekali biasanya bisa sembuh sendiri tanpa penanganan khusus oleh dokter. Namun, untuk meredakan kedutan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, ada beberapa cara untuk mengatasinya, yaitu:

  • Memijat telapak tangan yang berkedut dengan lembut
  • Menggunakan kompres hangat saat telapak tangan kanan berkedut
  • Melakukan peregangan pada jari atau pergelangan tangan
  • Mengonsumsi air putih setidaknya 8 gelas per hari
  • Mengelola stres dengan melakukan meditasi atau yoga
  • Membatasi konsumsi kafein agar tidak lebih dari 400 miligram per hari
  • Mencukupi waktu tidur sebanyak 6–8 jam setiap hari

Sementara itu, kedutan telapak tangan kanan yang disebabkan oleh gangguan saraf memerlukan penanganan oleh dokter. Penanganannya pun tergantung pada penyebabnya, seperti fisioterapi dan obat-obatan untuk saraf, misalnya amitriptyline dan gabapentin.

Jika kedutan telapak tangan kanan tidak kunjung membaik dalam beberapa hari dan disertai dengan rasa sakit, bengkak, dan mati rasa, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai.